1

35 6 5
                                    

Hani memejamkan mata miliknya sejenak.

Namun dirinya tak bisa tidur. Padahal sudah seribu upaya ia lakukan untuk bisa terjun dalam dunia bawah.

"Gimana caranya bisa tidur?" Gumam nya pada diri sendiri.

Hani memutar-mutarkan bola mata miliknya, berharap ada sesuatu yang mengganggu fokus nya sehingga ia bisa melakukan suatu kegiatan.

"Aha! It's a good for me!"

Hani mendirikan punggungnya, dan meraih sebuah buku di samping ranjang. Tepatnya di atas laci usang.

Ia membuka halaman demi halaman, melihat deskripsi singkat tentang isi di dalam nya.

"Oh, buku cinta." Ujarnya dengan lugas.

Wajar bila Hani terlihat seperti orang yang bingung, pasalnya ia tak pernah membaca buku yang satu ini.

Meski sebenarnya, ia suka membaca buku, apalagi buku novel tentang percintaan atau kerajaan. Lebih-lebih lagi buku slice of life.

"Okey, sebelum matahari munculin kepala botak nya, aku wajib tidur!"

Hani membuka halaman terakhir. Entahlah, apa yang membuatnya sampai harus melangkah sejauh itu.

Padahal dia belum tahu alur cerita nya sama sekali!

"Biar cepat tidur, mesti baca ending dulu!" Gerutunya pada diri sendiri.

Hani membaca kalimat demi kalimat di buku itu, bahasa nya sangat tertata rapih dan mudah dipahami.

Tidak terlalu bertele-tele dalam menceritakan konflik.

"Bagus bukunya!" Puji nya.

Pandangan Hani terus tersorot, halaman terakhir membuat nya jatuh cinta. Lebih-lebih saat ia melihat gambar seseorang.

Hani membulatkan matanya lebar, terlihat jelas wajah yang berbinar.

"Ini?"

Hani membuka mulutnya dengan sangat lebar! Membuat air laut keluar bagaikan bendungan yang sudah jebol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hani membuka mulutnya dengan sangat lebar! Membuat air laut keluar bagaikan bendungan yang sudah jebol.

"Ganteng banget!" Ucap Hani dengan nada sedikit melengking.

Menyadari suaranya besar, Hani mengangkat kedua tangannya menutup mulut.

Ia takut bila 'orang-orang' itu datang.

Kemudian, Hani membaca paragraph yang terakhir, sebelum tulisan END.

Semua kehidupan berjalan begitu saja, bagaikan roda kereta kuda milik sang Ratu.

Semua rakyat memberi sorak riuh penuh sukacita, ada yang memberikan bunga kepada para rombongan istana. Dan ada juga yang membunyikan suara terompet.

Sukacita besar telah hadir di kerajaan Civagi. Termasuk, kedua pasangan ini.

Raja dan Ratu, hidup bahagia. Setelah penghianat itu telah sirna!

Love For The Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang