"S-sho.." suara berat khas anak remaja sedikit terputus. Dia disudutkan oleh teman seangkatannya sekaligus sahabat baiknya sendiri yang memang selalu bersifat clumsy bahkan mungkin clingy.
Yang memojokkan tersenyum intens. Senyuman yang menyungging dengan bangga, seolah dia memang sudah melakukan hal yang hebat.
Toro mengeram sedikit, jantungnya bahkan berdegup tidak normal. Surai hitam lebat, pemuda yang selalu ia panggil 'Sho' itu tampak agak mengerikan. Kakinya tertekuk hingga tinggi mereka sama walau sebenarnya ia jauh lebih tinggi.
"Toro, aku suka kamu." Katanya spontan.
Jantung yang namanya disebut hampir lepas, rasanya ia bisa menganga karna kaget luar biasa. Apa ia tak salah dengar? Maksudnya- ha? Sho bilang suka padanya? Apa Sho mabuk? Eh- hei! Tidak mungkin, kan mereka masih anak dibawah umur....
Mukanya sontak merah, ia terlihat melotot karna tak percaya, reaksi yang lucu menurut sang bocah blak-blakan yang baru saja confess tentang perasaan yang dirasakannya sejak 2 bulan lalu.
Mungkin Sho bisa membayangkan jika di kepala Toro baru saja mengeluarkan asap-asap.
"E— ma-maksudnya? Ka-kamu mau nembak siapa? Bilang gitu karna mau latihan denganku?" Toro sedikit merinding, ia menatap mata Sho lumayan ragu.
Toro berusaha menenangkan dirinya, ia pun berasumsi jika saja Sho sedang menyukai seseorang dan latihan mengutarakan perasaan dengan mencoba terlebih dahulu ke dirinya. Tapi jika demikian, maka seharusnya sekarang Sho tak akan terlihat sangat marah.
"Ha? Kamu bilang aku mau latihan? Toro. Aku ga akan ulang kalimat menjijikkan itu lagi." Mata Sho menjadi tajam, ia membuat Toro makin menekuk kakinya hingga kebawah dan dia berada tepat diatas kemudian menekan hawa keberadaannya dengan sangat kuat.
Jujur saja, hanya ada perasaan menggemaskan yang dapat Sho rasakan tiap kali ia memperhatikan setiap sudut ekspresi orang yang ditekannya ini. Astaga, Sho bisa saja jadi gila bucin sepeti Kiki.
Lucu lucu lucu lucu.
Bisa Sho liat di wajah Toro semburat merah yang mungkin sudah mengelilingi pipinya. Matanya beralih, bibir yang tampak gemetaran itu seolah hendak mengatakan sesuatu, dan rasanya tampak manis.
Tak ada yang merasukinya, bahkan mungkin disana tak ada seorang atau makhluk yang mendorong dia untuk menempelkan bibirnya ke bibir si surai hijau yang kembali melotot terkejut.
"Hmmph!" Dia pun mendorong tubuh Sho dengan kuat hingga orang itu terdorong jauh kebelakang.
"Sho! Itu keterlaluan!" Dia mengelap bibirnya dengan lengan baju sekuat mungkin, sementara manusia yang nyosor malah seenaknya membuat smirk menyebalkan.
"Sungguh?" Bukannya menjauh atau berhenti, ia malah mendekatkan tubuhnya dan ingin berniat menyudutkan Toro lagi.
"Ack!" Tidak seperti yang direncanakan, Toro dengan sigap tak akan membiarkan dirinya dibodohi oleh Sho untuk kedua kalinya. Ia membalik tubuh Sho hingga ia lah yang menahan Sho.
"Wah.." godanya. "apa ini? Toro aku tidak tau kau suka yang seperti ini." Sho melirik tangan Toro yang bersandar di dinding sebelah wajahnya. Orang yang sedikit menunduk dan melihat kearahnya, memberikan stare yang lumayan mengerikan.
"Marah nih?" Karna Toro yang tak kunjung mengatakan sepatah katapun, setelah lebih dari 5 detik diam-diaman, Sho kembali mengatakan pertanyaan jahil.
Toro melirik tajam pada pemuda yang ia sudutkan dari atas hingga bawah. Pakaian berantakan, luka-luka. Dan disaat lirikannya berpindah tempat ke wajah, tepat disaat mata mereka bertemu, Toro bisa merasakan jantungnya langsung melompat kaget. Bagaimana bisa mata bulat itu ia miliki di sifat nya yang sungguh amburadul?
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO FLIRT WITH YOUR FRIEND (TORO X SHO) (WEE!!)
Short StorySELURUH KARAKTER MILIK AMOEBA (AUTHOR WEE!!) !!END!! Disclaimer: Ini gak ada kaitannya dengan mereka di cerita asli. Hanya funfict dari author nya aja. Waktu baca Wee!! malah salfok sama Toro dan Sho, hahaa gemessss. Jadinya mau coba buat. Btw kalau...