Ada banyak kenangan terlukis , sehingga aku selalu rindu lalu menangis.
***
Terlihat seorang anak laki laki kelas 4 SD diam diam memperhatikan teman perempuan di kelas nya dengan senyuman yang sungguh menawan, namun sayang sekali sang perempuan justru tidak menengok ke arah anak laki laki tersebut. Anak perempuan itu asik bersenda gurau dengan sahabat nya. Tanpa melihat si anak laki laki yang selalu menatap nya sembari tersenyum. Tapi beberapa hari kemudian sang anak perempuan tanpa sengaja menengok ke arah anak laki laki tersebut yang ternyata masih setia memandangi diri nya dengan senyuman manis yang anak laki laki itu punya. Sontak anak perempuan itu terkejut mendapati teman sekelas nya memperhatikan nya sembari tersenyum. Karna salah tingkah sang anak perempuan pun memutuskan kontak matanya lalu bertanya kepada sahabat nya.
" Zil , kenapa si Regi ngeliatin aku terus ya? emang nya di muka aku ada kenapa? trus kenapa juga dia ngeliatin aku sambil senyum?" tanya anak perempuan itu kepada sahabat nya.
"Ngga tau aku juga , tapi aku sering liat dia suka perhatiin kamu sambil senyum kaya sekarang sih" jawab Zila , sahabat anak perempuan itu. Sementara anak perempuan tadi hanya ber oh ria saja , kita sebut saja dia Relin. Kendatinya Relin bingung kenapa Regi, teman sekelasnya itu memperhatikan dirinya tapi dia mencoba untuk tidak ambil pusing dan melanjutkan obrolan nya bersama teman teman nya.
Kejadian itu berlanjut hingga beberapa bulan kemudian. Relin sering memergoki Regi masih memperhatikan dirinya. Lama kelamaan Relin menjadi terbawa suasana dan mungkin merasa senang? Entah lah. Sampai akhirnya salah satu teman sekelas dirinya dan Regi memberhentikan langkah nya ketika dia baru saja sampai di pintu kelas, sebut saja dia Noval.
" Lin , katanya Regi suka sama kamu " ucap Noval memberhentikan langkah Relin. Lantas Relin tersentak dan langsung menengok ke arah Noval tetapi dia hanya diam sembari menatap mata Noval berharap itu hanya sebuah candaan karena tidak mungkin seorang Regi yang sempurna menyukai dirinya yang biasa saja. Ya , Relin sudah insecure sejak dia masih SD.
Lalu beberapa hari setelah Noval mengatakan hal yang menurut Relin tidak masuk akal itu , salah teman laki laki Regi juga mengatakan hal yang sama , bahkan bukan satu atau dua saja teman Yogi yang mengatakan tapi bisa dibilang lebih dari itu. Akhirnya sampai dimana waktu itu tiba, waktu dimana Regi mengutarakan perasaan nya terhadap Relin.
Saat itu jam istirahat sedang berlangsung dan kebetulan Relin sedang berada di kelas nya tidak ke kantin karna dia membawa bekal dari rumah. Regi yang melihat Relin seorang diri memberanikan dirinya untuk menemui sang pujaan hati. Oh ayolah , cinta anak kecil itu sangat lah tulus." Lin? " panggil Regi , sontak Relin mengalihkan pandangan nya ke arah Regi.
Alis nya berkerut bingung namun tak urung dia menjawab , " Iya? Kenapa gi? " Tanya Relin.
" Eum anu , eum itu , anu " ucap Regi tidak jelas sembari menggaruk belakang kepala nya gugup.
Menurut Relin , Regi yang saat ini sedang gugup itu sangat lucu dan menggemaskan, lantas Relin tersenyum geli menatap Yogi sembari bertanya ,
" Iya kenapa gi? Kok gugup?" tanya Relin." Eum , sebenernya aku udah lama suka sama kamu bahkan aku sering liatin kamu di kelas kalo kamu lagi becanda sama temen temen kamu. Jadi , kamu mau gak jadi pacar aku? " tanya Yogi kepada Relin yang terlihat syok. Bagaimana Relin tidak syok??! Hey , Regi itu tampan , pintar , kaya , lalu kenapa dia menyukai dirinya yang biasa saja?!. Tetapi karena Relin juga menyukai Regi sejak pertama kali bertemu namun tidak menunjukkan secara terang terangan, dia menerima Regi.
" Sebenernya aku juga suka sama kamu dari lama , tapi aku sadar diri mana mungkin kamu suka balik sama aku yang biasa aja gini. Jadi , aku mau kok jadi pacar kamu " jawab Relin seraya tersenyum manis.
Regi yang mendengar jawaban dari Relin pun tersenyum manis , sangat manis.
"Jadi kita pacaran?" Tanya Regi memastikan."Eum , iya? Aku ngga ngerti soalnya kita juga masih kecil" jawab Relin ragu
"Ngga papa, kita jalanin semuanya sama sama ya!" ucap Regi meyakinkan sembari menjulurkan tangan nya ke hadapan Relin.
"Okey!" Balas Relin seraya membalas uluran tangan Regi.
Semenjak hari itu mereka berdua banyak menghabiskan waktu bersama sama. Dimulai dari duduk bersama di dalam bis ketika study tour , kemudian bermain bersama ke rumah Regi , membaca komik bersama , dan tentu nya bermain bersama di kelas. Indah , sangat indah sampai Relin terlena dengan kebersamaan nya dengan Regi, sampai suatu hari dimana Relin melihat Regi hanya berdiam diri di tempat duduknya sembari tersenyum , tapi senyum nya sedikit berbeda dari biasanya. Senyuman kali ini terasa sedikit sendu, jika dilihat seperti terkesan terpaksa tetapi tulus. Sontak Relin yang melihat itu menghampiri Regi.
"Kamu kenapa gi? Tumben diem aja, biasanya kamu udah ikut kumpul sama temen temen kamu." Tanya Relin menaikan sebelah alis nya.
Tetapi Regi tidak menjawab , melainkan hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum manis.
Relin yang melihat itu semakin bingung."Kamu kenapa sih gi? Tapi kenapa aku ngerasa kamu bakal pergi?". Tanya Relin sendu. Memang dia merasakan perasaan mengganjal setelah melihat senyum sendu Regi sejak datang.
"Aku ngga papa , kamu jangan khawatir. Aku ngga akan pergi, maaf Linn" jawab Regi dengan melanjutkan kalimat terakhir di dalam hati.
Relin mengerutkan alis nya , menatap memincing ke arah Regi.
"Janji?" tuding Relin mengulurkan jari kelingking nya ke arah Regi. Namun, Regi tidak membalas melainkan mengusap lembut rambut Relin sembari tersenyum. Sontak itu membuat perasaan Relin semakin tidak karuan."Oh iya , ini buat kamu. Jaga baik baik ya, janji sama aku kalo kamu bakal selalu sehat dan baik baik aja. Maafin aku kalo ada salah sama kamu, aku sayang kamu dari dulu Linn." Ucap Regi sembari mengulurkan gelang berbandul kunci. Relin menerima nya sambil mengangguk ngangguk kan kepala dan tersenyum manis.
"Makasih ya, walaupun aku ngerasa kamu agak aneh. Tapi kamu juga harus selalu baik baik aja. Aku juga sayang kamu. Janji ya? Kita bakal menua bersama?" Ucap Relin menatap sendu Regi. Regi tertegun, entah lah dia bisa menepati janji nya atau tidak tapi yang pasti dia akan berusaha.
"Aku janji. Tunggu aku ya Linn." balas Regi dan tentu saja kalimat yang terakhir hanya dia ucapkan dalam hati.
Relin tersenyum manis. Setelah itu bel masuk pun berbunyi. Relin beranjak menuju tempat duduk nya.
"Aku ke bangku dulu ya" . Pamit Relin tapi baru beberapa langkah dia menghentikan lalu kembali lagi ke Regi dan menubruk dada Regi.
"Aku harap perasaan aku yang sedikit sakit ini ngga ada hubungan nya sama kamu ya" ucap Relin memeluk Regi. Regi membalas pelukan Relin erat.
"Iya , semoga aja ya" balas Regi. Relin menguraikan pelukan nya kemudian merogoh kantong rok nya yang ternyata adalah sebuah gelang juga. Tetapi berbandul tengkorak.
"Ini aku juga ada gelang buat kamu, aku beli di depan sekolah tadi" Ucap Relin memperlihatkan gigi nya yang sedikit tidak rapih tetapi manis. Dia pun mengulur kan gelang nya. Regi mengambil gelang itu dan langsung di pasang di depan mata Relin.
"Udah aku pake , makasih ya" ucap Regi. Relin hanya membalas dengan membentuk "OK" pada tangan nya.
"Oke dadah, aku ke bangku dulu" pamit Relin lalu berbalik meninggalkan Regi yang memandang lekat punggung Relin yang tidak jauh di depan nya.
"Maaf Linn.." lirih Regi sendu.