c h a h u n

100 17 0
                                    

"CHAHUN! Lo denger gue ngomong gak?" kata Sowon yang sedari lima belas menit berdiri di depan kelas ngomong panjang lebar nunjuk Hun pakai gulungan kertas A4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CHAHUN! Lo denger gue ngomong gak?" kata Sowon yang sedari lima belas menit berdiri di depan kelas ngomong panjang lebar nunjuk Hun pakai gulungan kertas A4.

"Denger," angguk Hun yang sedari tadi Sowon ngomong dia sibuk main sama kucing di luar kelas lewat jendela.

"Apa coba sebutin?" pinta Sowon menatap Hun galak dan melipat tangan di dada.

"Besok kumpul di sekolah jam tiga, pakai jaket kelas, jangan lupa bawa payung, sendal, sama obat-obatan pribadi," kata Hun lancar, bikin Sowon yang tadinya mau nimpuk Hun jadi mengurungkan niatnya karena memang jawaban Hun benar adanya.

"Mak Won mau nanya dong!" Chan, yang duduk di bangku paling depan ngangkat tangan, tinggi banget.

"Apa?" tanya Sowon.

"Kita satu bus sama kelas mana?"

Sowon lalu membuka gulungan kertas di tangannya, lalu nyari nama kelas mereka di daftar nomor bus.

"Pernah Sekelas," jawab Sowon, menyebut nama kelas XI IPA 1 yang sontak membuat kelas jadi bersorak ramai.

Pasalnya, Pernah Sekelas dan Kelas Sebelah ini memang bestian.

Banyak dari anak Kelas Sebelah temenan sama Pernah Sekelas. Ditambah lagi, Pernah Sekelas itu anak IPA rasa IPS jadi ya klop sama Kelas Sebelah.

"Asikkk, kita satu bus sama Seungkwan, Biiii!" girang Umji heboh menggoyang-goyang badan SinB yang lagi fokus mengepang rambutnya sendiri.

"Ada lagi yang mau nanya?" kata Sowon.

Yuju, yang duduk di depan Hun ngangkat tangan. "Boleh bawa gitar gak?"

"Boleh, tapi tahu aturan aja ya mainnya. Jangan sampai berisikin orang lain."

"Sippp!"

"Kalau bawa orangtua, boleh gak?" tanya Eunha.

"Lo anak TK pake bawa orangtua segala? Engga!"

"Yaaah, padahal mami papi gue udah semangat kepengen ikut," keluh Eunha.

"Kantong plastik jangan lupa kantong plastik~~~" sahut Jaehyun dari belakang kelas.

Sowon nepuk keningnya, "Oh iya bener, hampir gue lupa. Besok jangan lupa bawa kantong plastik, apalagi yang gampang mabuk kendaraan."

"Kalau yang mabuk cinta gimana, Won?"

"Bawa baygon."

"Bawa trashbag boleh, Won?"

"Boleh, buat masukin lo terus dibuang di jalan tol!"

"Sabar Won, sabar," kata Seungsik jadi mengipasi Sowon yang sebentar lagi keluar tanduk gara-gara pertanyaan konyol teman-temannya.

"Hun inget ya besok bawa makanan manusia, bukan makanan kucing," kata Yerin, mewanti-wanti Chahun, takutnya kejadian tiga tahun lalu terulang.

Di mana, saat Study Tour kelas 2 SMP ke Dufan, tas Chahun isinya makanan kucing semua, gak ada makanan manusianya, yang menyebabkan Hun pingsan pas ngantri wahana Kora-kora.

"Iya," angguk Hun.



▪▪▪



CHAHUN adalah tipe manusia yang kalau ketemu manusia yang gak kenal-kenal banget males nyapa, tapi kalau ketemu kucing liar bakal dia dadahin dari jauh sampai jauh lagi.

Hun gak benci manusia, dia cuma males aja buat berinteraksi sama manusia.

Menurut Hun, berinteraksi sama manusia itu melelahkan, apalagi sama manusia temen-temen kelasnya, duh, capeeeeeeek banget!

Terbukti kan tadi Sowon hampir keluar tanduk ngadepin anak kelas ini.

Sekarang Chahun yang lagi duduk di bangku kantin, lagi ngamanin tempat sementara temen-temennya pada pesen makan.

Sambil nunggu temen-temennya sambil dia ngasih makan kucing-kucing sekolah sama makanan kucing yang dia bawa dari rumah.

"Harusnya gue tuh seneng ya besok mau OCS tapi kok gue malah males ya, Meng?" katanya pada tiga kucing di depannya yang anteng makan.

Berbeda sama temen-temen sekelasnya yang super duper semangat buat kegiatan OCS, Hun justru sebaliknya. Dia tuh maleeeeeeeees banget!

Saking malesnya, Hun bahkan belum nyiapin apa-apa buat besok. Entah baju atau makanan, BLAS Hun belum nyiapin!

"Apa gue gak usah pergi aja, Meng?" kata Hun lagi, mengelus salah satu kucing yang sekarang jadi tiduran, kekenyangan habis makan.

"Seenak udel lu bilang gak pergi," sahut Yerin tiba-tiba datang dan menyimpan empat gelas minuman di meja.

"Kalau lu gak pergi, ntar tugas gue makin banyak!" lanjut Yerin yang adalah teman satu kelompok Hun selama OCS.

Jadi, selama OCS mereka diberi tugas buat mencatat hal-hal penting selama OCS karena setelah OCS selesai, mereka harus buat makalah tentang SDA dan SDM tempat-tempat yang mereka kunjungi.

"Becanda, sewot amat," kata Hun jadi duduk tengak menghadap Yerin hendak meraih salah satu gelas berisi es teh.

Tapi belum sempet dia meraih gelas itu, tangannya disentil sama Eunha.

"Tangan lu habis pegang kucing, kotor," kata Eunha, lantas nyemprot Hun pakai Hand Sanitizer.

Setelah disemprot beberapa kali, barulah Hun boleh minum es tehnya, yang bersamaan dengan itu Sejun datang dengan membawa nampan berisi bakso dan mi ayam pesanan Yerin, Eunha, Hun, dan dirinya sendiri.

"Makasih," kata Eunha yang tanpa berlama-lama langsung aja nambahin banyak sambel di baksonya.

"Banyak banget sambelnya, besok sakit perut tahu rasa lo," kata Sejun yang kaget liat kuah bakso Eunha yang merah banget.

"Gue lagi dapet, makanya perlu makan yang pedes-pedes," kata Eunha yang mukanya mulai dipenuhi keringat.

Untuk beberapa menit, keempat anak manusia itu makan dengan tenang. Meskipun Eunha sedikit rada huh hah kepedesan sih.

Tapi sampai menit ke tiga, Hun nyimpen sendok garpunya dan ngedorong mangkok mi ayamnya menjauhi dirinya.

"Kenyang?" tanya Yerin yang cuma diangguki Hun.

"Udah pesen setengan porsi, masih aja gak habis," kata Yerin, "Heran."

Kemudian Yerin jadi ngambil alih mangkok Hun dan mindahin sisaan Hun ke mangkoknya.

Ah ya, selain males berinteraksi sama manusia, Hun juga suka pilih-pilih makan, percis kaya kucing!

Ah ya, selain males berinteraksi sama manusia, Hun juga suka pilih-pilih makan, percis kaya kucing!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪▪▪ 04.01.23 ▪▪▪

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang