Aku!

94 9 4
                                    

Matahari menyampaikan sinarnya kepadaku.Indahnya sinar matahari membuat kedua bola mata terbangun,embun pagi mengiringi waktu perjalanan. Dinginnya air yang membasahi badan menambah rasa dinginnya perasaan.

Rafael seorang remaja yang diawal kehidupan dipertemukan seseorang yang sangat istimewa oleh Tuhan. Dia adalah peri ciptaan Tuhan yang sangat istimewa. Senyumannya membuat perasaannya tersenyum seperti awan.

Jiwanya tak berkutik seakan mati rasa di saat dia melihat raganya. Senyum manis menghantarkan semangat baru baginya. Panasnya matahari semakin membakar perasaannya.

Dia bernama Rafael Putra Ardian. Dia terlahir dari keluarga yang sangat bisa dibilang keluarga biasa. Namun, dia bisa dibilang sangat terkenal disekolah. Dia merasa memiliki banyak pengikut dan fans.

Ketika seseorang bertemu dengan Rafael, pasti akan menyapa.

"Hai Rafaelll ...." sapa seorang perempuan.

Rafael hanya bisa menyapa balik dengan kalimat sederhana,

"Hai juga Fera..."
Fera adalah salah satu teman Rafael di sekolah, Fera saat ini berada di kelas 11.

Rafael menjalani kehidupan di sekolahku dengan cukup santai. Mungkin banyak orang yang mebencinya, namun dia percaya bahwa ada lebih banyak orang disana yang lebih banyak mendukungnya.

Hari demi hari dilalui,detik demi detik dirasakan. Banyak orang yang mencoba menjadi teman untuk hidup Rafael, namun Rafael merasa belum menemukan teman hidup yang tepat.

"Rafaelll !!!..." teriak seorang perempuan dari jauh dengan sangat keras. Aku menoleh sambil sedikit terkejut.

"Hai....., aku dari kelas sebelah nih"

"Boleh kenalan ngga??"

"Siapa perempuan ini"aku berucap didalam hati.

"Namaku Malika,aku dari kelas sebelas, kamu Rafael kan?"

"Boleh nggak kita jadi teman?" Perempuan itu berkata sambil mengajakku berfoto bersamanya.

"Boleh-boleh aja"aku berucap, tak terbayang perasaanku saat itu.

"Kriiinnnggg", bel sekolah berbunyi.

"Aku harus kembali ke kelas nih...., sampai jumpa nanti ya..."ucap Malika sambil tersenyum bahagia.

Rafael hanya bisa berkata "Ya.., baiklah"

Tidak terasa waktu bel istirahat kembali berbunyi, waktu makan siang telah tiba

"Rafael....!"panggil Malika
Rafael pun menoleh kebelakang dan Malika mengajakku untuk makan bersama di Kantin.

"Kamu mau makan apa? biar aku ambilkan makanan"

"Aku gak mau makan"

"Kenapa...? kamu marah ya aku ngajak kamu ke kantin?"

"Maafin aku ya..."

"Enggak kok, aku gak marah aku cuman malas makan aja"

"Kenapa kamu ajak aku ke kantin?" tanya Rafael.

"Aku sebenernya lagi nyari teman, kamu kan tau laki-laki di kelasku seperti apa..."

"Hmmm ya aku sih tau,tapi kenapa kamu tiba-tiba ajak aku ke kantin?padahal kan kita baru kenalan dan bertemu tadi pagi" ucap Rafael.

"Kalau kamu gak suka atau gak nyaman, maafin sikap aku ya.." Malika dengan cepatnya segera meninggalkan kantin.

Rafael kemudian menuju ke perpustakaan,dia memang hobi membaca apalagi menulis puisi.

"Hai....," sapa Fera teman Rafael dari kelas sebelas

"Kamu lagi nyari buku juga ya?pasti kamu lagi cari referensi buat puisi kamu kan?" Ucap Fera

"Enggak juga,aku tiba-tiba malas mau ngapain, aku datang ke perpustakaan aja cuman buat nenangin pikiran"
Jawab Rafael.

"Sepertinya kamu lagi sedih, kamu lagi ada masalah apa?"

"Enggak papa kok,aku cuman lagi malas aja." Jawab Rafael sambil tersenyum.

"Kamu kalau lagi ada masalah cerita ke aku aja, walaupun aku bisa dibilang kakak kelasmu anggap aku aja seperti teman biasa."

"Baiklah" ucap Rafael dan kembali ke kelas.

Pertemuan ini membuat Rafael merasa terheran. Tidak seperti biasanya, waktu itu Rafel merasakan perasaannya yang berbeda.

Mantra DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang