Kisah ini terjadi di masa PPKM masih berlaku beberapa waktu lalu.
Sebuah tautan untuk bergabung di Google Meet diterima Tia di pesan WA-nya. Tanpa pikir lagi Tia langsung menerima tautan tersebut. Tautan itu membawanya masuk ke Google Meet untuk mengikuti sebuah pertemuan online tetapi ia harus menunggu persetujuan admin terlebih dahulu untuk bisa turut berbincang. Lama menunggu tapi tautannya belum disetujui juga. Tia mulai gelisah bercampur kesal. "Lama banget nih Admin! Tinggal klik doang padahal, huh!" Setelah ditunggu-tunggu barulah tautannya disetujui. Dan Tia pun masuk bergabung di pertemuan online tersebut.
"Haloooo Tiaaaa!" sapa semua orang yang sudah berada lebih dulu di pertemuan itu. Tia bisa melihat video dari sahabat-sahabat kentalnya pada layar telepon genggamnya. Ada Windy, Aji, Dion, Nina dan admin dari pertemuan online tersebut, Kaka. Video mereka berjajar dalam dua lajur, enam kotak, termasuk video dirinya sendiri.
"Reseh lu Ka! Gue nungguin persetujuan lo dari tadi, emang sengaja lu ya ngelama-lamain gue!" semprot Tia. Kaka, pemuda kurus berambut gondrong ikal itu tertawa. "Hahaha, sengaja kita lama-lamain biar lo makin kangen ... tapi jangan nyalahin gue doang dong Ti, tuh yang lainnya juga, ini ide mereka juga!" Windy, Aji, Dion dan Nina pun tertawa. "Reseh kalian semua! Tapi gue emang kangen kalian semua tau!" seru Tia.
"Gue juga kangen lo Ti!" sahut Windy. "Cini peyuk," tambah Nina. Tia pun memeluk dirinya sendiri seakan memeluk teman-temannya itu sembari berkata, "Hug virtual aja bisanya huhuhu."
"Peyuk aku uga ih," sela Dion dengan mulut dimonyongkan manja.
"Jijay dih!" ketus Tia, membuat yang lainnya pun tertawa, "gimana-gimana kabar kalian semua sehat-sehat ya?" Semua tampak mengangguk di layar monitor masing-masing serta menjawab pertanyaan Tia, "Sehat, sehat." Tia tertawa senang. "Gaes, kita mau ngobrolin apa nih?" tanya Windy.
"Eh bentar-bentar Win ... sebelum masuk obrolan ... gue mau ngasih tahu ... kelean udah tau belom, kalau Kaka sekarang pake komputer baru?" Dion memberikan pengumuman. Nina dan Tia bertepuk tangan senang mendengar itu. "Akhirnya lem biru juga ya Ka," sahut Windy. Kaka manggut-manggut sambil nyengir. "Apaan tuh lem biru?" Aji mengerutkan keningya. "Lempar yang lama beli yang baru, masa ga tahu, singkatan lama itu sih Ji?" terang Nina. Aji hanya nyengir menggeleng. "Coba tunjukkan kemampuan edit-edit video kau itu dong Ka, katanya beli komputer baru supaya makin canggih skill mengedit video kau 'kan?" tantang Dion. "Ok, ok bentar," sahut Kaka.
Di layar monitor tampak Kaka sedang menatap layar monitornya dan mengutak-ngatik sesuatu dengan mouse-nya. Semua orang menunggu, menatapnya. Dua menit berlalu. "Hoy, lama amat itu ngutak-ngatik videonya? Kita nungguin nih" Nina tak sabar. Tiba-tiba Kaka yang sedang mengutak-ngatik video itu berteriak-teriak membuat teman-temannya terkejut. "Ka lo kenapa?!" bingung Tia. Tubuh Kakak berguncang-guncang. "Kaka kesetrum! Ya Tuhan!" teriak Nina. "Ka! Cabut colokan listriknya cepet!" panik Aji sampai berdiri dari duduknya. Semua panik tapi tak bisa melakukan apa-apa. Mereka hanya bisa melihat pada layar monitor mereka masing-masing yang memperlihatkan di mana Kaka tengah berteriak dengan tubuh kelojotan lalu mendadak api menyala membuat tubuh Kaka terbakar! Semuanya terpekik kaget. Tak lama Kaka pun hangus menjadi abu!
KAMU SEDANG MEMBACA
PPKM (Pelan-pelan Kalian Mati)
Mystery / ThrillerDi masa PPKM lalu, enam orang sahabat melakukan pertemuan melalui meeting online tapi tiba-tiba masuklah sebuah akun anonim di antara mereka dan mulai mengganggu. Membuka dosa-dosa mereka hingga mereka ribut satu sama lain serta mengancam mereka unt...