The Pure Love

1.1K 245 22
                                    

"Apakah kita akan segera ke China?” tanya Anthony antusias.

“Tentu saja, kita akan menjemput adik kecil kita, Naomi!” seru Zac kemudian.

“Kita semua? Benarkah? Kukira hanya Dad dan Mom saja yang pergi ke sana,” sahut Sean sambil menoleh pada orangtuanya, diikuti Anthony dan Zac.

Tampak sepasang suami istri sedang duduk berdampingan sambil bergenggaman tangan dan menatap ketiga putranya dengan senyuman hangat. Marie dan Ralph Griffith.

Dikaruniai tiga anak laki-laki membuat kehidupan mereka berwarna. Sean, anak pertama yang sudah berumur 12 tahun. Kemudian, Anthony, si anak kedua yang berumur 10 tahun. Dan terakhir ada Zac yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-8.

Menyediakan sebuah rumah bagi seorang anak yang terlantar adalah keinginan Marie di usianya yang sudah menginjak empat puluhan. Lagi pula, tidak ada salahnya menambah jumlah anggota di rumah oleh karena suami dan anak-anaknya sudah memiliki kegiatan masing-masing dan hanya bertemu di malam hari yang membuat Marie terkadang merasa kesepian.

Keinginannya disetujui Ralph setelah dia mencari informasi dengan diperbantu salah satu teman mereka yang bekerja di Beijing. Setelah mendapat informasi dan peraturan terkait adopsi, pengajuan pun dilakukan dengan melakukan berbagai pengetesan, hingga akhirnya pengajuan adopsi Maria dan Ralph pun disetujui.

Tentu saja, hal itu membuat keduanya lega dan langsung menyampaikan keinginan mereka kepada tiga anak laki-laki yang disambut hangat. Terlebih lagi saat mereka tahu jika akan mendapatkan adik perempuan.

Negara dengan jumlah penduduk terbesar membuat aturan tentang satu anak dalam keluarga dan jika aturan itu dilanggar maka akan dikenakan denda. Hal itu juga dimanfaatkan oleh oknum yang melakukan perdagangan anak lewat berbagai skandal atas nama adopsi. Belum lagi pandangan yang lebih memilih anak laki-laki daripada anak perempuan di China pun membuat sejumlah orang tua menyerahkan putri pertama mereka setelah memiliki seorang putra sebagai anak kedua. Orang tua lain mengalami anak keduanya diambil oleh otoritas.

Tentu saja, Marie dan Ralph melakukan adopsi secara legal dan tercatat oleh negara. Kembali lagi pada keinginan mereka sejak awal untuk menyediakan sebuah rumah yang penuh dengan kasih sayang bagi anak yang membutuhkan.

Sampai tiba dimana keluarga Griffith datang ke negara itu dan bertemu untuk pertama kalinya dengan anak kecil yang masih berusia dua tahun. Naomi, demikian Marie dan Ralph memilih nama itu untuk anak perempuan yang langsung memikat hati sejak melihat potret yang dikirim lewat lembaga yang memproses pengajuan adopsi mereka.

Ketiga anak mereka pun berusaha mendekatkan diri pada Naomi yang terlihat ketakutan dari sorot matanya yang waspada. Sempat menangis dan enggan melepas gendongan dari pengasuhnya, Marie dengan sigap untuk mencoba mengambil alih dan mengajak Naomi untuk bermain.

Tidak ada kesulitan yang berarti sebab Naomi cukup tenang dan menatap Marie dengan sorot mata kecilnya yang penuh arti, terlebih lagi saat Marie memeluknya. Seolah pelukan itu memberi ketenangan baginya.

Selama beberapa waktu, keluarga itu berada di sana untuk memenuhi berbagai regulasi sekaligus pendekatan pada Naomi agar terbiasa lebih dulu. Hingga tiba saat dimana anak itu mulai terasa nyaman dengan keberadaan mereka, juga sudah bisa tertawa saat melihat kakak-kakaknya mengajaknya bermain.

Setelah urusan mereka selesai, maka mereka kembali dengan membawa Naomi bersamanya. Sepanjang penerbangan, Marie terus mendampingi Naomi, sesekali bergantian dengan Ralph.

Saat mereka tiba dan sampai di rumah, Naomi tampak tidak nyaman dan seperti ingin menangis sambil mengeratkan pelukannya pada gendongan Marie.
Dengan penuh kasih sayang, Marie mendudukkan Naomi di pangkuan sambil berhadapan dan tersenyum penuh arti pada anak manis itu.

“Naomi,” panggilnya lembut. “Aku adalah ibumu. Panggil aku dengan sebutan Mommy atau Mom.”

Sepasang mata Naomi tampak berkaca-kaca sambil terus menatap Marie, lalu dia menganggukkan kepala seiring dengan air mata yang sudah berlinang. “Mommy,” cicitnya pelan.

Marie tersenyum sambil mengusap airmata Naomi dengan lembut. “Mulai hari ini sampai seterusnya, ini adalah rumahmu. Rumah kita. Jangan takut, sebab aku adalah ibumu dan akan selalu menjagamu.”

Tidak perlu lahir dari rahim untuk memiliki seorang anak dan menjadi seorang Ibu. Sebab kasih sayang timbul dari hati dan saat Tuhan sudah mempersiapkan diri menjadi orangtua, maka jadilah orangtua terbaik untuk anak yang terpilih.

Dan bagi Marie, anak yang diberi nama Naomi adalah anak yang tumbuh dan lahir dari hatinya. Dia memastikan jika Naomi akan tumbuh dengan penuh kasih sayang dan kehidupan yang layak untuk disyukurinya.

Sama seperti namanya yang berarti putri cantik yang menyenangkan, demikianlah Naomi akan bertumbuh seturut dengan namanya itu.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Selamat tahun baru, Yeorobun.
Kiranya tahun yang baru memberi sukacita, damai sejahtera, dan semangat lebih lagi.
Kamu akan naik, bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, dan lebih kuat dari sebelumnya.

I purple you. 💜

Anggap aja ini aku waktu kecil 🤣

02.01.23 (13.10)

Moments to Memories.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang