Batu Bertuah: Quidditch

138 25 0
                                    

ㅤㅤMEMASUKI bulan November, hawa menjadi sangat dingin. Pegunungan yang mengelilingi sekolah berubah menjadi abu-abu bersaput es dan danau seolah menjadi baja beku. Setiap pagi tanah berselimut salju. Hagrid terlihat dari jendela atas tengah melumerkan salju pada sapu-sapu untuk pertandingan Quidditch, ia memakai jubah panjang dari kulit tikus mondok, sarung tangan dari bulu kelinci dan sepatu bot besar dari kulit berang-berang.

Casette semakin berteman dekat dengan The Golden Trio, dia juga melakukan siklus hibernasi dengan caranya sendiri. Selain berkumpul dengan The Golden Trio, seperti biasa, Casette membantu para Profesor yang membutuhkan bantuan dan sekali-kali mengunjungi asrama lain.

"Hai, Drake," sapa Casette.

Draco Malfoy melemparkan seringai miring tipis sebagai balasan dan melewati Casette setelah bertegur sapa. Casette tertawa, menganggap kejadian singkat tadi menyenangkan.

Mata biru gadis itu menangkap bayangan Profesor Snape yang lewat. Casette menghampiri pria itu. "Profesor, ayo saya bantu menyebrangi halaman!" ucap Casette senang hati menawarkan bantuan dengan senyuman.

"Baiklah," terima Profesor Snape. Mereka menyebrangi halaman dan menemukan tiga anak Gryffindor sedang berdempetan seperti menghalangi sesuatu. Casette melongo, merutuki kebodohan tiga bayi itu yang begitu polos.

Jelas mereka menyembunyikan sesuatu. Profesor Snape mendekat dengan bantuan Casette, meski masih sedikit terpincang.

"Apa itu yang kau pegang, Potter?" Buku Quidditch dari Masa ke Masa. Harry menunjukkannya.

"Buku perpustakaan tidak boleh dibawa keluar sekolah," kata Profesor Snape. "Berikan padaku. Lima angka dipotong dari Gryffindor."

Harry menatap buku nya melas dan dia meminta bantuan kepada Casette. Sayang sekali, Casette hanya bisa tersenyum lemah.

Casette dapat mendengar percakapan Harry dan Ron dikejauhan.

"Peraturan itu diada-adakan," kata Harry gusar ketika Profesor Snape dipapah oleh Casette menjauh. "Kenapa ya, kakinya?"

"Entahlah, tapi kuharap sakit sekali," kata Ron sengit.

Casette menggelengkan kepalanya pelan. Mereka berjala nhingga kekantor pribadi milik Profesor Snape. "Aku minta maaf atas perlakuan mereka Profesor,"

Profesor Snape melirik Casette. "Tidak masalah, terimakasih atas bantuanmu Ms Cullen. Cukup sampai disini saja,"

"Oh, sama-sama Profesor." timpal Casette senantiasa dengan senyuman manis. "Senang membantu anda selalu."

***

"Bagaimana rasanya berteman dengan mereka bertiga?" tanya Cho Chang, gadis dari Ravenclaw.

"Biasa saja," Casette mengedipkan matanya perih. Dia mengusapnya pelan. "Sejujurnya aku kelihatan tidak begitu penting sebagai teman mereka, mereka bertiga bersinar tanpaku."

"Oh, omong kosong." jawab Susan Bones dari Hufflepuff. "Kau dijuluki Miss-Fallient-Gentle se Hogwarts, kau tahu."

Cho mengangguki pernyataan gadis Hufflepuff itu. "Dan kau juga dijuluki The-Smart-Fourth dari ketiga bocah kecil itu."

"Kau bercanda." putus Casette.

"Mereka benar, Cullen." setuju Mandy Brocklehurst yang juga dari Ravenclaw. "Kalian tahu, aku berteman dengan salah satu Slytherin, Millicent Bulstrode. Dia bilang, 'Apa kau berteman dengan Casette? Si Cullen. Miss-Fallient-Gentle. Aku ingin berteman dengannya, sungguh. Aku iri melihat teman-temanku dan murid tahun kedua membicarakan Casette.' haha!"

"Wow," decak Casette. "Bulstrode terbuka denganmu ya, Mandy,"

"Yah, kami berteman. Tentu saja saling terbuka,"

A Girl with Blue [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang