Hal Baru

3 0 0
                                    

Pagi ini aku memulai hari di dapur, nona Bis sedang sakit. Pagi ini ia ingin dibuatkan semangkuk sup krim hangat dengan potongan wortel dan sosis, serta ayam yang direbus dan juga krim kesukaan nona Bis. “Bi, tolong buatkan saya ice chocolate hangat ya bi.” Kata nona Bis dengan nada lesuh yang sedang berbaring di tempat tidurnya. “Ice chocolate hangat non?” tanyaku bingung dengan perkataan nona Bis yang dia ucapkan tadi. “Iya, bi.. EH!! Maaf-maaf maksudku hot chocolate bi.” Jawab nya dengan nada sedikit dibesarkan karna kaget mendengarkan jawabannya sendiri. “Nona, maaf susu coklat sedang habis, boleh bibi beli ke supermarket dulu non?” tanya ku pada nona Bis. “em, bi Yuti mau beli susu coklatnya dengan bus didepan perumahan itu ya?” tanya nya dengan nada sedikit semangat. “iya non” , “Bis boleh ikut ndak bi? Bis sudah mulai enakan nih, bosan dari seminggu ini hanya istirahat di atas tempat tidur.” Tanya nya dengan nada melas , seakan aku ikut merasakan apa yang nona Bis sedang rasakan.

Setiap hari aku hanya hidup di rumah mewah ini bersama nona Bis, dan dengan teman-teman se-pekerjaku yang juga bekerja untuk menjaga rumah ini. Orang tua nona Bis selalu pergi, mereka bilang sedang mengurus pekerjaan-nya di berbagai luar negeri, sehingga hanya empat sampai lima kali, orang tua nona Bis pulang kerumah ini. Sejak kecil nona Bis sudah terbiasa hidup dengan aku dan para pekerja lainnya. Nona Bis adalah anak tunggal , ia sudah kurawat sejak 13 tahun yang lalu. “Non yakin, nanti kelelahan ikut bibi, ini naik bus loh non.. Nona yakin? Banyak orang dan pasti sedikit panas.” Jawab ku dengan sedikit meragukan nona yang tiba-tiha ingin ikut dengan ku menggunakan bus yang akan menjadi pengalaman nona Bis menaiki bus pertama kali dalam hidupnya. “Tak apa bi, aku juga bosan disini, aku ingin melihat dan merasakan dunia luar, bibi juga kulihat sangat suka dan senang jika bepergian menggunakan bus, aku jadi penasaran. Biarkan aku ikut merasakan kebahagiaan bibi dengan bus itu ya bi.” Jawab nona dengan nada bercanda di akhir kalimatnya, namun aku merasa bahwa candaan itu sebenarnya akan membuat nona benar-benar merasa bahagia. “Baik non, non Bis siap siap dulu ya, bibi juga mau lihat perlengkapan apa saja yang sudah habis.” Jawab ku , seusai itu aku langsung menutup pintu kamar non Bis dan berjalan menghampiri lemari es dan peralatan dapur.

“Bi, Bis sudah siap, apa bibi sudah tahu apa saja yang perlu dibeli nanti?” Tanya nona Bis yang tiba-tiba menghampiriku di dapur belakang dekat kolam renang. “Sudah non,” jawabku.. “Bi aku ajak sih mio ya..” jawab nona Bis sambil menggendong mio. Mio adalah kucing kesayangan nona Bis yang ia rawat sejak kecil, bulu mio sangat bagus. “Ok non, non Bis siap jalan kaki sedikit ke halte depan perumahan? Apa mau bibi gendong?” Jawabku dengan sedikit bercanda agar nona bisa tersenyum. “Sudah bi, ayoo aku dan mio sudah tidak sabar, sudah tak apa aku sudah sehat karna bibi mau membawaku ke bus itu!” Jawab nya sambil memegang tas warna biru tosca kesayangan nya itu. “Oke, kita berangkatttt.” Jawab ku sambil memegang tangan nona Bis dan berjalan menuju keluar perumahan. “Nona tunggu sebentar, duduk disitu dulu ya, bibi mau melihat-lihat apa bus nya sudah dekat atau belum.” Kata ku sambil menunjuk sebuah tempat duduk panjang yang berada di halte itu. 
Tak sampai lima menit, bus datang dan berhenti tepat di garis tanda tempat bus berhenti. “Bi itu bus nya ya? Ayo kita masuk!” kata nona Bis sambil menarik tanganku untuk berdiri dan bergegas menaiki bus ini. Dengan cepat kami langsung duduk di kursi yang hanya tersisa tiga buah tempat duduk di ujung paling belakang bus. “Ku lihat disini sedang ramai-ramainya, tidak biasanya jam segini bus ini seramai ini.” Celetuk ku dalam hati, aku khawatir jika nona Bis akan risih dengan tempat ini, karna sejak dari bayi ia sudah terbiasa dengan mobil putih panjang dan mewah bahkan rasanya sudah seperti rumah kedua , kar’na kenyamanan dan tempat duduknya yang bisa diatur hingga menjadi ranjang tempat tidur, dengan pengaturan lampu , dan juga kedinginan AC yang sangat nyaman di mobil itu.

Bi Yuti and The BisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang