"NEBENG YA, BANG!"

54 12 3
                                    

Happy reading all ♥️

Tak perlu merasa sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak perlu merasa sendiri. Ingatlah bahwa dirimu akan membersamaimu.
•••

"Apa nggak sebaiknya lo kabarin orang rumah, Ji."

Fajri berdecak kesal saat orang di seberang sana kembali mengatakan hal yang sama. "Lo kalau emang nggak mau bantu gue bilang aja! Gue bisa cari duit sendiri di sini kok!"

"Ibu tuh__"

Tut ... Tut ... Tut ....

Secara sepihak Fajri menyudahi panggilan telepon dari orang di seberang sana, rasanya ia sudah jengah mendengar apapun lagi dari orang yang baru saja meneleponnya.

Dengan kesal ia menarik ranselnya yang berada di kasur dan meninggalkan dua orang di sana dengan tanda tanya besar.

"Kenapa dia?" Fiki yang masih rebahan di kasur bertanya pada Zweitson saat Fajri sudah pergi dari kamar mereka. "Tumben banget marah-marah."

"Ada masalah kali," sahut Zweitson acuh. Ia masih tetap fokus pada laptopnya mengerjakan tugas mata kuliah Gambar Bentuk 1.

Fiki akhirnya mengedikkan bahu acuh. Kembali bermain ponsel untuk mengisi kegiatan paginya.

💙💙💙

Fajri menuruni anak tangga dengan tergesa, bahkan ia sampai tak menyapa Farhan yang juga tengah menaiki anak tangga.

Fenly yang melihat Fajri melewati meja makan menyapanya. "Pagi Aji.  Sarapan dulu sini."

Namun, Fajri hanya mengabaikan sapaan Fenly. Ia melangkah melewati Fenly dan Shandy yang tengah sarapan begitu saja.

"Kenapa tuh anak?" Shandy menatap heran pada Fajri yang semakin menjauh.

"Lagi banyak pikiran kali," sahut Fenly. Ia kembali melahap sandwich sebagai sarapannya hari ini.

"Pikiran doang di banyakin, duit dong yang dibanyakin," seloroh Shandy.

"Mata duitan lo, Bang," sahut Fenly.

"Dih, udah jelas-jelas semboyan hidup itu harta, tahta, wanita. Jadi bukannya gue mata duitan."

"Semerdeka lo aja, Bang." Fenly yang malas berdebat hanya memberi tanggapan sederhana.

💙💙💙

Fajri mengacak rambutnya kesal begitu sampai di teras rumah. Bertelepon dengan kakaknya ternyata telah menyita banyak waktunya, sehingga ia hampir telat masuk kelas paginya. Mata Fajri berbinar begitu melihat Ricky keluar dari garasi dengan membawa sepeda motor N-Max berwarna biru.

KOS-KOSAN 8=1 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang