Echi melirik ke arah kanan dan kirinya, memastikan keamanan daerah sekitarnya sebelum memantau kembali room chat-nya dengan Andre, crush-nya. Pesannya kepada Andre ini termasuk tindakan impulsif yang semasa hidup nggak pernah muncul di pikirannya. Ya pikir aja deh, cuma gara-gara lihat resep kue kesukaan Andre lewat timeline media sosialnya, dia langsung nawarin memasak makanan manis tersebut untuk si kakak crush. Padahal, Andre nggak pernah ngomong langsung soal kue favoritnya itu, Echi saja yang nggak sengaja mencuri dengar saat laki-laki itu berbincang dengan Kadiv lainnya.
"Waduh, pepet terus ya Chi, mantep juga gerakan bawah tanahnya. Emang sih, kata pepatah, cara terbaik mendapatkan hati orang ya lewat perutnya," Echi hampir memukul Salsa yang berbisik di belakangnya.
"IH! Kaget aku Sa! Ngapain sih kamu di sini? Lihat apa coba, pergi pergi sana!"
"Heleh, gak usah malu-malu gitu deh Chi.. Semua orang di sini itu udah tau kamu suka sama Kak Andre," kata Salsa dengan suara melengkingnya, sebelum dibekap mulutnya dan diseretnya ia untuk duduk di kursi Fio, salah satu rekan kerjanya yang sedang cuti. Temannya ini nggak paham volume suara normal manusia sepertinya– tapi sebentar.. Rasanya Echi menangkap sesuatu yang salah dari pernyataan Salsa.
"Hah? Udah tau apa???"
Salsa melepas bekapan Echi dengan sebal, lalu menatap temannya dengan jahil.
"Ya udah tau kamu suka sama Kak Andre lah, nggak usah pura-pura atau coba bohong ya. Mas Eka yang notabene cuma sering lewat setiap dia nyapu aja bisa konfirmasi tatapan mata penuh cinta kamu ke Kak Andre di ruangan ini Chi, kamu nih gak sadar atau pura-pura bodoh sih?"
Seketika Echi terdiam. 'Udah tau.. Udah tau!! Ini Salsa beneran kah? Aku kan diem-diem aja, aku nggak ngelakuin apa-apa selama ini astaga, ini aja baru mau take action karena Mama udah suruh bawa calon... Aku se-obvious itu atau semua rekan kerjaku sepeka itu? ATAU CUMA NEBAK? Seriuslah, aku juga jarang lho ketemu Kak Andre, ini Salsa pasti nebak doang,' pikiran Echi berlalu-lalang. Salsa yang melihat temannya tiba-tiba bengong jadi geleng-geleng kepala.
"Mikirin apa sih?" tanya Salsa sambil menepuk bahu Echi.
"Kamu ngarang ya Sa, suka apaan sih?" Echi mencoba berkelit, yang segera ditangkis Salsa.
"Lho, terus orang yang selalu restock kopi hitam favoritnya Kak Andre itu bukan kamu ya? Sama yang capek-capek muter lewat depan ruangan Kadiv cuma buat ke lift itu bukan kamu juga kah?" Skakmat. Echi semakin nggak tahu harus merespons apa, berujung ia berbisik terbata-bata kepada temannya.
"Emang.. sejelas itu ya? Rasaku aku nggak pernah, eh.. Nggak niat berusaha deketin Kak Andre atau gimana kok.." bisik Echi pelan.
Salsa mendengus lelah. Inilah akibat dari orang yang menjomblo sejak lahir hingga usia 25 tahun seperti Echi ini. Bukan bermaksud menjadi orang tua kolot atau gimana, sejak awal kerja di sini, Salsa udah bisa melihat gimana perhatiannya Echi ke Kadiv-nya itu. Tapi selain itu, Echi tidak se-proaktif itu dalam menerima ajakan jalan dari Andre, alibinya selama ini ya, 'nggak usah.. Buat apa? Untuk apa? Ngapain? Ajak yang lain juga..' Jadi, Salsa bisa lihat sendiri kalau Echi ini seperti tarik-ulur Kadiv-nya, yang pada nyatanya.. Nggak.. Echi nggak mengerti kalau Andre udah berusaha menjawab ketertarikan Echi dengan berusaha mendekatinya.
"Aduh capek deh aku.. Jadi sebenernya kamu ini suka sama dia atau nggak?"
"..."
"Echiiii...." Salsa mencubit pipi Echi gemas, karena temannya malah menunduk malu-malu dengan pipi kemerahan.
"Iya.. suka.."
"Nah! Dari pandangan aku, kamu ini terlihat tarik-ulur sama Kak Andre, Chi– jangan interupsi! Kamu udah sering banget nunjukkin perhatian kamu yang sangat jelas sejelas bintang di langit malam ke Kak Andre, yang mungkin bagi kamu itu hal kecil, tapi kalau ditanya, kamu pasti nggak bakal sesukarela itu melakukan hal kecil itu buat temen-temen kamu yang lain kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/331570404-288-k309983.jpg)