Cerita Ikan.

585 77 14
                                    






"Bangun sayang, bukankah kau ingin ikut paman penyu bermain?"

"Sebentar mama. Nemo masih mengantuk"

Nemo Na jika sudah bergelung ditengah tanaman badut sampai badut pensiun juga sulit sekali untuk dibangunkan.

Nemo Na berenang mendekati paman penyu dengan terkantuk kantuk.

"Bangunlah anak muda, aku akan menunjukkan pemandangan yang akan membuat matamu terbuka lebar"

"Eunghh. Paman bisakah paman berenang pelan pelan? Aku takut tertinggal"

"Naik lah kepurungku"

Keduanya kini pergi dari kawasan tempat tinggal dan berenang menyusuri sisian laut. Nemo Na dibuat takjub dengan berbagai keindahan bawah laut yang lebih indah dari rumahnya, berbagai terumbu karang dan warna warni penghuni ikan lain yang mengintari kawasan. Seperti sebuah festival.

Terlalu terpukau dengan keindahan, membuat Nemo Na kehilangan fokusnya hingga siripnya terlepas dari tempurung paman penyu. Nemo Na kini berenang mengikuti sebuah ikan berwarna emas yang mengalihkan perhatiannya sejak tadi. Menyusuri terumbu karang berkelok dan tanaman tanaman laut yang indah.

Nemo kini dibuat takut saat tiba tiba kehilangan jejak ikan emasnya dan tersadar dia terlampau jauh berenang. Hanya tampak tanamanan hijau laut yang menutupi tubuh mungilnya. Sayup sayup mendengar teriakan paman penyu yang memanggil namanya. Nemo Na menyahut namun sepertinya suara itu semakin lama semakin terasa jauh.

Kini Nemo Na berusaha berenang ke jalan sebelumnya, dia panik dan sedikit kelelahan karena tak kunjung menemukan jalan keluar. Akhirnya dia memilih berenang naik keatas. Nemo Na begitu terkejut saat mengetahui dirinya kini tengah berada di sisi perbatasan laut dengan palung tengah yang begitu gelap.

Nemo Na menangis walau tidak terlihat air matanya. Tapi Nemo Na berusaha berenang kearah laut yang bercahaya, semoga dirinya bisa menemukan ikan lain untuk meminta pertolongan. Saat berenang dirinya merasa seperti dibuntuti. Sisiknya tiba tiba merinding.

"Mamaa. Na takut" rintihnya.

Tiba tiba tubuh mungil itu terhuyung setelah mendengar sapuan gelombang besar dari arah belakang. Rupanya seekor hiu raksasa kini tengah berenang cepat kearahnya dengan gigi taringnya yang besar. Mata Nemo membulat. Tubuhnya membeku. Namun sebelum hiu besar itu mendekat tiba tiba ada sosok lain dari arah kanan berenang menabrak hiu raksasa itu.

Duagg.

"Tidak dengan ini hiu Wong, dia terlalu kecil. Pergi! Kamu menakutinya"

"Arghh. Baiklah baiklah"

Sosok itu berbalik setelah meminta sahabatnya pergi. Namun dirinya tidak melihat siapapun disana. Kemana perginya ikan kecil itu.

"Halooooo" suaranya menggema.

Begitu sepi, sosok itu menoleh kanan kiri tak menemukan apapun hingga sebuah batu karang yang bersinar orange kecil dibelakang alga laut. Sosok itu terkekeh. Berenang mendekat dan mendapati ikan mungil itu bergetar takut menutupi wajahnya dengan sirip kecilnya.

"Hei.."

"HUAAAAA MAMAAAAA"

"MAMAA MAAFKAN NEMO, PAMANN KIM TOLONG NEMOO" ikan itu berenang kabur sekencang mungkin.

"Hei hei tenanglah aku tidak akan memakanmu. Aku baik..."

Ikan badut itu menghentikan langkahnya. Berbalik. Dan menyadari dirinya bahkan tidak bergerak sejauh itu.

When Hiu Lee Falling in Love with Nemo NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang