Kembali

1 0 0
                                    

"Yuti, kenapa nona Bis pulang dengan menangis dan berantakan seperti itu?! Kamu apakan dia?!" tanya bi Surti yaitu pembantu di rumah ini juga. Ia lebih lama bekerja disini, sejak nona Bis belum lahir. Sejak aku datang ke rumah ini dan bekerja, bi Surti nampak tak suka pada ku. "iya bi maaf, saya baru saja membuat mio pergi hilang di daerah supermarket saat kami hendak berbelanja tadi. Kami sudah mencari-cari tapi tidak ketemu bi." Jawab ku sambil menjelaskan dengan tertunduk lesuh. "HAH, Bisa bisanya kamu menghilangkan kucing kesayangan nona Bis yang harganya mahal itu!" Tegas bi Surti membentakku. "Sudah sana cari mio lagi! jangan pulang kamu jika belum bertemu mio! Aku akan sampaikan hal ini pada nyonya dan tuan! Kamu benar-benar sudah kelewatan." Ancamnya , dan kali ini aku mulai mengeluarkan air mata. " Baik bi." Jawabku sambil mulai jalan ke pagar untuk mencari mio.

Namun tak lama setelah aku membuka pagar tiba tiba aku melihat ibu yang ada disupermarket tadi. "Permisi mbak, mbak maafkan anak saya yang tadi teledor ya.. kami tadi membantu cari di bagian belakang supermarket, kami menemukan kucing mbak sedang tidur di tumpukan gabus punya supermarket. Saya tau rumah mbaknya dari bapak bapak satpam yang menjaga parkiran, maka dari itu saya kemari. Maafkan saya dan anak saya ya mbak." Kata ibu itu dengan meminta maaf tak henti henti. "iya bu, tidak apa.. terima kasih ya, mohon lain kali lebih bisa hati-hati ya bu." Jawabku dengan hati mulai lega dan senang melihat mio berada di pelukan ku kembali. "Ya mbak, maaf ya mbak kalau begitu saya permisi ya.." jawab ibu itu sambil keluar dan pulang. Aku mencium cium mio tak henti henti, "nyawa pekerjaan dan masa depanku ada di kamu mio, jangan pergi pergi lagi ya!" kataku dengan gemas.

"Non, mio pulang.." panggilku didepan kamar nona Bis.. "MIO?!" teriaknya dalam kamar, dan langsung berlari membuka pintu. "Mio!! Kemana saja kamu, kamu membuatku buang-buang tisu tau gak! Jangan pergi-pergi lagi!" Teriaknya dengan girang dan memeluk mio tak berhenti, kurasa mio akan sesak napas karna nona Bis memeluknya dengan begitu lama dan erat. Aku pun menjelaskan kejadian yang membawa mio kembali kerumah ini lagi. Kami berdua pun merasa senang. Aku benar-benar merasa kehilangan mio tadi. Biasanya tiap minggu sore aku dan nona Bis membawa mio berjalan jalan, kami main bareng dengan mio, dan nona Bis tidak pernah dibolehkan untuk mengajak teman nya kerumah, ia pun tak mau jika teman-temannya bermain dirumah, karna ia merasa hanya mio temannya.

"non, bi Yuti mau pergi ke supermarket itu lagi ya non, barang keperluan kemarin belum sempat bibi beli. Sekalian mau berterima kasih pada bapak satpam kemarin. "Oke bi, boleh aku ikut?" tanya nya.. "sudah nona Bis kali ini dirumah saja ya, banyak istirahat.. nona Bis baru saja sembuh kan? Apalagi kemarin sudah bibi ajak lari-larian. Nanti kambuh lagi sakit nona Bis." Jawabku mengingatkan. "oke deh bi, hati-hati ya bi." Aku pun berangkat dengan busri. Sesampainya disana aku langsung ke bapak satpam dan berterima kasih banyak banyak karna bantuan mereka. Setelah itu aku mulai masuk ke supermarket dan mulai mengambil segala bahan-bahan dapur dan segala macam perlengkapan rumah yang sudah habis. Setelah selesai memilih, aku mulai ke kasir untuk membayar, dan berjalan ke arah pintu keluar.


Bi Yuti and The BisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang