Ketemu Lagi

119 11 0
                                    

"plis ya rav, gue tuh cuma berangkat bareng doang padahal ngga ada yang aneh²." Aksa sedikit kesal dengan teman kelasnya ini karena dirinya terus terusan menanyakan hal yang sama sejak bel istirahat berbunyi.

"eh tapi serius deh sa, kok lo bisa berangkat bareng sama si Jaevan??" Sedikit banyaknya Raven penasaran dengan kejadian yang membuat gempar satu angkatan.

"gue ngga sengaja diserempet sama dia pas dijalan tadi, terus akhirnya dia ngajakin gue buat barengan." Aksa bercerita sembari memakan roti yang Jaevan beri tadi pagi.

"tapi gue masih syok loh anjir sa, lo tau kan si Ella kelas sebelah yang dirumorin deket sama Jaevan aja ngga pernah diajak berangkat bareng tau. makanya anak-anak sampe heboh waktu tau itu." Raven masih tidak menyangka kalau temannya ini habis dibonceng sama salah satu Most Wanted sekolah.

"lah gue kira mereka udah sering pulang bareng." Aksa menatap temannya dengan tatapan penasaran, ia mulai tertarik dengan obrolan kali ini.

"mana ada anjir, bahkan kabarnya si Ella yang ngejar² Jaevan. tapi emang sih keliatannya kaya gitu, soalnya Jaevan aja ngga pernah ngegubris si Ella." ucap Raven dengan suara yang semakin mengecil, jaga² agar tidak ada yang mendengar mereka berdua.

"kok bisa ya gue--" ucapan Aksa terputus saat dia merasa ada seseorang yang mengusap kepalanya. ia juga merasa bahwa suasana kantin menjadi hening, padahal sebelumnya ia masih mendengar suara dari siswa" lain.

Aksa mendongak,  betapa terkejutnya ia saat melihat orang yang sedang ia dan Raven bicarakan berada disebelahnya bahkan sedang mengelus rambutnya.

"makanannya dimakan dulu, baru nanti lanjut gibahnya." Jaevan tersenyum manis sambil memperhatikan sosok manis dihadapannya. Ia menyesal kenapa dirinya baru bertemu dengan makhluk semanis ini??

"ih jae ngagetin aja, kamu udah lama??" Aksa berusaha untuk bersikap biasa saja walau sebenarnya dirinya sedang menahan malu. Aksa sadar kalau dirinya sedang menjadi pusat perhatian dari siswa lain, namun dirinya berusaha untuk abai.

"ngga terlalu, tadi habis pesen terus kesini. boleh duduk disini kan?? tapi nanti ada temenku nyusul." walaupun belum di-iyakan oleh keduanya Jaevan langsung duduk tepat disamping Aksa sehingga semakin membuat keduanya menjadi pusat perhatian.

"kamunya aja udah duduk gitu padahal" Aksa cuma bisa ngeiyain sambil tertawa kecil.

"duh gue jadi nyamuk disini." Raven merengut waktu dia ngga dianggap sama dua orang didepannya, mereka berdua asik sendiri sampe lupain sesosok Malvin disana

"eh ada si kecil, halo cil." Raven terkejut waktu denger suara yang ia kenal. itu si kakak kelas yang pagi tadi ia hukum membersihkan perpus

"eum halo juga kak, tapi aku ngga kecil." Juna tersenyum saat dirinya melihat sosok manis yang dari pagi tadi sukses menarik perhatiannya, ntah apa yang terjadi sebenarnya namun Juna benar² merasakan perasaan yang tidak dapat ia jelaskan.

beralih ke pasangan Aksa dan Jaevan, mereka berdua nampaknya sama² penasaran dengan kedekatan Raven dan Juna yang ngga pernah mereka duga.

"kalian kapan kenalan?? kok bisa tiba tiba udah kenal aja??." demi mengurangi rasa penasarannya Aksa akhirnya bertanya kepada sang sahabat.

"ah itu, tadi pagi kak juna telat terus aku yang kebagian buat ngawasin hukuman dia soalnya tadi kan yang telat lagi ngga terlalu banyak makanya anak osis disuruh ngawasin sekalian biar ngga ada yang kabur." Raven akhirnya menjelaskan secara rinci bagaimana ia bisa bertemu dengan kakak tingkatnya satu ini.

"wkwkwk emang ini anak satu suka banget telat bangun, jujur aja bang tadi lu ngga bakal bangun kalau ngga dibangunin bang Ji kan??" Ujar Jaevan sembari tertawa, ia jelas sudah terlampau hafal dengan kebiasaan sahabatnya satu ini. Juan cuma bisa tertawa sambil menggaruk tengkuknya canggung.

"habisnya semalem nanggung mainnya, dan berujung gue kebablasan." kali ini Juan mencari sedikit pembelaan berharap mereka memaklumi dirinya. 

"ya tapi kan kakak akhirnya jadi telat ke sekolah kan?? pasti kakak kalau dikelas cuma tidur dan ngga perhatiin guru?" Raven tanpa sadar mengomel pada Juan, padahal biasanya ia seorang yang pendiam.

"hehehe tapi kadang gurunya juga bikin ngantuk loh ven, jadi berasa kaya dibacain dongeng." Juan hanya bisa membalas ucapan Raven sebisanya karena ia sadar kalau ia memang salah.

Aksa dan Jaevan menatap mereka berdua dengan pandangan seolah tak percaya kalau mereka adalah dua orang yang baru saja bertemu pagi tadi. Mereka berdua sepertinya lupa kalau mereka juga sama² baru saling mengenal pagi tadi.

perbincangan mereka terhenti ketika suara bel yang menandakan jam istirahat sudah berakhir, Aksa langsung menarik tangan Raven dan menariknya dengan tergesa.

"Kak Ju, Jaevan, kita berdua duluan ya." Raven hanya bisa berpamitan seadanya pada dua teman barunya. sedangkan kedua dominan itu masih betah duduk berlama lama tanpa memikirkan kalau mereka bisa terlambat masuk kelas.

-To Be Continue

Sorry guys aku baru bisa update huhu, ideku tiba-tiba buntu. Segini dulu updatenya, tunggu part selanjutnya ya. Maaf kalau ada kata kata yang kurang pas soalnya ini buru buru nulis dan tanpa revisi..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DarariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang