Blurb

23 10 16
                                    

Seorang gadis kecil meringkuk di kursi belakang sebuah mobil sedan. Ia menutup mata dan telinganya mendengar pertengkaran kedua orang tuanya yang setiap bertemu selalu beradu mulut.

"Kalo Kamu nggak sayang lagi sama Aku bilang, Mas! Jangan seperti ini!" teriak Mona.

"Bukannya dari kemarin sudah ku katakan, kalo Aku sudah tidak ada rasa lagi sama Kamu, Mona!!" teriak Haris.

"Terserah, mulai saat ini Kamu, Aku talakk!!" ucap Haris tegas. Ia memberhentikan mobil yang ia bawa. Dan membuka pintu samping tepat di bagian Mona.

Yap, Haris menurunkan Mona di tengah jalan, dan tak lupa ia pun menurunkan anak Kecil yang sedari tadi ketakutan di kursi belakang.

"Silahkan Kamu ambil dan kamu urus sendiri anak ini! Aku tidak ingin ada perebutan hak asuh atau apa pun itu dan aku yakin, anak ini pun bukan darah dagingku. Mulai saat ini, jangan pernah kamu mengusik hidup Aku lagi." Haris pun meninggalkan Mona dan anak gadis kecilnya itu.

Mona tak henti-hentinya menatap kepergian Haris yang semakin menjauh.

"Dasar laki-laki tidak bertanggung jawab!" Umpat Mona.

"Dia kira cuma dia yang punya simpanan." Mona tersenyum miring. Ia pun merogoh tas Selempangnya, dan mengambil benda pipih yang sedari tadi ada notifikasi masuk dari laki-laki yang ingin di hubunginya.

Mona pun menelpon salah satu kontak yang dari beberapa bulan lalu yang sering dihubunginya.

"Halo Pras, Kamu bisa jemput Aku nggak?"

"...."

"Iya, di Jalan Kamboja dekat Taman Kota"

"..."

"Oke. Aku tunggu"

Setelah menelpon laki-laki itu, Mona hanya memandang sinis gadis kecil yang sedari tadi menahan tangis sambil memelintir ujung gaun cantiknya yang berwarna ungu Muda kesukaannya.

"Dan Kamu, Vio. Mulai saat ini, Kamu jangan pernah ganggu hidup Aku. Papa Kamu saja tega menelantarkan Aku demi perempuan sialan itu. Aku nggak mau hidup Aku nantinya malah pusing karena mikirin kebutuhan Kamu yang tidak dipenuhi Papamu itu. Jadi, jangan ikuti Aku lagi. Sekarang Kamu pergi, cari kehidupan Kamu sendiri!" usir Mona mendorong bahu gadis kecil itu.

Dengan berat, Gadis yang bernama lengkap Violet itu melangkahkan kakinya.

Tak terasa air mata yang sedari tadi ia tahan sekarang luruh seketika.

Vio kecil berjalan mengikuti kemana kakinya melangkah. Sampai saat di tengah perjalanannya, gemuruh tanda hujan akan turun pun membuatnya ketakutan. Ia bingung, kemana ia akan pergi untuk berteduh dan istirahat.

"Tuhan, Vio harus bagaimana?" Gadis itu menengadah ke langit, berharap ada yang menjawab pertanyaan nya itu.

Karena kelelahan berjalan Vio duduk di trotoar. Ia menangis sesenggukan. Ia ketakutan, dengan umur yang masih kecil berada di pinggir jalan sendirian dan gelap.

15 menit berlalu, Vio masih duduk di trotoar. Rintik hujan pun turun. Vio pasrah kalau gaun kesayangan nya harus diguyur hujan. Karena posisinya sekarang tidak ada satupun tempat yang bisa di gunakan nya untuk berteduh.

Sorotan lampu mobil membuat Vio merasa silau. Ia melihat seorang laki-laki dengan menggunakan stelan kemeja yang dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam turun dari mobil itu menggunakan payung.

"Hei, kenapa Kamu sendirian di sini?" tanya laki-laki itu.

Vio hanya menggelengkan kepala yang ia sembunyikan dibalik kedua lipatan tangannya.

"Orang tua kamu di mana, Nak?" tanya nya lagi. Tangis Vio tambah kencang, saat laki-laki itu menanyakan keberadaan kedua orang tua nya yang tega meninggalkan nya seorang diri.

"Ya sudah. Kamu ikut Om pulang aja ya. Di rumah, Om juga punya anak seumuran kamu. Mungkin nanti kalian bisa berteman." Ajak laki-laki itu.

Dengan memberanikan diri Vio menengadah kepalanya melihat laki-laki itu. "Om beneran?" Tanya Vio. Laki-laki itu mengangguk mantap.

Senyum di bibir mungil gadis itu terbit seketika. Ia langsung memeluk laki-laki itu dan berterimakasih.

Seketika Vio kecil tersadar, kalau ia memeluk Laki-laki itu dengan kondisi gaunnya yang basah.

"Maaf Om. Bajunya jadi basah" ujar Vio bersalah.

"Nggak apa-apa. Ya sudah, mari ikut Om pulang" ajaknya.

Vio pun ikut masuk ke dalam mobil putih yang dikendarai oleh laki-laki itu untuk pulang.

💜

Halloooo Gaeeess. Ini cerita baruku loh. Btw, ini sebenarnya cerita aku yang kesekian, kenapa kesekian??? Karena kemarin aku punya akun WP tapi malah ke install dan aku pun lupa pake email yang mana. Jadinya aku harus buat cerita baru deh. Eh, kok malah curhat ya 😅.
Jangan lupa untuk mampir aja dulu ya, kalau tertarik silahkan untuk dinikmati ceritanya 💜💜

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang