Bagian 2 : 🔞🔞🔞

9.5K 176 15
                                    

Malam minggu kali ini Heri mengajak Hanafi untuk malam minggu bersama.

Heri harus bersusah payah tadinya mengendap-endap untuk keluar dari komplek kosnya menuju rumah Heri agar tidak ada yang tahu bahwa dirinya pergi malam minggu bersama Heri.

Sesampainya di garasi rumah Heri ternyata sang duda idaman hanafi itu telah menunggunya di dalam mobil duduk dengan memainkan handphonenya di kursi penumpang samping bangku supir.

Hanafi segera berlari ke arah sisi kemudi dan masuk kedalamnya.

"Hai sayang." Sapa hanafi ketika masuk ke dalam mobil.

Heri mendengus, "lama banget sih mas." Omel Heri.

"Maaf tadi mas harus mastiin kondisi aman sayang. Ga sabar banget sih ndut. Bukannya jawab sapa mas malah di omelin."

Heri mendengus, "Aku engga gendut."

"Cuman MONTOG." Sahut hanafi.

"Bacot."

"Ha, mulutnya. Belum dikasih siraman pejuh makanya kasar."

Heri mendengus lalu memberi kunci mobil. "Cepetan. Filmnya mau mulai bentar lagi."

"Iya ndut. Masih ada setengah jam lagi juga."

"Kalau ngomong terus kapan jalannya sih."

"Iya-iya."

------

Setelah 20 menit berkendara akhirnya keduanya sampai di salah satu mall, keduanya segera menuju bioskop yang terletak di lantai 3. Malam ini rencanya mereka ingin menonton film yang sudah di tunggu-tunggu oleh Heri yang berjudul "Gejolak asmara hantu janda bolong".

"Kenapa sih harus nonton film horor mana engga jelas lagi judulnya. Pasti engga jelas ni film."

Heri menoyor kepala Hanafi, "aku bukan mau liat filmnya tapi aktor utamanya."

"Hmm kebiasaan ni janda." Hanafi menepok jidatnya.

"Aku duda bukan janda."

"Duda rasa Janda." Ralat Hanafi.

"Bacot."

"Belum ditampar pake blackmambanya ku itu mulut kayaknya dari tadi kasar mulu ucapannya." Kesal Hanafi.

"Denger ya mas, aku bela-belain mau nonton ini film karena katanya jefri nichol cuma make cangcut di film ini. Aku kan pengen liat."

"Tega banget. Lebih milih liat Jepri nikol cangcutan daripada  ngeliat aku engga pake apa-apa. Harusnya tuh malam ini kamu kasih aku jatah ndut." Protes hanafi.

"Maaf om, udah sering aku ngeliat kamu. Yang belum sering itu ngeliat jefri nichol."

"Iyain aja. Daripada engga dikasih jatah."

"Good boy." Ucap Hanafi lalu menggeret pria kurus nan jangkung itu kedalam teater.

Keduanya mendapatkan tempat duduk paling belakang dan sepi. Sepertinya belum banyak yang tahu tentang film ini.

Hanafi tersenyum senang. Dia berfikir pas sekali mendapatkan bangku paling belakang dan sepi. Meskipun harus bersabar untuk mendapatkan jepitan setidaknya dia mendapatkan bagian tubuh heri yang dapat ia grepe-grepe nantinya. Dasar mesum.

Tidak lama film pun diputar. Hanafi yang sama sekali tidak menyukai genre horor pun hanya bisa menguap berkali-kali tanda ia bosan. Sementara Heri cukup exited setiap kali Jefri nichol berada di frame.

Hingga tiba pada suatu scene dimana terdapat adegan panas dimana sang laki-laki utamanya beradegan dewasa dengan seorang wanita.

Hanafi yang hampir tertidur tiba-tiba langsung segar saat di suguhkan adegan semi seperti itu. Tangannya sekarang mulai aktif menuju ke arah dada montok heri.

Duda Muscle IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang