Ezaquella 01

19 3 1
                                    

••Andaikan kau datang kembali••
Jawaban apa yang kan ku beri
Ada kah jalan yang kau temui
Untuk kita, kembali lagi

Bersinar lah bulan purnama
Seindah serta tulus cinta
Nya

Andaikan
-Andmesh kamaleng

°°°
Jika Jalan Kita saja sudah berbeda. Lalu
Untuk apa aku memaksakan diri
Hanya untuk mengejar mu?

- ꫀׁׅܻzׁׅ֬ɑׁׅ֮qׁׅυׁׅꫀׁׅܻᥣׁׅ֪ᥣׁׅ֪ɑׁׅ֮  -

°°°

WARNING!
Mengandung kata-kata kasar dan adegan yang 'tidak untuk dicontoh'.
Sedikit banyaknya terdapat typo dimohon koreksinya

Happy Reading~!

ꫀׁׅܻzׁׅ֬ɑׁׅ֮qׁׅυׁׅꫀׁׅܻᥣׁׅ֪ᥣׁׅ֪ɑׁׅ֮






“UMI!!!!!!! ” Pekik Eza dari arah tangga.

Umi nya yang tengah menyusun menu sarapan itupun menoleh kepadanya.

“Kenapa sih teriak-teriak malu sama tetangga. Nyaring sekali suaranya.” Eza meringis Sadar akan kelakuannya.

“Susu Eza mana?” uminya menyerahkan segelas susu. dengan senang hati Eza menerimanya, meminumnya hingga tandas.

“GRAAAA..! Enak umi, ” Menyapu Sisa Susu Yang ada Di Bibirnya menggunakannya Lengan bajunya.

“Di tutup mulutnya.. ” Tegur Umi.

“Hari ini Eza mau jalan sama Kaila, boleh kan umi?” Tanya Eza dengan penuh harap.

“Iyah. Tapi hati hati jangan sampe kecolongan kamu! ” Peringat umi yang tengah sibuk Menyiapkan berbagai macam sayur-sayuran untuk bekal sang Suami Dan Eza.

“Siap ibu negara! ” ucap Eza menirukan gaya hormat, Membuat tawa  umi meledak.

“Ada-ada saja kamu, uang masih ada kan?”

Eza mengangguk lucu. Berlari ke kamar mengambil Uang saku yang Sengaja Ayah-nya beri setiap minggu untuknya.

Mengipas-ngipasi uang itu pada wajahnya dengan songongnya, umi yang melihatnya hanya bisa tersenyum maklum dengan kelakuan putrinya.

“Yasudah, ini bekal jangan lupa di makan. Harus habis, Tas Ada di Ruang tamu. ” Sesudah mengacungkan jempolnya, Eza berlarian kecil mengambil tas nya dan pergi begitu saja.

Tak berselang lama Eza kembali lagi.

“Kenapa lagi? Uangnya kurang?” Tanya umi. Eza menggeleng dan mendekat dengan lucu sesekali melirik sang umi.

“Salim, assalamu'alaikum. ” Pamit Eza.

Sebelum benar-benar pergi Eza kembali menatap punggung tegas dan lembut itu. Mengukir senyumnya entah mengapa perasaan nya begitu berat. Mungkin karna dirinya yang terlalu pemalas keluar rumah.

***

'Kaila make baju apa ya?' batin eza, Sembari melirik sekitarnya
sekiranya bisa mendapatkan petunjuk di mana keberadaan sahabatnya itu.

'Kenapa pada heran dan segan gitu si vibenya pas lagi liatin aing? Kumaha!!!' Dia benar-benar merasa risih dengan tatapan Santri putra yang satu per satu melaluinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ezaquella[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang