Bisik Pemuja Rahasia

23 2 0
                                    

"Kriiiiiinnnnggggg…….!!!" Bisik kencang suara alarm Rafael.

Rafael membuka matanya dan menatap ke arah langit-langit kamarnya, ia baru saja merasakan mimpi yang sangat indah. Ia mulai bangun dari tempat tidurnya dan bersiap melakukan ibadah pagi, Rafael berdoa agar dimudahkan saat mengerjakan ulangan harian kimia dan tidak lupa ia berdoa agar semua harapannya di tahun ini terkabul. Setelah melakukan komunikasi dengan Sang Pencipta, Rafael menyempatkan kembali untuk belajar memahami rumus-rumus kimia.

Setelah menghabiskan waktu beberapa saat untuk membaca rumus-rumus kimia, Rafael mulai mempersiapkan dirinya untuk pergi bertemu jalan menuju impian yaitu pergi berangkat menuju sekolahnya yaitu SMA Negeri 03 Jayaraya. Sesampainya di dalam kelas ia mulai berbincang dengan teman-temannya.

"Wiiih, udah datang aja nih si penulis sastra, udah siap ulangan belum nih bro?" sapa ramah Galih kepada Rafael.

"Hehehehe, tadi malam udah sempat belajar sih".

"Mau belajar bareng gak Lih? kalau mau ayo kita ke perpustakaan, mumpung masih ada banyak waktu buat belajar".

"Hmmmm…, ide bagus itu, ayo kita belajar ke perpustakaan sekarang!" seru Galih sambil bersemangat.

Mereka berdua bergegas ke perpustakaan sambil menenteng catatan rumus-rumus kimia. Sesampainya di dalam perpustakaan, mereka memasukkan nama mereka masing-masing ke dalam daftar kunjungan perpustakaan.

"Tumben kalian pagi-pagi udah main ke sini biasanya kalian datang waktu istirahat, biasanya juga rame-rame. Ada acara apa nih?" tanya penjaga perpustakaan.

"Kami mau belajar buat ulangan kimia Bu,mumpung masih ada banyak waktu buat belajar jadi kami ke sini aja".

"Ya sudah sana kalian belajar,semoga dimudahkan mengerjakannya"

"Siap Bu,kalau begitu kami mau belajar dulu". Pamit mereka berdua kepada penjaga perpustakaan.

Galih dan Fiko masuk ke dalam ruang belajar di dalam perpustakaan, Rafael mendengar ada suara di dalam ruang belajar perpustakaan. Mereka berdua memutuskan untuk masuk ke dalam ruang belajar, Galih dan Fiko melihat ada sekumpulan anak perempuan berbincang dan bercanda dengan semangatnya.

"Iya,aku tadi malam menelponnya,tahu nggak sih dia waktu aku telepon bilang apa?" Ucap seorang perempuan kepada teman sekumpulannya.
"Bilang apa tuh?" Tanya teman-teman mereka dengan kompak.

"Dia tadi malam bilang kalau lagi belajar, dia rajin banget deh. Jadi pengen belajar bareng dia".

"Waaah, kok bisa gitu sih". Reaksi teman-teman sekumpulan mereka.

"Eh Put,dia ada disini tuh,jangan keras-keras nanti dia tahu". Ucap seorang murid perempuan berkata kepada Putri.

Rafael menarik bangku kemudian duduk bersama Galih. Mereka berdua mulai belajar kembali dengan menghafal semua materi. Galih menulis ulang rumus-rumus kimia ke dalam sebuah kertas, supaya ia bisa mengingat dengan mudah. Namun, tidak dengan Rafael yang belajar dengan kurang fokus. Ia teringat apa yang telah diucapkan tadi oleh seorang murid perempuan yang duduk tepat di belakangnya saat ini. Ia sangat terganggu konsentrasinya hanya karena suatu hal. Rafael mencoba untuk fokus kembali.

"Permisi, kamu Rafael ya?" tanya seorang murid perempuan tadi kepada Rafael.

"Iya,nama aku Rafael. Ada apa ya?" Tanya balik Rafael.

"Maaf sebelumnya ya kalau aku ganggu waktumu, aku Aura orang yang menelpon kamu tadi malam. Kamu suka nulis ya? aku juga suka nulis dan baca-baca novel".

"Oh Kak Aura ya, maaf Kak tadi malam aku gak lanjutin obrolannya soalnya tadi malam ketiduran hehehehe".

"Santai aja, gak usah panggil kak, panggil saja aku Aura atau kamu bisa panggil juga Putri. Kalian pada ngapain disini pagi-pagi?"

"Kami berdua lagi belajar buat ulangan kimia kak. Kak Aura disini lagi apa kak?" tanya Rafael balik

"Oalah, kalau aku cuman ngumpu biasal aja sama teman-temanku, btw semangat ya belajarnya buat ulangannya".

"Terimakasih ya Kak!"

"Kriiinggg….kriiiinnngg….kriiinggg !!!" Bunyi kencang bel sekolah.

"Wah udah bel masuk nih Kak, kita pergi ke kelas dulu ya Kak. Sampai jumpa"

"Baiklah, sukses buat ulangannya ya!" Semangat Aura kepada Rafael.

Rafael dan Galih mulai kembali ke kelas mereka berdua, mereka mulai menyiapkan kertas untuk mengerjakan soal ulangan kimia dan tidak lupa berdoa memohon kepada Tuhan agar dimudahkan. Di sisi lain, Aura kembali ke kelasnya dengan senyum yang riang dan penuh semangat, ia merasa hari ini adalah hari paling bahagia sedunia bagi dirinya karena Aura baru saja bertemu dengan orang idolanya yaitu Rafael seorang penulis sastra. Matahari mengubah derajatnya untuk menyinari hari-hari mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantra DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang