PERTEMUAN

57 6 14
                                    

     Setiap masa akan ada orangnya setiap orang ada masa setiap kehidupan akan selalu dipenuhi manusia baru yang akan membawa perubahan dari segala sisi kehidupan. Seperti saat aku bertemu kamu aku menemukan banyak hal baru yang membuat aku mengubah cara pandang dunia.

Tetapi pada saat itu aku belum paham kenapa semesta menghadirkan kamu kedalam hidupku yang tak pernah mengenal sebuah warna sampai akhirnya aku paham apa tujuan semesta menghadirkan kamu.

Malam yang disertai hujan rintik-rintik Alena mengenderai mobil Mini Cooper S Cabrio bewarna silver menggunakan dress bewarna putih tulang menuju coffee shop terkenal di Bandung bersama Alice. Setelah tiga puluh menit sampai di coffee shop Sejiwa Coffe mereka langsung bergegas turun menuju coffee shop mengenakan sepatu hitam berhak tinggi.

"Kak, pesan americano sama cappuccino ya" ucap Alena dengan tersenyum manis.

"Mau less sugar atau no sugar?" balas kasir coffe shop.

"No sugar" mengeluarkan dompet di tas Alena.

Malam itu coffee shop yang ramai pengunjung, mereka mencari tempat duduk untuk menikmati secangkir coffee. Alena adalah gadis yang cantik, anggun, baik, rambut hitam, hidung mancung, bibir tebal merah merona, bola mata bewarna hitam, tinggi badan 168 cm dan warna kulit putih. Alena merupakan anak seorang pengusaha fashion sukses dengan cabang di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kemudian sebuah mobil Mercedes Benz GT berwarna kuning berhenti di depan coffee shop Sejiwa Coffee yang dikendarai oleh Arlo, Keenan, Deva dan Elvano. Arlo adalah pria bertubuh kekar, tampan, alis tebal, hidung mancung, model rambut crew cut dan bola mata berwarna coklat. Arlo memiliki tinggi 178 cm dengan warna kulit sawo mantang membuat wanita tergila-gila kepadanya. Dia merupakan anak tunggal dari pemilik coffee shop terbanyak di Bandung keluarganya memiliki popularitas yang tinggi di Bandung. Semua itu membuat Arlo bersikap sombong memandang rendah orang lain karena merasa bahwa dirinya sangat sempurna atas apa yang dimiliki.

Tergesa-gesa turun dari mobil Arlo dengan kemeja hitam, celana pendek hitam, dan sneakers bewarna putih berjalan memasuki lorong coffee shop. Alena yang melihat kedatangan mereka langsung menatap sinis tatapan ini mencuri perhatian Arlo untuk mendekati Alena di sudut ruangan.

Kemudian Arlo berdiri berjalan menuju meja Alena membuat pusat perhatiaan tertuju kepada Arlo. Langkah yang begitu tergesa-tergesa tanpa memperdulikan orang-orang sekitar Arlo terus berjalan menuju meja Alena.

"Hei!!!." seru Arlo dengan memukul meja.

" Lo,ngapain dari tadi liatin gue?" Arlo sambil menatap mata Alena.

Alena langsung berdiri mengembuskan nafas dengan mata menatap Arlo.

Seketika mata mereka saling menatap dan hidung sebentar lagi saling menyentuh. Tubuh saling berhadapan badan semakin dekat membuat Alena Sedikit gugup namun Alena tidak memperdulikan semua itu bagi Alena pria itu sangat menyebalkan.

"Diem lo!!!" Alice berdiri menunjukan tangan ke arah Arlo.

"Suka-suka gue" Seru Arlo kepada Alice.

"Idih,apaan lo" Alena menatap sinis ke arah Arlo.

Alena langsung mengajak Alice keluar dari coffee shop walaupun dihalangi oleh Arlo dengan menutupi jalan Alena namun Alena tidak memperdulikannya. Kemudian Alena dan Alice berdiri menghadap Arlo untuk meninggalkan tempat duduknya untuk keluar dari tempat itu. Alena yang sudah kesal akan kelakukan Arlo dia mengambil gelas berisi coffee langsung menyiramkan ke baju Arlo.

"Sialan!!!" teriak Arlo kepada Alena.

"Minggir lo" Alena dengan menambrak bahu Arlo sebelah kiri.

"Dasar cowok brengsek" ucap Alena dengan menatap mata Arlo dengan tajam.

Lalu Alena dan Alice meninggalkan coffee shop dengan tatapan tajam kepada Arlo dia merasa tidak nyaman pada tingkah laku Arlo yang tidak sopan sambil membanting pintu coffee shop. Alro nampak kesal kepada Alena merasa dipermalukan di depan pengunjung dan temannya. Setelah itu Arlo berjalan dengan ekspresi wajah marah menghampiri Deva, Keenan, dan Elvano membuat mereka takut kepada Arlo. Alena merupakan gadis pertama yang mempermalukan Arlo di tempat umum membuat Arlo ingin membalaskan dendam kepada Alena.

"Gue engga mau tau lo harus cari tau siapa gadis itu" ucap Arlo dengan membanting gelas kelantai.

" Lo suka sama gadis itu?" Deva tertawa kecil sambil menepuk bahu Arlo.

"Gue mau bales dendam" menatap sinis mata Deva.

Keenan dan Price tertawa melihat mereka saling mengejek satu sama lain karena bagi mereka Arlo itu tidak pernah jatuh cinta kepada seorang gadis. Karena ketampanan kekayaan yang dimiliki Alro sering memanipulasi gadis. Pertemanan mereka terkenal dengan ketampanan serta populiratas tinggi semua hal ini menarik simpati gadis di Bandung.

Pukul dua pagi mereka bergegas pulang dengan keadaan jalan sepi hanya ada lampu kota yang redup. Kemudian mereka bersiap-siap untuk kembali kerumah dengan sunyi jalan hanya ada mobil Arlo yang melaju kencang. Dengan memutar lagu berjudul Disenchated My Chemical Romance .

"Gimana lu udah dapet?" Ucap Arlo kepada Deva.

"Lo mau bales dendam atau suka nih?" Keenaan sambil memukul bahu Arlo.

Deva, Keenan, dan Elvano tertawa keras kepada Arlo.

"Gila lo semua!!!" menghentikan mobil ditengah jalan.

"Turun!!!" banting setir dengan nada keras.

Kemudian Deva, Keenan, dan Elvano langsung turun dari mobil Arlo dengan keadaan kesal karena Arlo menyuruh mereka turun di tengah jalan dengan keadaan sepi hanya ada lampu jalan yang sudah redup disertai embun tipis pada pagi hari itu.

"Sialan!!!" teriak Elvano dengan menendang pembatas jalan.

" Pertemuan adalah awal dari sebuah kisah yang memiliki akhir sebuah kebahagiaan atau pelajaran. Semua yang ditakdirkan semesta akan bertemu dimanapun dan kapapanpun dengan waktu yang telah ditentukan oleh takdir tuhan. "

-  Alena Beatarisa -

Antara Kita, Kota, dan Kata (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang