ORANG-ORANG BARU

96 17 5
                                    

Happy reading all ♥️

Orang yang datang dalam hidupmu tak selalu memberi keuntungan, namun pastilah mereka akan memberi pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Orang yang datang dalam hidupmu tak selalu memberi keuntungan, namun pastilah mereka akan memberi pelajaran.
•••

Ricky menatap satu-persatu dari enam orang pemuda yang kini berbaris di teras rumahnya. Dalam hati meyakinkan diri sendiri bahwa orang-orang baru ini dapat dipercaya untuk menempati rumahnya.

"Seperti yang gue bil__"

"What's up, bro? Sorry-sorry gue ketinggalan 'nih!"

Kalimat yang akan Ricky sampaikan terpotong oleh kedatangan pemuda berambut keriting bak brokoli. Dengan santai pemuda itu meletakkan sembarangan ransel dan koper yang dibawanya. Ia mengajak berhigh five satu-persatu orang-orang yang ada di sana termasuk Ricky. Begitu selesai pemuda itu ikut berbaris di paling ujung.

"Jadi ketinggalan info apa nih gue?" tanya pemuda berambut keriting itu namun hanya mendapat tatapan aneh dari yang lainnya. Dalam hati mereka serentak berkata. Sok akrab banget nih orang.

"Belum ada info apa-apa, Bang. Tadi kepotong sama kedatangan lo." Akhirnya pemuda bertubuh tinggi dan memiliki pipi chubby yang berdiri di sebelah pemuda berambut keriting angkat suara.

"Oh, ya udah, lanjut," ucapnya mempersilakan Ricky bicara.

Ricky menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Seperti yang gue bilang di chat kalau uang kos harus dibayar di muka."

"Nih di muka." Pemuda berambut gondrong tiba-tiba saja maju dan mengulurkan sejumlah uang tepat di depan muka Ricky. Hal itu tak hanya membuat Ricky kaget, namun yang lainnya juga menatap heran.

"Eits." Saat Ricky mengangkat tangannya untuk menerima uang itu, pemuda berambut gondrong malah menjauhkan tangannya. "Nggak bisa kurang emangnya, Bro?" Pemuda itu memasukkan kembali uang yang telah diulurkannya ke dalam saku celana. "Kosan sebelah aja harganya kurang dari segitu," tambahnya dengan menunjuk ke sembarang arah.

Ricky menatap malas pemuda itu, ia memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. "Kalau gitu silahkan pindah ke kosan sebelah aja."

"He kawan, kau orang ini serius sangat. Kakak satu ini bercanda saja e." Pemuda berkulit cukup gelap dengan logat timur yang kentara ikut angkat suara.

Pemuda berambut gondrong menoleh pada pemuda berwajah cukup gelap itu. "Apaan kakak-kakak. Gue bukan kakak lo," sahutnya disusul suara kekehan dari yang lainnya.

"Hei, sa ni belum kenal kau orang semua e, macam mana bisa sebut nama."

"Kalau gitu kita kenalan dulu aja atuh." Pemuda bertubuh paling kecil diantara mereka mengutarakan pikirannya.

KOS-KOSAN 8=1 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang