Sipaling semuanya

41 5 0
                                    

Mendung kian kemari meneduhi pikiran Rafael, ia bertemu dengan teman kelas sebelahnya. Teman itu bernama Fiko. Fiko adalah anak yang sanga rajin dan cerdas, Fiko bisa dikatakakan murid yang berwawasan luas. Rafael dan Fiko sangat bersaing dalam hal pendidikan.

Setiap pembagian hasil nilai ulangan, mereka berdua pasti mendapat ranking satu dan dua. Hal itu selalu bergantian kepada mereka berdua.

"Rafael!!!, kamu masih punya buku olimpiade Kimia enggak?" Tanya Fiko.

"Enggak tau, dulu aku sempat punya tapi itu udah lama, nanti coba aku cari".

"Emang kamu mau buat apa dengan buku itu?" Tanya Rafael balik kepada Fiko.

"Aku ikut olimpiade kimia..., hehehe...." jawab Fiko sambil senyum.

"Oh..., jadi kamu yang ikut kimia,aku kira siapa, kalau aku ikut olimpiade Bahasa".

"Wah kamu sekarang pindah haluan ya?kemarin udah juara di kimia sekarang mau coba bahasa. Keren sih kamu". Puji Fiko kepada Rafael.

"Ah kamu juga sama aja kok kemarin habis juara olimpiade Bahasa, sekarang coba ikut kimia. Tapi keren sih semoga sukses". Ucap Rafael untuk semangati Fiko.

"Ya sama...,semoga kita bisa juara lagi biar bisa naikin prestasi, kalau begitu aku mau jalan-jalan lagi aja".

"Baiklah".Jawab Fiko.

Mereka sangatlah akrab, mereka berdua selalu belajar bersama. Tak lama datanglah teman dari Malika yang menanyakan kepada Rafael. Orang itu bernama Bagas teman sekelas Malika.
"Raf…,lu tau Malika dimana nggak?"

"Enggak, emang ada apa?"tanya Rafael kembali.

"Masa lu gak tahu dimana Malika, kan lu teman dekatnya".

"Ya kan aku enggak tahu,emang ada apa sih?" tanya Rafael kembali.

"Dia disuruh ngumpulin naskah cerpen buat lomba bahasa, pokoknya gua minta tolong ke lu kalau ketemu sama Malika tolong suruh nemuin ke gua, gua udah buru-buru nyari orang lain juga. Terimakasih ya!"

"Ada-ada saja hari ini". Ucap Rafael dalam batinnya.

Rafael keliling dari ujung taman hingga ke ujung perpustakaan sekolah untuk mencari Malika. Namun, sampai saat itu belum menemukan Malika. Rafael tetap mencari Malika hingga ia kelelahan, akhirnya Rafael menemukan Malika di dekat laboratorium fisika.

"Nah..!!!akhirnya ketemu juga,kamu tadi dicariin sama Bagas katanya disuruh ngumpulin naskah cerpen buat lomba".

"Ya baiklah….!! aku kerjain sekarang". Jawab Malika sambil berlari kembali ke kelas.

"Hari ini semakin ada-ada saja". ucap Rafael dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

Rafael kembali mengalunkan langkah sepi kakinya,ia kembali menuju ke kelasnya. Seperti biasanya, ia duduk di kursinya lalu ia ambil headshet dan mendengar alunan musik harmoni. Tak lupa kertas istimewa dengan pena hitamnya selalu menemaninya, dan ia tulis semua kejadian yang terjadi ke dalam sebuah sajak puisi.

Mantra DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang