2* Jika awal terasa begitu manis, akankah akhir harus terasa begitu pahit?

29 5 3
                                    

Ku tak membencimu
Kuharap kau pun begitu
Tak ingin kau jauh
Tapi takdir menginginkan kita 'tuk berpisah

~Pesan Terakhir. Lyodra~

Malam semakin pekat, Langit masih berkutat dengan puluhan kertas yang ada di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin pekat, Langit masih berkutat dengan puluhan kertas yang ada di mejanya. Ia menyusun sajak-sajak lagu yang ia ciptakan. Masih tetap sama sajak dengan nada minor favoritnya. 

"Tidur dek" Perintah Arya. Sosok laki-laki muncul dari balik pintu mengenakan sebuah piyama berwarna biru gelap. Arya sudah bersiap untuk beristirahat tapi dentingan piano Langit membuatnya terjaga.

"Bentar Kak nanggung" Langit tak menghiraukan kehadiran kakaknya ia masih tetap menekan berbagai not piano miliknya.

Atharya menghampiri adiknya tanpa sengaja ia membaca sebuah sajak pada sebuah kertas putih yang berserakan diatas meja. Iya- Masih tetap sama hingga saat ini nadanya masih minor dan sajaknya masih tentang Awan. Almarhum kekasihnya.

~*_*~

Jakarta, Juli September 2019

Langit menunggu digazebo kampus ia berniat mengembalikan kotak makan milik Awan. Sudah hampir setengah jam ia menunggu disana biasanya anak-anak fakultas manajemen berkumpul di gazebo tersebut. 

Baru saja ia melangkahkan kainya untuk pergi, tiba-tiba saja siluet Awan terlihat beriringan dengan cahaya senja yang begitu indah. Rambut panjangnya yang tergerai berayun lembut di punggungnya. Tertiup angin dengan samar nampak begitu indah saat senyumannya terlontar.

"Eh..An dia kan cowok yang lo omongin kemarin" Ucap Bulan sahabatnya sembari menunjuk kearah Langit.

"Kayaknya dia nungguin lo deh, lo samperin gih"

Awan hanya termangu sembari memandang ke arah laki-laki yang berada kurang lebih tiga puluh meter didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan hanya termangu sembari memandang ke arah laki-laki yang berada kurang lebih tiga puluh meter didepannya.

Awan menyampirkan sling bag pada pundaknya beserta beberapa jurnal didekapannya. Dengan percaya diri ia berjalan ke arah Langit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sajak Langit | KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang