02. Teman Baru

2 1 0
                                    

Terbiasa dengan pagi yang bising oleh teriakan mamah, bangun pagi ini terasa sangat berbeda. Jangankan suara teriakan, suara aktifitas saja sama sekali tidak terdengar. Mungkin para penghuni kos yang lain masih tertidur lelap.

Setelah lama menatap plafon kamar, kuputuskan untuk segera bangun karena rencananya pagi ini aku harus belanja beberapa kebutuhan kos dan cemilan ringan untuk kubawa pergi camp.

Ya, malam ini aku berencana pergi camp bersama anak-anak paguyuban. Dimana paguyuban ini beranggotakan mahasiswa rantau yang berasal dari kota yang sama denganku. Belum ada teman yang aku kenal sebenarnya, tapi anggap saja kegiatan ini usahaku untuk mendapat teman baru.

Tepat pukul 09.00 aku keluar kamar, ternyata penghuni kamar sampingku juga melakukan hal yang sama, mungkin dia juga berencana pergi keluar karena dilihat dari penampilannya yang sudah rapih.

"Hi, kenalin aku Sabrina Shine panggil aja sab. Kebetulan kamarku sampingan dengan kamarmu" sapaku sambil mengulurkan tanganku untuk menjabat tangannya.

"Oh iya hi, aku Ecamila Damilya panggil aja Eca"

Setelah saling berjabat tangan, kita berjalan bersama menuju pintu depan kos sambil berbincang seputar kosan. Ternya dia juga salah satu mahasiswa baru, dan yang lebih kebetulannya lagi kita satu jurusan dan satu kota denganku dikampung.

Eca juga sama berencana berbelanja kebutuhan untuk nanti pergi camp. Senang rasanya bisa dapat teman secepat ini. Aku kira aku baru akan mendapatkan teman nanti, setelah berangkat camp.

Eca memang datang lebih awal beberapa hari dari padaku, katanya dia ingin lebih mengenal lingkungan sekitar sebelum disibukan dengan kegiatan kampus. Sehingga saat ini ia sudah lebih mengetahui lingkungan sekitar dibandingkan dengan aku.

Cukup membutuhkan waktu 5 menit, kita sudah sampai di salah satu swalayan sekitar kos.  Banyak barang yang aku beli, mengingat aku yang tidak membawa barang apapun dari rumah kecuali pakaian.

"Sab!, nggak salah itu belanja banyak banget." Eca cukup syok melihat belanjaanku yang hampir memenuhi troli.

"Hehe iya ca, maklum aku dari rumah cuma bawa baju sama barang penting aja. Jadi, ya gini belanjaannya banyak."

"Kalo gini ceritanya, kamu tuh udah kaya ibu rumah tangga yang lagi belanja bulanan Sab."

"Anggap aja aku lagi latihan jadi ibu rumah tangga ya ca."

"Heh, jangan nikah duluan Sab. Aku yang bakal nikah duluan dari pada kamu." Dengan percaya dirinya Eca menjawab seperti itu.

"Aduh mau kemana sih neng, buru buru banget pengen nikah."

"Nggak tau, pengen aja buru-buru nikah. Biar ada yang nemenin bobo."

Sungguh jawaban Eca membuatku tidak tahan untuk tertawa. Eca ini memang tipe perempuan yang sangat ekspresif dan mudah untuk di ajak bercanda. Makanya tak heran bila aku merasa nyaman di dekatnya walaupun kita baru berkenalan.

******
21/09/2023

Kalian punya temen macam Eca nggak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salahku ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang