Dari chapter ini bakal banyak flash back dari seratus tahun yang lalu dan kisah Fort dan juga Peat.
Happy reading semuanya.
********
Awan kelabu mengumpal di langit sana, menutupi langit yang semulanya biru terang, udara dingin berhembus lembut, meniup pelan dedaunan hingga terjatuh dari dahan dan ranting pepohonan.
"Kenapa kau terus memandangi gelang itu huem?"
"Indah."
Terlihat dua orang anak adam tengah bersama di sebuah padang sabana yang luas membentang, walau langit menandakan jika hujan akan turun tak lama lagi, akan tetapi keduanya terlalu terlena dalam dunia mereka, dunia yang hanya ada mereka berdua di dalamnya.
"Lebih indah dirimu sayang." Tangan besar itu mengusap penuh kasih sayang surai hitam milik pemuda manis yang berbaring di pangkuannya.
"Gombal." Sahut pemuda manis itu.
"Apa kau tahu arti dari warna gelang itu itu?"
Mata bulat itu mengedip-ngedip lucu, "apa itu Phi Phai?"
Phrapai meraih tangan mungil milik Sky yang terdapat gelang pemberian seorang nenek tua beberapa hari yang lalu.
"Warna merah, itu artinya sebuah keberanian, semangat dan juga cinta, layaknya api yang tengah membara, begitulah warna merah itu, ia kuat dan berani."
Phrapai menyentuh warna putih pada gelang tersebut, "warna putih, warna yang melambangkan kesucian dan kemuliaan, warna putih jua melambangkan keseimbangan antara positif dan negatif."
"Warna yang terakhir adalah coklat. Warna yang identik dengan bumi dan tanah, warna coklat melambangkan rasa aman, nyaman dan hangat."
"Wah... Darimana Phi mengetahuinya?" Tanya Sky.
"Phi hanya menyimpulkannya sendiri, he he he." Phrapai terkekeh pelan, "namun, apa kau tahu jika warna itu melambangkan cinta Phi padamu."
Sky membuat ekspresi wajah seolah ingin muntah.
"Cinta Phi padamu bagaikan sebuah api yang bergejolak, yang kian membara setiap kali melihat dirimu ada di depan mata Phi, seperti warna merah yang melingkar di gelang itu, cinta Phi akan terus menyala asalkan kau terus ada bersama Phi."
"Rasa sayang Phi tulus padamu, seperti warna putih yang melambangkan kesucian, Phi ingin mengikatmu dalam sebuah ikatan suci yang dimana hanya ada kebahagiaan, walau tak mungkin luka pasti akan datang, akan tetapi Phi akan setia menjadi penghapus luka tersebut."
"Bumi dan tanah, warna coklat adalah lambang dua unsur tersebut. Sama halnya seperti hubungan kita, jika suatu saat bumi memisahkan kita, akan tetapi yakinlah pada tanah, ia pasti akan mempertemukan kita kembali, yakinlah dengan cinta yang kita punya saat ini."
"Merah, putih serta coklat. Tiga warna ini adalah warna yang akan terus saling terhubung, karena cinta, kesucian dan rasa nyaman adalah puncak dari sebuah rasa kasih sayang yang sesungguhnya."
Sky tersenyum mendengar penuturan Phrapai, walau terdengar jika itu dibuat-dibuat, akam tetapi ia yakin dengan cinta dan kasih sayang yang Phrapai berikan padanya.
"Jadi, jika suatu saat takdir memisahkan kita, itu artinya kita pasti akan bersama lagi walau itu harus di kehidupan yang lainnya?"
"Yup... Benar sekali, kita akan terus bersama, walau takdir berulang kali memisahkan kita." Sahut Phrapai lalu menundukkan tubuhnya dan mengecup pelan kening Sky.
Cup!
"Phi Rak Nong Sky na."
"Nong Chan Rak Phi Phrapai na khab."