30 Desember 2022
Wanita berambut panjang dengan dress retro selutut bernuansa tahun 80an yang di balut dengan coat panjang berwarna hitam terlihat sedang menyeret kopernya dengan anggun. Wanita itu baru saja tiba, di bandara udara internasional Leonardo da Vinci, Roma, Italia. Setelah perjalanan 13 jam di udara dari Bandara Changi Singapore. Tujuannya ke Italia tentu saja untuk merayakan tahun baru di negara itu sambil menikmati cuti dari pekerjaannya. Sekaligus melarikan diri dari tuntutan keluarga yang meminta ini itu padanya mengingat ia adalah tulang punggung bagi keluarganya yang berada di Indonesia.
"Miss Kalimaya!"
Wanita berusia 24 tahun itu mengedarkan pandangannya mencari sumber suara yang memanggil namanya dengan lantang. Kalimaya akhirnya menjatuhkan pandangannya pada seorang pria yang sedang berdiri berjalan kecil kearahnya dengan kertas bertuliskan nama dirinya.
"Miss-- Kalimaya kan?" Ucap pria itu sekali lagi namun kali ini sedikit ragu.
Kalimaya mengangguk dan melemparkan senyuman kecil sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.
"Saya Prawara tour guide solo kamu yang akan menemani kamu selama tiga hari di Roma."
Kalimaya sedikit bingung mendengar ucapan pria dihadapannya, karna setaunya tour guide dia selama beberapa hari nanti adalah seorang perempuan, bukan pria berwajah dingin ini yang akan menemaninya selama tiga hari di kota ini.
"Maaf? Sepertinya mas salah orang, saya disini untuk seminggu bukan 3 hari. Tour Guide saya juga seorang wanita?"
Pria yang memiliki rambut gondrong sebahu dengan kumis tipis diwajahnya mengeluarkan handphonenya dari sakunya kemudian terlihat sedang menelfon seseorang. Pria itu tidak berucap banyak sebelum akhirnya menyodorkan handphonenya kepada wanita dihadapannya.
"Rea, tour guide yang seharusnya menemani kamu mau ngomong." mau tidak mau Kalimaya menerima handphone Prawara untuk menjawab panggilan dari seseorang yang seharusnya menerimanya.
"Kak Maya mohon maaf banget sebelumnya baru mengabarkan, kemarin saya baru saja terkena musibah kecil, saya keserempet mobil saat mau menyebrang, untungnya tidak parah hanya lecet ditangan sama kaki saja sedikit, kata dokter sebenarnya tidak begitu parah cuman luka yang dikaki baru akan kering dalam 2-3 hari. Saya sudah mengabari kak Maya lewat telegram cuman mungkin belum masuk. Prawara adalah salah satu teman saya yang juga pernah menjadi tour guide kak, jadi jangan khawatir, meskipun mukanya kurang ramah tapi dia cukup cocok untuk kakak yang hanya membutuhkan seseorang untuk mengantar kemanapun tujuan kakak selama 3 hari kedepan. begitu sembuh saya berjanji akan kembali menemani kak Maya sesuai kesepakatan kita. sekali lagi mohon maaf yaa kaaak"
Kalimaya melirik pria dihadapannya sekilas kemudian menggigit bibirnya dengan ragu, "Emm... apa tidak ada teman wanita Kak Rea yang kira-kira bisa menemani saya? jujur sebenarnya saya agak kurang nyaman jika berdua saja dengan pria yang baru dikenal."
Prawara sontak tersenyum paham kemudian kemudian memundurkan badannya beberapa langkah dari Kalimaya berusaha menjaga jarak.
"Akan saya usahakan ya kak, tetapi mungkin untuk hari ini mas Prawara yang menemani kak Maya sembari saya mencari teman saya yang lain yang bisa menemani kakak, karna kebetulan ini akhir tahun kak, banyak teman-teman yang cuti."
"Baik kak kalau begitu saya tunggu kabarnya ya."
Begitu percakapannya selesai, Kalimaya mengembalikan hp pria yang sedang berdiri beberapa langkah darinya.
"Maaf sebelumnya bukannya saya menolak, but i just feel uncomfortable with a stranger. especially a guy..." Kalimaya menautkan kedua tangannya dengan gelisah merasa tidak nyaman sekaligus tidak enak dengan pria dihadapannya. Meskipun pria ini berasal dari negara yang sama dengannya yang seharusnya bisa membuatnya sedikit lebih nyaman tetapi Kalimaya sejatinya adalah seorang wanita yang sangat sulit untuk berkomunikasi dengan pria. ditambah lagi dengan pria yang baru ia temui.