Heri terbangun paginya. Dia membuka jendela kamarnya yang terletak di lantai 2. Sinar mentari pun langsung masuk menerpa kulitnya dan pria muda tampan di sampingnya.
Dia melihat wajah pria muda tampan itu yang di terpa mentari pagi. Sangat tampan.
"Kenapa mandangin gitu. Naik sini." Ucap Hanafi menepuk selangkangannya dimana Hanafi junior masih tertidur.
Tanpa membantah tubuh besar dan kekar milik Heri naik ke atas pinggang pria muda yang tubuhnya lebih kecil dari Heri.
Heri sengaja duduk dan memposisikan Hanafi junior di antara bongkahan pantat montok miliknya.
Hanafi tersenyum. Dia melipat tangannya ke bawah kepalanya sehingga terlihatlah bulu ketiak lebat miliknya. Bulu ketiak favorit Heri.
Heri segera menunduk dan menjilat ketiak itu hingga basah akan ludahnya.
Plak!
Suara tamparan tangan Hanafi di permukaan bokong Heri.
"Akhhh mas." Heri kaget.
"Ya jilat sayang. Kamu memang sexy." Ucap Hanafi.
Heri kini menyusuri leher milik hanafi hingga bertemulah bibir keduanya. Pertemuan bibir keduanya menimbulkan bunyi kecipak seisi kamar milik Heri.
Hanafi yang telah nafsu sedikit menggesekan juniornya yang berada di antara bongkahan pantat Heri.
"Hmmmmph, maaaas." Heri kehabisan nafas karena nafsunya hanafi ketika berciuman dengannya.
Heri mengakui cara dominasi Hanafi yang jempolan. Dia yang berbadan tegap dan besar saja mengakui stamina Hanafi di ranjang.
"Kamu sexy bgt sayang." Ucap Hanafi di sela-sela ciuman mereka.
"Makasih mas. Aku kebawah ya, mau ketemu hanafi junior."
Hanafi tersenyum lalu mengangguk. Sedangkan Heri berbalik posisi menemui Hanafi junior yang sudah tegak berdiri seperti tiang.
Sekarang Hanafi dihadapkan dengan lubang kesukaannya. Secara otomatis lidah hanafi pun terjulur maju. Lidah itu sedikit memaksa menerobos pintu masuk lubang milik Heri.
Heri otomatis mendesah tak karuan. Rasa geli dan nikmat bercampur.
"Argggh mas."
Tok.....Tok.........
Suara ketukan di depan pintu rumah mengejutkan keduanya.
Reflek Heri segera turun dari atas tubuh Hanafi. Dia lalu menyambar pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Adit sudah pulang." Ucap Heri panik
"Kok cepet banget." Heran Hanafi. Biasanya bocah itu akan diantar oma dan opanya pada sore hari.
"Kayaknya Adit diantar sama choky. Mungkin Choky sekalian berangkat kerja."
"Ayahhhhh!" Suara teriakan anak kecil berusia 5 tahun itu dari arah luar.
Hanafi yang sudah memakai semua pakaiannya segera keluar dari kamar namun sebelum itu dia berhenti di ambang pintu.
"Kamu disini dulu. Aku ambil Adit dari Choky dulu. Kamu jangan kemana-mana. Di kamar saja." Kata Heri lalu bergegas keluar.
Saat membuka pintu tampaklah pria tinggi besar serta bocah di dalam gendongannya. "Ayah ngapain cih, lama aned buka pintu na?" Ucap manja adit serta suaranya yang masih sedikit cadel.
"Ayah baru bangun sayang." Ucap lembut Heri lalu mengambil Adit dari gendongan Choky.
Lalu pandangan Heri berpindah ke Choky, "Makasih sudah mau antar adit, Chok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Muscle Idaman
Ficción GeneralHeri Ruslan (38 tahun) Duda yang memiliki 1 anak laki-laki dari pernikahannya yang telah bercerai 2 tahun yang lalu. Di balik kisah perceraiannya ternyata diam-diam dirinya telah memiliki hubungan asmara dengan salah satu mahasiswa yang menetap di s...