WINTER TEARS

111 6 3
                                    

Ini musim dingin keduaku bersama dia, lelaki yang mampu membuatku merasa nyaman selama satu tahun kebersamaan kami ,aku bagaikan raja dalam istana semua perlakuan serta tutur katanya yang lembut mampu membuatku jatuh lebih dalam pada pesonanya pada saat itu aku dengan bangga mengatakan bahwa aku Gulf Kanawut dengan ini menyatakan hatiku sepenuhnya milik dia Mew Suppasit.

Setahun aku jalani hubungan ini namun perlahan dia mulai berubah sosok yang hangat itu tak lagi tersenyum padaku, sorot mata penuh cinta itu berubah menjadi kekhawatiran dan ketakutan,pernah suatu kali aku bertanya apa gerangan yang membuat dia gelisah,bukan jawaban yang aku dapat melainkan tatapan dingin yang asing bagiku.

"Phi Mew, hari ini aku pulang terlambat Mild menyuruhku lembur karena ini malam minggu dan cafe pasti ramai" Ucapku meminta izin padanya, sedangkan dia hanya fokus menatap berkas dalam genggamannya.

"Phi, apakah boleh?" tanyaku memastikan

" Bukankah kau tetap pergi meski aku larang" ucapnya sambil lalu meninggalkan ruangan

Lagi-lagi aku terdiam,memikirkan apa yang harus ku lakukan,haruskah aku bertahan fikiranku lelah dengan semuanya,namun hatiku tetap memilih untuk tinggal karena aku tidak yakin aku bisa hidup tanpanya.

"Haruskah aku bertahan phi disaat kita tidak baik baik saja, ku mohon kembalilah Phi Mew"

☀☀☀

Malam harinya Gulf tetap pergi bekerja, bertemu dengan Mild dan teman cafe mampu megalihkan fikiran Gulf. Gulf berjalan menuju tempat kerja dinginnya malam ini tak menyurutkan antusias muda mudi untuk melepaskan nuansa malam minggu romantis,sepanjang perjalanan Gulf melihat begitu bayak pasangan yang memadu kasih.

"Aku merindukan saat seperti itu bersamamu Phi" gumam Gulf, sambil melamun

"Hai kawan, apa yang kau lihat" Bright, salah satu teman Gulf yang menjadi partner kerja malam ini

" Tidak, hanya sedang merasakan romansa sekitar"

" Owwhh...melakonis sekali kau, kalau  iri bagaimana jika kita pacaran saja aku jamin kau bahagia setiap hari"

" Tidak, terima kasih tawaranmu aku memilih setia"

" Apa yang kau pertahankan dari dia? Putuskan saja Gulf jika tidak kau yang akan terluka"

" Terima kasih sekali lagi atas sarannya tapi aku memilih bertahan"

Sesampainya di Cafe Gulf disambut dengan teriakan dan tepuk tangan meriah dari teman-temannya, Mild berjalan ke arah Gulf membawa kue yang berhiaskan lilin angka 25.

"Selamat menua kawan,ku harap kau selalu bahagia" Ucap Mild

" Selamat Ulang tahun Phi Gulf" teriak Prim

" Selamat Ulang tahun kawan,mungkin ini tidak seberapa tapi jangan lihat harganya lihat makna pemberiannya" Ucap Bright memberikan kado yang sudah disiapkan. Gulf yang diliputi perasaan bahagia membuka kado dari Bright.

"Jam Tangan...."

"Uhmmm..aku berharap kau bisa melanjutkan cita citamu, bukankah jam sangat penting untuk calon dokter kita"

Gulf yang mendengar ucapan Bright hanya bisa tersenyum, rasanya sudah lama Gulf mengambil cuti kuliah dan ini saatnya dia kembali menggapai impiannya setelah empat smester dia mengambil cuti.

" Jadi bagaimana calon dokter, apa kau siap?"

" Tentu saja,mulai semester depan aku akan sibuk kembali" Ucap Gulf

Jam menunjukkan pukul 23.00 Cafe yang semula ramai mulai sepi, hanya tinggal beberapa karyawan yang masih tinggal, ketiga sahabat itu duduk termenung mengamati salju yang turun secara perlahan sambil menyesap cokelat hangat yang sudah di siapkan.

Winter Tears (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang