🕓 04 | Tears Falling Down

8 2 2
                                    

Classic Piccolina Residence
13:23 pm

Naeva menjatuhkan dirinya di atas sofa ruang keluarga; lelah karena mencoba serangkaian outfit untuk hari pernikahan itu hilang ketika mendengar derap langkah pantofel dan heels mendekat ke arahnya. Anak gadis itu membenarkan posisi duduknya seraya pasangan yang akan menikah itu duduk di seberangnya berdampingan.

Acara mencoba outfit itu akan berjalan lancar. Ya, dia percaya seratus persen berjalan lancar kalau tidak ada suara yang menginterupsi mereka saat Naeva masih di dalam ruang ganti; bersiap-siap untuk memamerkan dirinya dengan busana hasil tangan Miss Margaretha.

"Jay pacaran dengan Cathania, Pa."

Hanya itu.

Sebuah rahasia Naeva dilolongkan dengan tegas hingga dia mengurungkan niat untuk keluar sampai Ibunya yang memintanya bergabung dengan mereka.

Semuanya berjalan dengan cepat dan berpacu dengan jantungnya. Sudut matanya melihat kedua orang dewasa itu masih diam melihat ke arahnya seolah meminta penjelasan sekarang ini.

Tidak ada yang peduli dengan perut yang minta diisi karena melewati jam makan siang sekarang. Naeva setia menunduk dan meremas kedua tangannya gusar mendadak mendongak ketika pernyataan dari bibir Mamanya terdengar.

"Mas, ayo batalkan saja pernikahan kita."

"Mama?!" teriak Naeva spontan. Dia langsung berdiri menghampiri pasangan itu, berlutut di depan mereka; mengambil tangan Ibunya dan menggeleng ribut.

"Kyle? Kamu serius?" sambung Samuel yang menatap tak percaya tunangannya.

Anak remaja satu-satunya itu menggeleng, "Nggak, Om. Mama tetap akan menikah. I and Lion already broke up."

Kyle terisak, mengajak anaknya sama-sama berdiri dengannya. Tangannya yang mengusap punggung tangan anak gadisnya, "Kamu dan Jaden cocok untuk bersama. Mama tidak pernah tahu kalau kamu pacaran dengan anak Om Sam."

“Mama nggak salah. Mama bahagia sama Om Sam? Lagipula, kami udah putus.” Naeva menghibur wanita yang telah melahirkannya itu.

Samuel ikut berdiri, dia mengantar pulang dua perempuan berbeda usia setelah Jaden memilih kabur dari butik karena dia membentak dan menampar anak tunggalnya itu.

“Om tahu ini tidak mudah. Anak Om sejak kecil dia memaksakan keinginannya; tidak akan menyerah dengan pendiriannya. Sekali Om lihat, Om tahu kalau anak itu menyukaimu. Kamu yakin sudah putus?” tanya pria yang dihormati oleh ratusan karyawannya dengan tegas dan bernada normal.

Naeva membungkam ketika mendengarnya, enggan untuk bersuara membuat Samuel sudah mendapatkan jawabannya.

“Bagaimana menurutmu?” tanya Samuel lagi.

Naeva melepaskan tautan tangannya dengan Kyle, menghadap pria beranak satu itu dengan pemikiran yang sudah bulat. “Ujian akan dimulai Senin ini. Hasilnya akan keluar akhir bulan ini. Aku sudah mendapatkan surat rekomendasi untuk bisa belajar di London,” kata gadis tersebut tiba-tiba.

Kyle terkejut, “Kamu mendapatkan surat rekomendasi dari sekolah?”

Naeva mengangguk mantap, mengambil tangan Ibunya karena merasa berat mengatakan ini, “Iya, Ma. Aku mendapatkannya tiga hari yang lalu. Aku enggan menggunakannya karena tidak ada niat untuk ke luar negri. Tapi, sekarang, aku sudah tahu jawabannya. Kalau semuanya berjalan lancar, aku akan terbang sehari setelah pernikahan Mama dan Om Sam.”

Tangan gadis itu terulur mengusap pipi tirus Kyle yang telah membuat sebuah jembatan panjang.

“Maafkan aku, karena tidak bisa lama-lama di Indonesia bersama Mama.”

Ucapan tulus dari anak gadis itu membuat Kyle meloloskan tangisannya; menarik Naeva ke dalam pelukannya. Sepasang maniknya itu telah banjir air mata, tidak tega anaknya mengalami seperti ini karena dirinya.

“Mama jangan sedih. Mama pantas bahagia dengan Om Sam. Populasi laki-laki di dunia masih banyak, aku akan mencari yang lain. Lagipula, aku harus fokus sekolah dulu seperti yang Mama bilang.”

Kyle melonggarkan pelukan dan menyentil dahi anak gadisnya main-main, “Sudah Mama hukum kamu. Belajar dulu, ya. After graduate, you can find a man.”

Samuel hanya tersenyum tipis, hatinya menghangat melihat interaksi ibu-anak itu yang kalem. Berbeda dengannya dengan Jaden yang sudah seperti melihat musuh sejati tiap kali bertemu.

“Om, Ma, kalau gitu aku ke kamar dulu, ya.”

Naeva L.C
[Lion]
[Sampai D-1]
[After that, we are going to break up no matter what]

C [Lion] [Sampai D-1] [After that, we are going to break up no matter what]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

Namanya juga cerpen, makanya cepat-cepat semua phase-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya juga cerpen, makanya cepat-cepat semua phase-nya.

Hehe, bentar lagi tamattt.

Sampai jumpa lain waktu!

30 Desember 2022

Rain of April ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang