.
§
.
Typo bertebaran
..
Happy Reading
.§
.
Sore ini adalah hal yang paling membosankan untuk Alvin, ia ditinggal sendiri di rumah sakit. Tadi Allo dan Alia tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi dia mencoba untuk jalan-jalan di taman rumah sakit saat ini. Perutnya memang sedikit nyeri jadi dia berjalan dengan pelan. Dia lelah dan memutuskan untuk mencari tempat duduk, semua tempat duduk penuh tapi ada satu disamping seorang pemuda. Alvin mencoba untuk izin."Permisi bang, boleh duduk disamping lo"
Tidak ada jawaban hingga 2 menit terakhir, bahkan pemuda itu tak menoleh padanya. Karena tak ada jawaban jadi Alvin duduk aja, masa bodoh yang penting ia sudah izin seperti itu pikir Alvin.
"Pergi" Ucap pemuda itu datar dan dingin, suaranya parau seperti habis menangis.
"Hah?"
"Gue bilang pergi" Ucap pemuda itu lagi dengan menolehkan kepalanya dan menatap Alvin dengan pandangan terkejut.
"LO" Ucap Alvin ngegas saat melihat wajah pemuda itu, ternyata ia adalah Austin
Iya, tadi memang Austin pergi dari kamar Bintang. Ia menuju taman rumah sakit untuk menenangkan pikirannya, pikirnya. Tapi apa ini ia melihat anak cupu yang sering membully Agam disini, Austin memang sedikit tidak peduli pada Agam. Dia pikir adeknya lah yang pertama, orang lainmah biarin aja.
"Alvi"
"Hmm" Jawab Alvin malas, ia ingin pergi dari sini tapi dia malas untuk berjalan.
"Berubah" Ucap Austin dengan tampang datarnya tidak ada keterkejutan lagi di wajahnya
"Kalau omongan yang pajang dikit nyet, gue gak paham lo ngomong apa"
"Hmm"
"Udahlah gue mau balik aja"
"DASAR SETAN" Teriak Alvin dari kejauhan dan mengacungkan jari tengah pada Austin
Austin tersenyum melihat itu dan melihat Alvin rumit. Andai saja ia tak melakukan kesalahan, andai ia mempercayai adeknya. Austin hanya bisa berandai-andai dan mencoba untuk menggapai Bintang kembali.
.
.
.
Di ruang rawat Bintang, di sana terdapat Win dan Serena yang mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Bintang. Tapi Bintang hanya fokus pada henponnya dan mengabaikan mereka.
"Bintang apa kamu lapar?" Tanya Serena
"Ini Bunda masakin makanan kesukaan kamu, kamu makan dulu ya"
Bintang bukan hanya mengabaikan, melirik saja tidak. Seakan tak peduli dengan keberadaan orang tuanya, Win yang geram dengan sikap Bintang ingin sekali memarahinya tapi Serena memegang tangannya erat. Memberi isyarat jangan bertindak dan mengacaukan segalanya. Bintang tak histeris atau mengusir mereka saja Serena merasa lega.
BRAK
"ANAK MOMMY KENAPA SAYANG"
"ADUH DUH ANAK MOMMY"
Suara dobrakan disusul dengan teriak seorang wanita membuat semua yang berada dalam ruangan kaget.
"MOMMY JANGAN TERIAK, INI RUMAH SAKIT BUKAN HUTAN" Sahut Bintang dengan lantang membuat Win dan Serena memasang raut wajah cengoh. Bintang sekarang tidak memakai masker oksigen lagi ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berubah
RandomGalvin Bintang Smith seorang anak yang tidak dianggap oleh keluarganya.Dan dibully oleh teman-temannya dengan sebutan cowok culun dan miskin. Suatu hari ketika Ia membaca sebuah novel transmigrasi berjudul "My Life" Galvin menjadi termotivasi u...