GERBANG KAMPUS

31 6 13
                                    

"Aduh" merintih lirih.

"Makannya jangan sok kuat tuh kaki!!!" Deva dengan desis tajam.

Setelah saling menyalahkan satu sama lain di jalan yang sepi. Akhirnya memilih untuk berjalan kaki menuju arah pulang dengan jarak 5 km. Mereka menggerutu sepanjang jalan mengingat ulah Arlo yang menyebalkan. Nampak dari kejauhan mereka melihat mobil Arlo yang berhenti dipinggir jalan.

"Ngapain lo disini?" tanya Keenan kepada Arlo.

"Gue nungguin kalian" tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Engga ada otak lo!!!" Deva Jawab cepat dengan keringat yang terus menetes di dahi.

Elvano hanya terdiam berusaha mengatur nafas didepan mereka. Namun mereka hanya tertawa terbahak-bahak melihat Elvano. Seperti habis lari maraton dengan baju dipenuhi oleh keringat. Lalu mereka masuk ke mobil menuju rumah Arlo. Sepanjang jalan mereka hanya terdiam. Sampai di rumah besar dengan desain rumah kaca adalah tempat tinggal Arlo. Namun, Arlo hanya tinggal bersama para pembantu saja. Orang tuanya tinggal di luar negeri dari Arlo duduk di bangku SMA.

"Arlo!!!" teriak keras Elvano.

"Apaan lo?" jawab cepat.

"Ada gadis yang lo cari di beranda instagram gue" melempar ponsel ke arah Arlo.

Tergesa-gesa membuka ponsel ternyata benar ini adalah gadis yang dia temui di Coffe Shop pada malam itu. Ternyata namanya adalah Alena Beatarisa mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Jumlah pengikut instagram dua puluh ribu serta like mencapai jutaan. Dilihat dari postingan foto saja dia anak orang berada. Pakaian branded dan kendaraan yang dia pamerkan di sosial media.

"Tajir juga nih gadis" desis tajam Arlo.

"Kenapa lo? Ngerasa kesaing ya?" bisik Deva.

Mereka tertawa keras, "hahaha".

Kemewahan yang Alena punya mencuri perhatian Arlo yang biasa cuek kepada gadis. Kali ini ingin tahu sepenuhnya tentang Alena Beatarisa. Gadis ini membuat dia bertanya-tanya siapa gadis ini sebenarnya. Kenapa dia bisa berani menyiramkan coffee kepada Arlo?. Rasa penasaran yang mucul di diri Alro membuat dia mengikuti instagram Alena.

Alena yang sibuk bermain piano di rumah tiba-tiba mendengar bunyi ponselnya. Notif itu adalah notif pemberitahuan pengikut baru instagramnya. Alena langsung melirik ke arah ponselnya dia tercengang. Setelah dia tau bahwa pengikut barunya adalah Arlo Xavier Cairo. Si pria sombong dan pembawa masalah yang Alena temui.

Arlo Xavier Cairo mulai mengikut anda.

Alena memegang kepala, memikirkan niat busuk apa ada di kepala Arlo. Sehingga membuat Arlo mengikuti instagramnya. Alena tidak tau apa yang Arlo mau dari dirinya. Kenapa bisa?, pria itu sampe menemukan instagram Alena. Padahal dia tidak tau siapa nama alena pada malam itu.

Alena Bea:

Lic,tau ga lo cowok yang kita temui di coffee shop itu?

Alice :

Kenapa lo? Naksir ya lo?

Menerima balasan dari Alice rasanya Alena ingin membanting ponselnya. Bagaimana bisa Alice menjawab pesannya dengan balasan menjengkelkan. Pria yang menyebalkan membuat mood Alena berantakan saat menikmati secangkir coffee. Alena tidak akan memiliki perasaan apapun pada Arlo. Dia hanya menaruh sebuah kebencian, mendalam setelah kejadian malam itu di coffe shop.

Keesokan harinya pagi yang cerah. Alena pergi ke kampus diantar oleh sopir pribadinya. Pertama kali alena ke kampus diantar oleh sopir. Karena kejadian tadi malam membuat dia tidak ingin melakukan apapun. Namun, hari ini dia harus mengisi acara di kampus jadi mengharuskan Alena datang. Tiba-tiba ada sebuah keributan di depan gerbang kampus. Sopir Alena memberhentikan mobil secara mendadak, membuat kepala Alena terbentur sedikit ke kursi depan.

"Pak, hati-hati dong" teriak keras.

"Maaf non, didepan ada keributan soalnya" jawab gugup.

Alena langsung keluar dari mobil melihat keributan di depan gerbang kampusnya. Pertama kali dia melihat kejadian seperti ini di depan kampus. Alena berjalan cepat ke arah gerbang, sampai di depan gerbang. Alena terkejut melihat apa yang terjadi. Arlo yang mengenakan kaos, dipadukan jaket jeans, celana jeans model sobek-sobek dan sepatu warna putih. Membuat Alena terkejut pria arogan dan sombong yang dia temui, malem itu ternyata dalang dari keributan pagi ini.

"Bangsat" Alena mendesiskan kebencian.

"Dunia sempit banget ketemu lo lagi" tatapan sinis Arlo.

"Najis lo" alis mengkerut dan bibir datar.

Alena langsung kembali ke dalam mobil menutup keras pintu mobil. Pagi ini adalah pagi terburuk dia harus bertemu dengan pria yang menyebalkan itu. Alena langsung melanjutkan perjalanan masuk. Sampai di loby dia berpapasan dengan Alice.

"Alena?!" teriak keras Alice.

"Apa lo?" menatap sinis.

"Ya ellah masa gitu doang marah si" mencubit pinggang alena.

Alena hanya terdiam dan mempercepat langkah kaki menuju loby kampus. Dia harus cepat sampai ke dalam gendung karena acaranya segera dimulai. Alena hanya pura-pura marah kepada Alice untuk, memberikan pelajaran kepada sahabatnya. Alice terus mengejar Alena yang langkahnya semakin cepat. Alena tidak menoleh sedikitpun ke belangkang. Dia sedang mengejar waktu untuk tampil diacara kampus.

"Maafin gue alena" menunduk ke bawah dan menghalangi jalan Alena.

Alena tersenyum menganggukan kepala.

Sampai di gedung nampaknya sudah banyak tamu yang datang. Semua menunggu penampilan Alena diatas panggung. Alena langsung menuju ke belakang panggung, untuk bersiap naik keatas panggung. Alena sering mengisi acara besar kampus dengan penampilan pianonya. Dia merupakan seorang instrumen piano hebat. Dia pernah juara satu lomba tingkat internasioal. Tak heran jika banyak pria yang jatuh hati padanya, tak hanya cantik Alena memiliki segudang prestasi.

Tiba saat bagian Alena mengisi acara. Alena merasa gugup ketika ingin naik panggung. Alena memasuki panggung melangkahkan kaki. Dia menggenakan hak tinggi berwarna cream, gaun bewarna putih, dan rambut digerai. Membuat seisi panggung kagum atas kecantikan. Arlo tidak tau bahwa diacara ini akan ada Alena. Saat dia tahu wanita yang ada di panggung adalah Alena. Berkali-kali menepuk pipi memastikan bahwa itu Alena atau hanya bayangan konyol saja. Ternyata memang benar dia adalah Alena Beatarisa, gadis yang menyebalkan pada malam itu. Mata yang tidak berkedip melihat ke arah panggung menatap Alena.

"Dia sangat cantik sekali" ucap kagum Arlo.



"Dalam kehidupan ada dua hal yang perlu dipahami yaitu sebuah pertemuan dan perpisahan. Memahami kedua hal tersebut tidak mudah seperti perihal jatuh cinta dan melupakan."

- Alena Beatarisa -

Antara Kita, Kota, dan Kata (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang