Antara Hujan dan Rokok

0 2 0
                                    

Terdengar suara ketukan pintu dari belakang, tanpa menoleh, pria yang tengah menikmati sebatang rokok itu langsung mempersilahkan orang yang ada di sebaliknya untuk masuk.

Ta'ar : "apakah yang bapak maksud urusan penting itu ngudud?"

Pak Guru berbalik memutar kursinya, menyenderkan rokok setengah hisap di bibir cawan berdebu.

Pak Mail : "seharusnya kau tidak ke sini"
Ta'at : kami boleh melakukan apapun yang kami inginkan, Bapak tidak bilang bahwa saya tidak boleh ke sini"

Disodorkanlah sekotak DJARUM ke depan meja, memberikan isyarat perdamaian lalu berkata "kalau begitu, duduklah dan temani Bapak duduk". Ta'at tidak menghiraukan bungkusan merah itu, ditariknya sebuah kursi ke depan jendela tepat di samping Pak Mail.

Pak Mail : "aku tidak akan memberimu nilai merah karena merokok"
Ta'at : "maaf sebelumnya Pak" gumam Ta'at dengan sangat lirih usai menghembuskan nafas panjang
Pak Mail : "apa yang harus ku maafkan?" tanya Pak Mail dengan santainya
Ta'at : "karena saya ketua kelas, mereka menyuruh saya menemui Bapak, tapi saya tidak tau harus berbuat apa, kurang dari tiga minggu kami UAS pak, kami khawatir tidak mendapat kejelasan tentang UAS ini"
Pak Mail : "lalu, apa mau kalian?"
Ta'at : "kami ingin nilai bagus Pak, jujur saja saya sendiri ingin membuktikan kalau nilai seratus bisa saya dapatkan Pak"
Pak Mail : iya, bagaimana caranya? "

Waktu seakan berhenti sejenak, tak ada lagi jawaban yang dikeluarkan oleh Ta'at, kedua orang itu sama-sama menatap hujan yang terus menggenang tanah. Diambilah sebungkus rokok dari atas meja, dilorotnya satu batang lalu disulut dengan korek, kemudia di hisap sambil tersenyum lalu berkata. "beneran boleh kan Pak?". Mereka hanya duduk diam menikmati udara dingin yang dibawa hujan dan kehangatan asap nikotin, tak berselang lima menit Ta'at bangkit dari tempat duduknya lalu ijin kembali ke kelas, dirinya berlari menuju tempat sampah lalu membuang sisa rokoknya kemudia berjalan menuju kelas sambil batuk.

Disisi lain tampak suasana kelas penuh ketegangan, baru kali ini ruangan itu senyap dalam keadaan tanpa pengajar. Sebagian menatap layar HP seakan tidak tau apa yang telah terjadi sebelumnya, sama sekali tidak ada suara pembicaraan, yang terdengar hanyalah rintikan hujan tanpa kunjung berlalu. Ta'at datang membuka pintu membawa senyuman, teman-temannya seketika menegakkan kepala dengan penuh harapan, menunggu rangkaian ungkap dari ketua kelas
Ta'at : "Pak Mail sedang ada urusan yang sangat penting, beliau bilang suruh kerjakan latihan akhir semester di LKS"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ujian Bulan NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang