chapter three

609 29 0
                                    

Di dapur yang ramai akan bising cumbuan antar peralatan dapur dan kesibukan para koki juga asistennya, di salah satu sudut ruangan, tepatnya di tempat khusus di mana masakan-masakan berbaris rapi menunggu untuk dihias cantik dan menarik sebelum di hidangkan kepada pelanggan, terdapat dua pria yang sama-sama fokus pada satu titik: Park Jihoon dan Takata Mashiho.

Dengan Mashiho yang sedang berinteraksi dengan sentuhan-sentuhan pada piring di hadapannya dan Jihoon yang menyiapkan apa-apa saja yang diminta sang koki utama.

Jari jemari lentik Mashiho yang terdapat cincin pernikahan pada salah satu jarinya, menari lincah di permukaan piring porselen berbentuk persegi berwarna putih gading, dan pada salah satu sisi piring berdiameter 10 cm tersebut tampaklah gambar sepasang bunga mawar merah dengan batang berduri yang mengelilingi mereka.

Sepasang iris kembarnya menatap penuh keseriusan yang tak ingin diganggu gugat barang satu sentuhanpun, dengan tubuh mungilnya yang akan mencondong ke depan juga berusaha mati-matian untuk tidak tegang karena bisa mengakibatkan ia berkeringat, perlahan dan pasti piring yang semula kosong melompong-bersih-mengkilat mulai menunjukan eksistensi sebuah makanan yang baru pertama kali dibuat pria manis tersebut: seporsi sosis dengan lelehan keju mozarella.

"Kau yakin ada yang memesan menu ini, hyung-ie..?" telapak tangan Mashiho mengarah pada Jihoon yang berdiri di samping kanannya. "Kemarikan lelehan keju dan sepasang buah cerinya."

Sigap tangan Jihoon menyambar apa yang diinginkan sang koki manis, lalu memberikannya sambil mengangguk, meskipun Mashiho tidak melihatnya tapi pria Park yakin Mashiho tahu. "Kalau tidak ada yang memesan, mana mungkin aku mendapatkan pesanan ini dan meminta kau membuatnya, Chio-ya..?"

"Benar juga, sih. Tapi tidak salah jika aku sedikit heran juga, 'kan..?" Mashiho menerima mangkuk dan sepasang buah ceri segar setelah meraba-raba permukaan mereka. Tanpa Jihoon ketahui, pria manis dihadapannya memutar mata bulat khasnya searah jarum jam. "Maksudku, cukup berani juga ada yang memesan menu yang tidak tersedia, dan kaupun tidak mencegahnya."

"Bagaimana aku mau mencegah dan segala macamnya jika dia saja sudah mendapatkan izin dari manajer untuk berlaku sewenang-sewang. Seandainya kau lihat jika beliau seolah mengistimewakan pemesan makanan ini."

Sebelah alis Mashiho terangkat, ia melirik pria di sebelahnya. Cukup terkejut dan tertarik mendengar balasan pria lajang tersebut. "Ah, yang benar..?"

"Memang benar, kok. Coba nanti kau tanyakan pada manajer."

Mashiho mengaduk pelan lelehan keju mozarella yang menggenang dalam mangkuk kecil, lalu menyendoknya dengan takaran seperlunya, setelah ia mengelap bagian bawah sendok itu dengan tisu agar tidak menetes membuat kotor, barulah lelehan keju bertekstur agak kental berwarna kuning pucat tersebut terjun sempurna diatas sepasang sosis panggang berukuran medium berwarna merah kecoklatan. Lelehan itu melumuri cantik hampir kesemua tubuh sang sosis hingga tampak menggiurkan bagi Jihoon yang memang penggemar masakan buatan Mashiho.

Setelah itu, ia melihat sekilas buah ceri yang tergeletak tak berdaya di sisi kosong piring putih gading di hadapannya. Ia merasa ada yang kurang, hingga pada akhirnya meminta Jihoon untuk mengambil sedikit irisan ikan cakalang kering, nori, sebuah daun basil dan daun mint.

Tak lama, kembali Mashiho menyibukkan diri menghias pesanan Hyunsuk. Menyuirkan potongan nori terlebih dahulu untuk kemudian ditimpa oleh suiran ikan cakalang kering, kemudian sepasang ceri segar cantik itu diletakkan pada tengah-tengah tubuh sosis untuk kemudian berdampingan mesra bersama daun basil dan daun mint.

Mereka berdua berdecak menatap hasil di hadapannya. "Sempurna." kompak Mashiho dan Jihoon dengan wajah penuh kepuasan.

"Dan ini dia: seporsi Medium Sausage with Melted Mozarella Cheese." Mashiho mengelap kumpulan keringat di balik poni pendeknya. "Tapi jika seandainya ia tidak suka sosis panggang gimana..?"

sausage with melted mozzarella cheese.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang