SATU-CAYAPATA FAMILY

31 5 0
                                    

SATU

"Kamu dari mana saja baru pulang jam segini?" Teguran itu membuat langkah Mazaya terhenti lalu menatap kakak perempuannya.

"Memang jam segini jadwal aku pulang," balas Mazaya.

"Kamu pulang sekolah itu jam tiga sore Mazaya, sekarang jam sembilan malam," kata Orzala.

Mazaya menatap Orzala dengan malas, sebenarnya Mazaya tidak mau repot-repot menjawab pertanyaan ini karena bagi Mazaya ini tidak penting.

"Aku pulang sekolah jam tiga sore, kemudian ada jam tambahan karena sebentar lagi mau ujian sampai jam setengah enam, setelah itu aku les sampai jam delapan."

Orzala menatap adiknya dengan pandangan tak percaya. "Untuk apa kamu lakuin semua itu Mazaya? Nggak guna," kata Orzala dengan keji.

"Lebih nggak berguna kegiatan kakak!" balas Mazaya dengan tak kalah kejinya.

Orzala mengepalkan tangannya mendengar ucapan Mazaya, sebelum Orzala kembali mengucapkan kalimat yang akan membuatnya kesal, Mazaya langsung naik ke lantai dua menuju ke kamarnya.

"Baru pulang? Udah jam berapa ini?" Pertanyaan itu tidak membuat Mazaya menghentikan langkahnya menuju ke kamar, dia mengabaikan Nadhirah yang kini berhenti di salah satu anak tangga.

"Mazaya kenapa lagi, Kak?" Nadhirah bertanya pada Orzala lalu duduk di sofa tunggal yang berhadapan dengan Orzala.

"Baru pulang karena les, bikin capek badan aja," jawab Orzala dengan ketus.

"Jangan marah, Kak, nanti cepat tua loh. Gimana kalau sekarang kita maskeran? Sekalian bikin vlog," ajak Nadhirah dengan semangat.

Wajah Orzala yang tadinya kesal langsung berubah menjadi semangat mendengar ucapan Nadhirah yang sesuai dengan seleranya.

"Ayo!"

"Kita lakuin perawatan yang lain juga, ya, biar makin seru."

Lain dengan saudara-saudaranya yang akan merawat diri, Mazaya justru duduk di kursi meja belajarnya dengan buku yang terbuka. Sebelum pulang tadi, Mazaya sudah mandi di apartemennya sehingga tubuhnya sudah segar.

Sebuah notifikasi media sosial membuat Mazaya mengambil handphonenya dan melihat notifikasi tersebut, ternyata kakaknya sedang melakukan live. Mazaya hanya menonton sebentar karena tidak tertarik dengan kegiatan mereka.

Setelah itu Mazaya melanjutkan membaca bukunya yang jauh lebih menarik dibandingkan menonton kakak-kakaknya.

Baru dua kalimat yang dibaca oleh Mazaya, bel kamarnya dibunyikan sehingga mau tidak mau Mazaya harus menghentikan kegiatan favoritnya untuk melihat siapa yang datang ke kamarnya.

"Kak Daffin? Kenapa ya, Kak?" Mazaya bertanya dengan sopan karena merasa canggung dengan Daffin, mereka tidak sering berbincang sehingga hubungan mereka menjadi tidak akrab meskipun mereka adalah saudara kandung.

"Lusa kita harus ke rumah Opa karena Opa mau kita semua kumpul, mama sama papa lagi di luar negeri makanya minta Kakak untuk ngasih tau kamu secara langsung."

"Lusa? Bukannya itu hari Kamis? Sekolah nggak libur, Kak," balas Mazaya dengan berani.

"Kamu bisa izin untuk satu hari, kan? Jangan dipersulit Mazaya."

Mazaya terdiam mendengar ucapan Daffin yang jelas sekali tidak menerima alasan yang ia utarakan. Namun Mazaya tidak mau menyerah semudah itu, Mazaya tidak suka jika harus izin untuk hal yang tidak penting seperti ini.

"Aku nyusul setelah pulang sekolah, Kak," ujar Mazaya hati-hati agar emosi Daffin tidak terpancing.

"Kamu pulang jam sembilan malam, mau nyusul di saat orang-orang udah pulang ke rumah masing-masing?" Daffin bicara dengan nada suara yang tidak sedap didengar.

Lagi-lagi Mazaya terdiam, yang dikatakan Daffin memang benar, lalu apa masalahnya? Tidak ada perubahan jika Mazaya datang ataupun tidak, orang-orang tidak akan memperhitungkannya.

"Aku nggak akan ikut kelas tambahan sama les, cuma sekolah aja, aku pulang jam tiga dan langsung ke rumah Opa." Mazaya mencoba untuk bernegosiasi, sungguh Mazaya tidak ikhlas jika harus mengorbankan satu harinya untuk sesuatu yang menurutnya tidak penting. Lebih baik jika dia sekolah, menambah ilmu dan tidak perlu mendengar celotehan saudara-saudaranya.

"Tidak bisa!" tolak Daffin tanpa pikir panjang. "Hari Kamis ini jangan kemana-mana!"

"Oke." Mazaya langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu di hadapan Daffin, Mazaya sangat kesal karena pendapatnya tidak diperdulikan. Lagipula apa haknya di rumah ini?

Mazaya menutup buku yang tadi dibacanya lalu menurunkan tirai yang bisa mencegah cahaya masuk ke kamarnya, kemudian cewek itu mematikan semua lampu sehingga kamarnya menjadi gelap gulita.

Di saat gelap seperti ini, suasana hati Mazaya menjadi lebih baik.

☘☘☘

"Mazaya mau kemana kamu?" Suara itu membuat langkah Mazaya terhenti sekaligus membuat cewek itu menahan nafasnya untuk beberapa saat.

"Mommy? Kapan Mommy pulang?" tanya Mazaya seraya menghampiri Gina.

"Mami yang lebih dulu bertanya, Mazaya," kata Gina tanpa mengalihkan pandangan dari wajah putri bungsunya itu, untuk melihat setiap ekspresi yang ditunjukkannya.

"Maza mau berangkat sekolah, Mom," jawab Mazaya.

"Sepagi ini? Dan tanpa sarapan?" Gina bertanya dengan pelan tetapi mampu membuat Mazaya tidak bisa menjawab. Semua orang di rumah ini tau jika Gina tidak suka ada anggota keluarga yang melewati sarapan dengan keluarga.

"Maza hampir telat, Mom, makanya nggak sarapan, nanti Maza beli makanan di kantin aja."

Mazaya berharap jawaban yang diberikannya dapat membuat Gina melepaskannya dan tidak bertanya lagi.

"Kamu sempat makan di kantin tetapi tidak sempat sarapan di rumah? Bagus sekali pengaturan waktumu Mazaya." Lagi-lagi Mazaya salah bicara.

"Maaf, Mom." Mazaya menunduk agar Gina merasa bahwa dia benar-benar menyesal.

"Apa selama Mommy dan Daddy pergi, kamu selalu seperti ini?"

Mazaya hanya diam karena tebakan Gina benar, Mazaya malas jika harus berada di tempat yang sama dengan saudara-saudaranya, jadi ketika kedua orang tuanya pergi, Mazaya selalu bolos sarapan bersama, tetapi kali ini Gina pulang tanpa pemberitahuan sehingga Mazaya salah mengambil langkah.

"Ke ruang makan sekarang, setelah kamu pulang sekolah temui Mommy, kamu harus dihukum."

Gina langsung pergi ke ruang makan membuat Mazaya mengikutinya dari belakang, Mazaya tidak berani mendahului Gina, lagipula dia khawatir, hukuman apa yang akan diberikan Gina padanya nanti? Selama ini Mazaya tidak dekat dengan Gina, mereka hanya bicara untuk hal-hal yang penting saja.

"Lama banget, sih," gerutu Orzala.

"Kenapa saat Mazaya melakukan kesalahan tidak ada yang menegurnya? Kalian adalah kakaknya, jika adik kalian salah maka tugas kalian untuk mengingatkannya."

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Gina, mereka terlalu malas menegur Mazaya yang keras kepala sehingga membiarkan si bungsu melakukan apapun yang dia inginkan asalkan tidak membuat masalah.

"Eric," panggil Gina pada putra sulung. "Kamu yang paling tua, tugas kamu untuk mengawasi semua adik-adikmu."

"Maaf, Mom." Eric tidak mau menciptakan perdebatan di pagi hari, sehingga dia hanya meminta maaf saja.

"Kalian harus dihukum."

☘☘☘

Minggu, 1 Januari 2023

Semoga cerita ini selesai sebelum tahun 2024

CAYAPATA FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang