1. TWO SOULS

1.4K 149 4
                                    


Musim gugur...


Musim gugur-nya yang ke 27...

Suara gemericik air yang mengalir di wastafel menjadi satu-satunya suara yang mengisi kamar apartement besar itu setelah suara-suara agak horor sempat terdengar beberapa menit sebelumnya. Suara orang yang berusaha mengeluarkan seluruh isi perutnya, menguras apapun yang masuk ketubuhnya selama seminggu penuh-terdengar horor karena serupa dengan suara orang yang hampir tercekik.

Hal yang sama selalu berulang setiap tiga bulan sekali di apartement itu. Hal yang selalu harus dilalui seorang omega bernama Xiao Zhan. Ia baru saja melalui masa sulit per-tiga bulan-nya.

Terlahir sebagai omega tidak akan terlalu sulit jika mereka sudah memiliki pasangan, mate yang akan mendampinginya menjalani masa-masa heat yang datang setiap tiga bulan sekali.

Tapi tidak bagi pemuda bersurai legam itu...

Ia berjalan terseok keluar dari dalam kamar mandi untuk kembali merebah di ranjang menjawab panggilan telepon yang tak henti meraung sejak mungkin tiga menit yang lalu. Ia terlentang di atas ranjang, menatap langit-langit tinggi kamarnya.

"Halo," suaranya lemah. Mulutnya masih terasa pahit karena muntah tadi, sisa-sisa obat bius masih terasa di kerongkongannya.

'Hei, kau baik-baik saja?' suara diseberang seolah tahu kalau ia tak baik-baik saja.

"Haahh, setelah siklus ini berakhir tak pernah lebih baik..." omega muda itu mengubah posisi berbaringnya "Kupikir kau akan meninggalkanku dengan selang infus yang masih terpasang."

'Hei, aku tak akan sejahat itu padamu,' suara renyah itu membuat sebuah senyum terlengkung diwajah manis pemuda berambut hitam itu 'Aku tidak bisa kesana karena malam ini ada operasi. Sudah kusiapkan bubur untukmu, habiskan. Dan jangan makan apapun yang rasanya terlalu tajam, perut-mu tidak akan kuat,' suara diseberang line berhenti sebentar, sebelum lanjut bicara kembali 'minum madu dan air hangat untuk menghilangkan sedikit rasa mualnya, A-yi mungkin akan datang malam nanti, jika kau butuh sesuatu telpon langsung padanya.'

"Ah...bocah itu lagi," Xiao Zhan mendesah pelan "Ge, tidak bisakah kau bilang padanya tidak usah datang dulu....tubuhku belum kuat jika harus menghadapinya bicara terus tanpa henti menanyakan bagaimana kondisi-ku," ia menutupi wajahnya dengan satu lengan sambil bergidik ngeri membayangkan bagaimana cerewetnya adik bungsu mereka itu. "Aku masih pusing..." kembali mendesah, kali ini terdengar lebih memelas

'Jangan begitu, dia cerewet karena khawatir dan peduli padamu. Tapi mungkin dia tidak akan terlalu bawel jika kau kembali tinggal dirumah utama, karena dengan begitu dia bisa melihatmu setiap hari dan yakin bahwa gege kesayangannya dalam keadaan baik dan aman.'

. . .

Sejenak ruangan itu sepi tanpa suara. Xiao Zhan enggan menjawab apalagi mendebat jika kakak-nya itu sudah mengungkit hal-hal seperti pulang ke rumah, kembali tinggal di rumah utama, atau apapun itu yang artinya harus membuatnya kembali ke sangkar di bawah pengawasan over-protective dari seluruh anggota keluarga Xiao. Dia sudah susah payah keluar dari sana, bagaimana mungkin mau kembali secara sukarela.

'Zhan-zhan?' seolah mengerti arti dari respon diam adiknya itu, Xiao Hai Kuan akhirnya mengganti topik pembicaraan 'Baiklah, Aku harus bersiap masuk ke ruang konfrensi untuk persiapan tim OP, akan kututup telepon-nya. Istirahatlah. Berhenti memaksakan diri untuk memuntahkan sisa obat biusnya, karena tak akan keluar apapun lagi. Kau tahu 'kan selama seminggu tak ada makanan yang kau makan selain nutrisi cair yang masuk dengan cairan infus.'

The Souls [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang