5 ~ Bukan

365 89 42
                                    

Berhenti memaki dia
Berhenti salahkan dia
Ini bukan salahnya
Dia bahkan tidak tahu apa-apa


~ author

Fenly menghentikan langkahnya saat ia tiba ditempat yang cukup kumuh dengan banyak anak anak yang mungkin seusia dengan Farhan dan Shandy, Fenly menatap seorang pria yang tadi membawanya ke tempat itu dengan bingung. Fenly menarik jaket yang pria itu kenakan untuk menarik perhatiannya.

" Om... Kok kita kesini? Katanya tadi Om mau anter Fen ketemu sama kak Shandy " kata Fenly yang makin bingung dengan situasi ini.

" Iya om bakal anter kamu ketemu sama kak Shandy kamu itu, tapi sebelum itu kamu harus kerja dulu "

" Fen ngga mau... Fen mau ketemu sama kak Shandy, Fen pergi aja " kata Fenly yang hendak pergi meninggalkan tempat itu tapi langkahnya langsung dengan mudah dicegah oleh pria yang tadi membawanya ke tempat itu.

" Lo kalau mau selamat mending nurut sama apa yang gue bilang! Ngerti Lo "

" Fen ngga mau, om jahat... Fen mau ketemu sama kak Shandy aja... Lepasin Fenly " kata Fenly berusaha berontak

Kini dengan teganya pria tadi menampar pipi Fenly kuat, tentunya Fenly langsung menangis kencang karena mendapat pukulan itu. Fenly menangis sambil mengusap pipinya yang terasa sakit.

" Masih mau bantah? Mau gue pukul lagi ha? " Fenly menggeleng kuat

" Kalau Lo ngga mau, Lo mesti kerja... Besok Lo duduk disitu tuh, minta uang sama yang lewat depan Lo... Ngerti? " Fenly mengangguk pasrah dia tidak berani lagi membantah karena ia takut jika dia membantah dia akan mendapat pukulan lagi.

Setelah mengatakan itu pria tadi meninggalkan Fenly yang masih menangis sambil mengusap pipinya yang merah, seorang anak yang tadi memperhatikan Fenly dan pria itu langsung mendekati Fenly dan merangkul bahu Fenly.

" Bang Vito emang gitu orangnya, aku juga sering mau kabur tapi pasti bang Vito bisa bawa aku balik lagi ke sini... Ya mungkin karena aku ngga punya keluarga juga sih ya jadi ngga tahu mau kabur kemana "

" Fen... Mau sama kak Shandy " Isak Fenly masih sambil mengusap pipinya yang merah

" Semoga orang yang kamu panggil kak Shandy itu cepet bisa temuin kamu ya, biar kamu bisa lepas dari bang Vito. Selama kamu belum ketemu sama kak Shandy itu, ada baiknya kamu nurut sama bang Vito biar kamu nggak dipukul lagi " Fenly mengangguk

" Yaudah kamu istirahat dulu yuk bareng sama kita, besok kamu kan harus kerja juga " kata anak itu sambil mengajak Fenly untuk beristirahat dibawah jembatan dengan beralaskan kardus bekas.

Belum sampai Fenly istirahat, Vito sudah kembali dengan membawa baju lusuh dan kotor kemudian melempar baju tadi pada Fenly.

" Ganti baju Lo pake itu, baju yang Lo pake terlalu bagus buat ngemis ga bakal ada yang percaya kalau Lo pengemis nantinya " kata Vito yang dijawab anggukan kepala oleh Fenly, ia masih takut jika dia akan dipukul nantinya.

Fenly mengganti pakaian miliknya dengan pakaian lusuh tadi dan kembali bergabung dengan anak yang lain. Saat itulah Fenly mulai tertarik dengan gitar yang dibawa oleh salah satu anak disana, Fenly tampak memperhatikan nada acak dan terdengar asal asalan yang keluar saat anak itu memetik senar gitar miliknya.

" Fen boleh pinjem " tanya Fenly pada anak yang membawa gitar tadi, anak itu tampak mengangguk dan memberikan gitarnya pada Fenly

Fenly mulai memetik gitar tadi dan mencari nada nada yang cocok sehingga terdengar lebih indah, permainan gitar Fenly cukup menyita perhatian dari anak anak lain.

The Iron man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang