1

11 5 1
                                    

Aku memang suka sendirian, tetapi aku membenci sebuah kesunyian.
_ARW_

🧸

Sinar matahari sudah menyinari dunia dengan cahaya nya. Burung pun mulai berkicau indah bagaikan melodi. Orang-orang mulai bergerak melaksanakan kegiatannya, tapi beda hal nya dengan seorang  pria tampan keturunan keluarga Ariendra.

Seorang perempuan berdiri berkacak pinggang, memandang nanar sang putra yang masih berkelana di alam mimpinya.

"Ni anak mau di guyur seember air kek nya" batin nya menggerutu.

Ia melangkah kan kaki menghampiri ranjang, berdiri tepat di depan tubuh yang masih terbaring itu.

Hap

"Aaaaa bunda sakit, ampun" teriak sang pemuda ketika tangan sang bunda mendarat dengan sempurna di telinga nya.

"Masih mau lanjut tidur hmm? " geramnya.

Pemuda itu cengengesan mendengar ucapan menusuk sang bunda "hehehe ngga bunda ku sayang, ini Declan bangun langsung otw mandi nih"ucapnya langsung ngacir ke kamar mandi.

Desya tersenyum singkat melihat tingkah anak tunggal nya itu. Yah dia adalah Desya Ariendra istri dari seorang pengusaha sukses Devan Avino Ariendra, dan mereka memiliki seorang putra yang bernama Declano Ariendra, si tunggal yang hobi membuat mereka pusing bukan kepalang karena tingkahnya.

20 menit kemudian

Declan menyelesaikan kegiatan mandi dan bersiap untuk ke sekolah dalam waktu 20 menit. Yah tidak butuh lama untuk seorang Declan bersiap karena wajah yang sempurna itu akan selalu tampan dalam keadaan apapun.

Declan menuruni tangga menuju ruang makan, ia duduk di sebelah sang ayah yang tengah fokus membaca koran.

Ide jahat muncul di otaknya, ia melirik kacang polong di dalam toples dan..

"DECLAN" teriak sang ayah ketika kacang polong mendarat dengan sempurna di wajah tampannya.

Pelaku hanya cengengesan, ia malah melahap sup buah buatan sang bunda. Yah Declan memang hobi serapan dengan sup buah, bahkan ia akan sakit perut kalau ia makan nasi di pagi hari. Aneh? Tapi itulah kenyataan nya.

Devan menatap tajam Declan aura peperangan antara keduanya muncul. Desya hanya diam, sudah terbiasa melihat kedua orang itu bertempur setiap saat jika sedang berada di rumah, diluar?mereka seperti bongkahan es berjalan.

"Apa? " tanya Declan songong ketika sang ayah masih menatap nya tajam.

"Kamu mau ayah sunat dua kali? "

"Auw ngga takut" remehnya.

Devan bangkit dari duduknya, ia berjalan mendekati sang putra.

Declan yang melihat itu langsung ngacir ke tempat sang bunda.

"Bunda liat ayah tuh, masa Declan mau di sunat lagi" adunya dengan wajah yang di imut imutkan.

"Kalian diem, duduk dan makan" Desya berdiri memarahi kedua orang tersebut.

Declan dan Devan kicep, sungguh menyeramkan melihat wanita itu ketika marah. Keduanya duduk dengan anteng, memakan makanan mereka kembali, walau kadang tetap saling mengejek satu sama lain.

DECLANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang