Do.. mi Ka do.. es.. ka..
Es.. Ka do.. bea beo..One
two
three
four
five
Six
seven
eight
nine...
tenn!!!
"Yaaahhh , papa kenaa"
"Papa dihukum yaa"
"Hukumannyaa... "
"Cium pipi mamaa.."
Satuu... Duaa... Tigaa..Cupp!
Lamunanku buyar, seseorang menepuk pundak ku pelan dari belakang.
"Ree.., dipanggil mama kok ngga jawab?"
"I.. iya maa"
"Kenapa?"Aku menoleh kebelakang, seorang wanita dengan senyum tipis memandangku khawatir.
"Jemuran angkat gih, mendung mau hujan"
"Iya maa"
Aku mengambil alas kakiku, menuju tempat jemuran baju, melangkahi serasah yang berserakan.Aku masih dengan bayangan masa kecilku. Kuharap aku tetap bahagia dengan keluarga kecilku.
nyatanya
Tidak.
Aku meletakkan tumpukan kain itu di meja. Mengambil sebuah buku , menuliskan sebuah kalimat.
Aku rindu.
Pulang.Rintik hujan mulai turun
Membasahi bumi
Juga membasahi pipiku.Drrttt
Drrrrtttt..Kuambil benda itu
Papa is calling
Aku meletakkannya lagi .Kembali membuka halaman kosong
Menuliskan beberapa kata.I WANNA DIE
"Reeee...."
Suara wanita memanggilkuKusingkap buku itu, dan menyimpannya di lemari.
Kututup rapat dan ku kunci.Aku menghampiri asal suara itu
"Iya maa"
"Kamu besok ke rumah papamu?"
"Iya ma"
"Hati-hati kalo gitu ya"
Aku suka hujan
Aku suka menyendiri, jauh dari keramaian.Aku kembali ke kamar, meringkuk kedalam selimut.
Menidurkan diriku sendiri .Aku Renata
Perempuan yang penuh masalah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Rena sayang..."
"Papa minta maaf yaa sayang"
"Kita bisa bersama sama lagi kan???"
"Maafkan papamu .."
"Rena mau apa?" Tanya pria itu dengan senyum.Deggg.
Aku terbangun.
Mimpi yang sama, berulang ulang .
Langit sudah senja.
Aku kembali berkutat pada buku, mengulangi bacaan yang bagiku kurang kupahami.Mama ingin aku menjadi dokter.
Tuntutan itu terus menerus diucapkan, jikalau aku terlihat malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before October
Teen Fiction"Ree Kamu tenangin diri dulu yaa, ngga boleh berbuat macem macem" "Tapi aku udah ngga kuat garaaa, hiks.." Perempuan itu Rumahnya telah rusak Entah badai apa yang menimpanya ia ingin mencari rumah baru Bisakah kau menjadi tempat pulangku?