tanpa ingatan

14 2 6
                                    

Dalam hutan aku terbang langit yang cerah burung berkicau dengan merdu. Aku berjalan memperhatikan sekitar tak ada apa apa selain pohon, hingga aku sadar terdapat sebuah layar yang tiba tiba muncul di hadapan ku, disitu ada wajahku dan namaku?, Namaku terlihat buram dan saat aku berusaha mengingat nya aku sama sekali tidak tau, ingatan ku sepertinya rusak. Disana juga ada kata kata seperti, STR, DEX, AGI, dan kata singkat lainnya yang aku tak mengerti disebelahnya terdapat angka 255, aku berusaha mengabaikannya dan melihat ke sisi lain, level, ras dan skill kali ini itu yang menjadi perhatian ku, aku berlevel 1 dan ras ku adalah manusia. Tak ada penjelasan apapun dalam skill, namun saat ku sentuh keluar layar kedua dia sana banyak sekali skill paling atas adalah skill penyimpanan, ini memungkinkan ku membawa banyak barang dalam sebuah ruang hampa dan bisa di keluarkan kapanpun, yang lain lagi ada skill, pedang, panah, tombak, sihir, dan masih banyak lagi, aku membukanya dan berusaha mempelajari evek setiap skill.

Aku telah mempelajari banyak sekali skill termasuk skill penyimpanan yang mana di sana ada banyak senjata, ku keluarkan sebilah pedang dan ku coba ayunkan, rasanya pas sekali di tangan ku. "Heyyy pemuda di sana" aku mendengar teriakan dari atas bukit saat ku tengok itu adalah seorang pria besar agak gemuk dengan janggut dan rambut yang mulai memutih, aku berjalan ke arahnya dan menyimpan pedang ku dalam penyimpanan.

"Apa yang kau lakukan di hutan ini?" Dengan suara lembut dia bertanya.

"Aku tak tau, saat aku sadar aku sudah ada di sini, aku bahkan tak bisa mengingat apapun tentang ku" aku menjawabnya dengan santai. Ia menatapku dengan aneh. "Apa kau sama sekali tak bisa mengingat nama mu?" Aku hanya menggeleng, "kalau begitu aku akan memanggil mu tuan petualang" aku menyukai sebutan itu "kalau begitu kenalkan, aku adalah Tenert, salam kenal ya" aku menyambut jabatan tangan yang ia ulurkan.

Tenert mengajak ku berkenalan dengan beberapa rekan yang lainnya, ada Libera gadis berambut pink yang di kuncir dua, di pinggangnya dia simpan sebuah sarung tinju, dia gadis yang cukup energik, kemudian ada Virgo pria dengan tembakan di tangannya, berambut merah dan mengunakan masker dia tampak seperti orang yang banyak masalah, namun ternyata dia sangat sopan dan baik dia memberikan beberapa ramuan berwarna merah, dan juga masih ada anggota lain mereka yang sedang mengurus kereta dan mahluk yang menariknya, mahluk besar dan berbulu lebat dengan dua tanduk saat aku bertanya makhluk itu bernama larvaca, nama yang lucu bagi ku.

*****

Aku masuk ke hutan bersama Libera, dia meminta ku untuk membantunya mencari beberapa bahan, tentu aku setuju begitu saja. Dalam hutan kami melihat mahluk kecil dan terlihat seperti kacang yang berjalan dengan dua daun sebagai kakinya. Aku menyiapkan pedang begitu juga Libera yang telah memakai sarung tinjunya. "Colon biasa berkelompok jadi berhati-hati lah, mereka menyerang dengan menabrak lawannya hingga jatuh lalu mengigit atau menjatuhkan tubuhnya ke lawan hingga tewas". Kami maju bersamaan dan para Colon juga segera berlari ke arah kami laku melompat, memegang pedang dengan erat aku dengan mudah menebas mereka satu persatu, Libera juga begitu dia meninju para Colon membuat mereka hancur berantakan. Sebenernya mereka cukup mudah untuk di bunuh namun karena mereka banyak dan licik cukup susah melawannya, apalagi jika hanya sendiri karena beberapa kali kami di serang dari titik buta kami.

Kami mengumpulkan cangkang dan daun dari colon karena itu benda yang cukup berharga di pasaran. Saat aku memasukan semua itu ke dalam penyimpanan ku Libera tampak kaget. "Petualang kamu memiliki skill penyimpanan?" Aku menjawabnya dengan anggukan "lebih baik kau berhati-hati skill itu cukup langka jangan biarkan orang lain tau" lanjutnya. Kemudian kami berjalan dan berbincang santai, Libera banyak menanyakan tentang skill skill yang ku miliki dan isi dari penyimpanan ku, aku menjawabnya dengan jujur dan itu membuatnya bingung. " Kamu memiliki semua skill?" Aku mengangguk " bagaimana bisa? Tunggu level berapa sekarang kamu?" Saat ku lihat level ku itu ada di angka 10 "aku berada di level 10" dia terdiam sebentar sebelum menjawab "kamu pernah mencoba mengunakan skill?" Saat itu aku langsung mengeluarkan sebuah panah dari penyimpanan ku dan mengarahkan ke sosok yang cukup jauh "power shoot" panah merah terbentuk otomatis dan segera menuju ke sosok itu saat ku lepaskan. Teriak burung terdengar keras sekali, aku dan Libera segera menuju ke sana. Burung hijau besar berbaring tanpa nyawa, jika itu berdiri itu akan sampai pingang ku, terlihat dari bentuk tubuhnya burung ini tak akan bisa terbang tinggi karena badannya yang lebih besar dari sayapnya. libera yang melihatnya sangat senang "Pico!!! dia memiliki daging yang cukup enak, paruh, bulu, dan cakarnya cukup mahal, tuan Petualang aku boleh meminta nya?" Melihatnya semangat aku mengiya kan karena aku tak terlalu membutuhkan nya. Aku kemudian mencoba beberapa skill lain dan mencapai satu kesimpulan, aku menguasai semua skill namun itu terbatas pada level ku. Beberapa skill membutuhkan aku berada pada level tertentu, Libera yang tau itu cukup kecewa, dia ingin melihat skill tingkat tinggi, aku diberi tau bahwa ada sesuatu seperti poin skill dan poin stat jadi seseorang tidak bisa asal ambil skill dan asal mengisi stat. Kami terus berjalan dan berbincang saling mengenal satu sama lain lebih dekat.

akhirnya kami berhasil mengumpulkan bahan lebih banyak dari seharusnya, dan segera akan kembali ke karafan.

"Auuuu" Lolongan serigala terdengar jelas dan sangat dekat aku dan Libera segera mencari tempat bersembunyi. Didekat jurang sesosok serigala besar sedang berjalan sesekali dia mengendus bebauan di sekitar, Aku dan Libera melihat dari balik semak dan berusaha tak menimbulkan suara apapun. kata Libera setiap hutan selalu memiliki hewan tingkat tinggi yang menjaganya begitu juga hutan malbaro ini, lautan pohon ini di awasi oleh satu mahluk dan dia tepat di depan kami.

Aku menatap serigala itu dengan khawatir, namun mata Libera terlihat berbeda dia tampak ingin menghajar mahluk itu, "mau mengalahkan nya?" Aku terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Libera, "mahluk itu adalah serigala hutan, bulunya, cakarnya, dan tanduknya sangat mahal di pasaran, biasanya penguasa hutan adalah monster biasa yang berevolusi salah satunya dia, serigala hutan yang menjadi penjaga akan menumbuhkan tanduk dan itu sangat mahal" lanjut Libera, belum sempat aku membalas ucapannya dia sudah menyiapkan sarung tinjunya, dan melompat keluar menerjang serigala itu, dengan panik aku mengeluarkan sebuah tombak dan berlari mengikuti Libera.

Toram online, petualang tanpa namaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang