1. prolog

80 6 0
                                    

***

Bekerja kantoran itu ga seenak yang di bayangin. Kerja bagai budak corp itu lebih sadis. Gua Song Nara, anak dari Song Dongil dan Ra Miran anak terakhir dari dua bersaudara. Kakak gua Song Injung, dia udah nikah jadinya di rumah tinggal bertiga aja karena kakak tinggal sama suaminya.

Kehidupan gua sebagai anak bungsu cukup yah di bilang damai engga dan  ga damai juga engga, biasa biasa aja sih. Setelah lulus kuliah gua langsung di Terima kerja di salah satu perusahaan di Korea yang bisa di bilang lumayan ternama. Dengan gua yang lulusan dari Universitas biasa aja, gua termasuk orang yang beruntung bisa kerja disitu. Gua berkerja di bagian administrasi, gua bekerja di perusahaan ini cukup lama hampir 2 tahun.

Di kantor juga biasa aja, gua berbaur dengan karyawan lain yang satu devisi. Selama gua jadi anak administrasi gua ga pernah sekalipun kaya ketemu atasan yang bener bener jabatannya di atas gua. Nginjek lantai 19 dan 20 aja gua ga pernah karena emang ga ada keperluan apa apa untuk ke sananya. Banyak rumor yang beredar kalau dua lantai itu sakral, pasti aja kalau ada yang dari kedua lantai itu ada hal yang ga mengenakan.

Maka dari itu gua orangnya ga mau ribet jadi ga pernah tuh kaya bikin masalah hingga harus menghadap sang pemimpin perusahaan ini, karena gua termasuk orang yang ga mau menonjol.

"Yok Nara!" Tegur seseorang, gua menoleh ke belakang gua liat Mira yang berjalan ke arah gua.

Lee Mira, temen satu devisi dan juga temen deket karena dari awal gua masuk ke perusahaan bareng dia dan jadinya sampai sekarang deket.

"Baru nyampe lu?" Tanya gua ke Mira

"Iya nih, gua telat bangun jadi ketinggalan bis nya" Jawab Mira

Gua cuman membalasnya dengan berohria aja. Kami berdua menaiki lift untuk menuju lantai 5 dimana devisi kami berada.

"Laporan kemarin udah selesai kan?" Tanya Mira

"Udah gua serahin ke pak choi katanya Oke ga ada yang harus di revisi" Jelas gua

"Coba atasan kaya pak Choi semua yah, damai ga sih kita? Haha" Ucap Mira sambil terkekeh, gua pun ikut ketawa. Karena memang dari semua atasan yang gua kenal cuman pak Choi yang baik dan ga pernah rese.

Pintu lift terbuka, sudah banyak yang datang mungkin karena 5 menit lagi jam masuk kantor. Gua duduk di meja kerja gua dan mulai menyalakan komputer.

"Naraaaa... " Panggil kak Younho salah satu senior disini

"Iya kak?" Jawab gua

"Biasa yah, hot americano satu" Ucap kak Younho

Selain ngerjain banyak file, gua juga iya sebagai pesuruh buat beli kopi. Mungkin karena gua yang paling muda walaupun ada mira mereka lebih berani nyuruh gua.

"Siap" Ucap gua sambil bawa dompet

"Gua juga yah"

"Gua juga"

"Biasa yah ra"

Dan banyak lagi, itulah rutinitas pagi gua pasti aja banyak yang nitip kopi. Gua berjalan menuju loby. Di loby lumayan sepi karena udah jam kerja.

"Hot cappucino 4, hot americano 3" Ucap gua ke waiters nya

"Mau bayar cash atau kartu?" Tanya nya

"Kartu aja" Jawab gua sambil menyodorkan kartu

Kedua tangan gua penuh dengan kopi. Gua berjalan cepat mengejar pintu lift yang masih terbuka.

"TUNGGU!!" teriak gua ketika melihat pintu lift mau tertutup

Pintu lift itu tertahan dan terbuka kembali.

"Makasih" Ucap gua menundukkan kepala

Tanpa melihat siapa orangnya, gua mencoba buat untuk memencet tombol lantai. Tapi gua bingung kenapa cuman ada dua tombol yaitu lantai 19 dan 20. Gua membelalakan kaget, gua salah naik lift harusnya gua naik lift yang umum bukan buat yang eksekutif.

"Mau ke lantai 19?" Seseorang bertanya membuat gua menoleh ke belakang

Gua melihat dua pria dengan postur tubuh yang tinggi dan tampan. Gua menatap mereka secara bergantian.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi... " Ucap pria yang di samping pria berwajah dingin

"Halloo" Ucap pria itu lagi, hingga dia melambaikan tangan di depan wajah gua.

Gua tersadar dan menatap mereka takut.

"Maaf kaya nya saya salah naik lift" Ucap gua pelan

"Oh salah lift, berarti setelah naik kamu turun lagi aja yah" Ucap pria itu dengan ramah

"Seungwoo... Muka lu jangan kaya gitu bikin takut anak orang aja" Tegur pria itu ke pria yang berwajah datar itu

"Muka gua biasa aja" Balas pria yang di panggil seungwoo itu dengan mengangkat kedua bahunya

"Maaf yah, dia emang gitu. Ga usah takut" Ucao pria itu menenangkan gua

Gua cuman bisa menganggukan kepala tanda mengerti. Pintu lift terbuka di lantai 20 dan keluar lah mereka berdua. Gua menatap punggung mereka hingga pintu lift tertutup. Gua langsung menghela nafas lega.

"Sumpah kayanya gua ga nafas tadi" Ucap gua ke diri sendiri

"Kalau dia penghuni lantai 20 berarti dia pemilik perusahaan ini dong? Tapi bisa juga cuman tamu yang mau ketemu sama CEO kan? Iya mungkin gitu" Ucap gua mencoba menenangkan hati





Inilah gua Song Nara kalau abis balik kerja, muka kumel dan rambut acak acakan hahaha XD

Inilah gua Song Nara kalau abis balik kerja, muka kumel dan rambut acak acakan hahaha XD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Tbc



©vousmazey, 2023

Pak CEO ; Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang