1

4 2 2
                                    

𝘗𝘙𝘈𝘕𝘎𝘎...

Suara pecahan kaca itu bergeming menggema di seluruh rumah. Bocah yang berumur 12 tahun pun turun ke bawah menghampiri arah suara pecahan kaca tersebut.

"Ma-ma gak papa?" tanya Gaza kecil melihat mamanya duduk tersungkur dengan raut wajah kaget. Gaza yang tidak tahu apa-apa hanya bergeming.

Tiba-tiba suara knop pintu terbuka menampilkan sosok papanya dan satu wanita memakai 𝘥𝘳𝘦𝘴𝘴 ketat di atas lutut dengan belahan dada terbuka berwarna merah. 

Gaza berlari kecil menghampiri papanya yang baru pulang dan memeluk papanya

"Papa pulang." ucap papanya tersenyum membalas pelukan putranya. Wanita yang di sebelahnya hanya tersenyum sinis. Gaza yang melihatnya hanya menautkan alisnya dan berbisik kepada papanya

"Siapa wanita itu pa?" sambil melepaskan pelukan nya, papa nya membalas 

"Itu calon mama baru kamu." Gaza melotot kaget, ia tidak terima kalau papa nya akan menikah lagi, apalagi ia tidak kenal dengan wanita itu, sangat asing baginya. 

Gaza sangat menyayangi mama nya, ia tidak ingin mama nya terluka atau pun menangis. Dengan berani Gaza membentak papa nya.

"GAZA GAK MAU PUNYA MAMA KAYAK DIA PA!" tunjuk Gaza dengan sorotan tak suka, papa Gaza emosi dan memukul kepala Gaza tanpa belas kasihan.

𝘉𝘜𝘎𝘏...

Gaza tersungkur dilantai, ia mengelap sudut bibir kirinya yang mengeluarkan darah dengan kasar dan merasakan denyutan hebat di kepalanya. Gaza mendongak melihat papa nya dengan tajam. Wanita yang dari tadi melihat dari dapur langsung menghampiri arah suara pukulan tadi.

"JAGA OMONGAN KAMU GAZA!" bentak papa nya membalas tatapan tajam Gaza.

Gaza yang tak pernah takut berdiri dan menghampiri papa nya mencoba menghilangkan rasa sakit yang berada di kepalanya. Saat hendak memukuli wajah papa nya, tiba-tiba ada seseorang wanita paruh baya menarik lengannya.

"Jangan lakukan hal yang mama larang Gaza." Gaza pun terdiam 

"Biarkan mama yang bicara empat mata dengan papa." sambung wanita tersebut menatap sini kedua orang yang berada di hadapannya saat ini.

Gaza pun menganut dan mengurung kan niatnya memukul papa nya.

Mama nya menghampiri papa Gaza lalu menampar nya

𝘗𝘓𝘈𝘒...

Satu tamparan mulus mendarat di pipi kiri suaminya, dengan terpaksa sang suami tertoleh ke kanan. Sontak membuat wanita yang ada di sebelah nya kaget.

Aldo mengepalkan kedua tangannya kembali menatap sang istri dengan tajam.

"Berani-beraninya kamu mas, pulang-pulang bawa cewek jalang kerumah ini!" teriak Renna menatap suaminya dengan emosi yang tak tertahan kan, ia sudah curiga tentang perilaku suaminya yang sudah jarang sekali pulang kerumah.

Aldo membalas tamparan tersebut di pipi kanan Renna. Ia tak sanggup lagi menahan amarah, kini ia sedang di puncak emosinya.

"APA KAMU BILANG?!!!" Aldo mulai menarik kerah baju Renna tanpa belas kasihan. Gaza yang melihat ingin melawan namun ia tak ingin membuat masalah lagi, ia bersembunyi dibawah meja ruang tamu, dengan lutut tertekuk.

Renna terdiam ia tidak berani melihat wajah sang suami yang sudah merah padam, matanya menyiratkan emosi yang meluap-luap. Namun ia terheran-heran mengapa suaminya membela cewek jalang daripada istrinya, ia tak pernah dapat pembelaan dari suaminya sampai seperti ini.

"Udah mas, kita cerai aja. Capek aku." ucap Renna lirih ia memegang tangan suaminya "Lepasin." pintanya.
Aldo menurunkan tangannya melepaskan cengkraman dari baju istrinya. Lalu Aldo mengambi surat yang ada didalam tas kantornya dan disodorkan ke arah Renna dengan raut wajah dingin.

Isi surat itu adalah surat cerai yang sudah ditanda tangani oleh Aldo. Aldo diam-diam melakukan ini, setelah 3 tahun menikah dengan Renna.

"Cepat tanda tangan surat ini!" Titah Aldo memberi surat dan bulpen di tangan Renna.

Renna mengangguk pasrah, akhirnya ia menanda tangani surat tersebut dan pergi kekamar untuk membereskan barang-barang, ia akan meninggalkan rumah tersebut.

Aldo mengambil surat lalu diperlihat kan lah ke wanita di sebelahnya dengan senyuman lebar. Wanita itu pun mengangguk dan tersenyum lebar juga.

Gaza kecil yang melihat ini dari kolong meja mengepalkan tangannya, ia bersumpah akan membunuh wanita selingkuhan papanya suatu saat nanti.

Renna pun turun membawa 1 koper sedang dan 1 tas kecil lalu pergi meninggalkan rumah mewah ini, beserta Gaza kecil yang masih bersembunyi di kolong meja. Tanpa pamit sekalipun.

GARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang