Chapter 01 : Keseharian

11 0 0
                                    

Angin musim gugur bertiup dengan lembut menerbangkan daun-daun pohon yang mulai berguguran. Bersamaan dengan para remaja berseragam sekolah yang terlihat berjalan menyambut pagi yang cerah. Akhir dari musim panas menandakan awal baru dalam kehidupan masa sekolah. Mereka berjalan tenang sambil sesekali berbincang dan tertawa. Menyusuri jalan menuju sekolah mereka, SMA SakuraGaoka.

"Aku terlambat!!"

Seorang siswi nampak tengah berlari sembari menggigit sepotong roti dengan selai strawberry di mulutnya. Terlihat sebuah tas gitar menempel di punggungnya. Dengan sekuat tenaga, dia berlari menyusuri jalan yang ramai dengan hiruk piruk kendaraan dan orang yang berlalu-lalang.

Dia berhenti di depan gerebang sekolah, berdiri dengan nafas terengah-engah sambil melihat jam besar yang terpajang pada bangunan sekolah di hadapannya.

"Eh, baru jam 7? Sepertinya aku salah lihat jam". Sambil tersenyum dia lanjut berjalan dengan santai masuk kedalam sekolah sambil mengunyah roti yang dari tadi menempel di mulutnya.

"Yui senpai!!"

Gadis itu berbalik untuk melihat seseorang yang memanggil namanya. Di sana terlihat seseorang berambut hitam dengan ikat rambut twintaill yang tersenyum sambil juga membawa sebuah tas gitar di punggungnya. Melihat itu, Yui terseyum lebar lalu berlari mendekatinya.

"Azunyaaaan!!" Yui memeluk Azusa yang mencoba untuk berontak.

"Jangan peluk-peluk dong, Yui Senpai." Azusa mencoba melepaskan diri dari pelukan Yui yang menurutnya cukup mengganggu itu.

" Kalian sangat bersemangat sekali ya".

Sebuah suara lembut datang dari seorang gadis berambut pirang dan beralis tebal yang tengah berdiri sambil tersenyum indah kepada mereka berdua.

"Mugi-chan!!"

"Mugi Senpai!!"

Yui melepas pelukannya dari Azusa dan langsung menghampiri Mugi, Azusa juga mengikutinya dari belakang. Mereka bertiga mulai berbincang-bincang sambil sesekali di selingi dengan tawa. Tak lama, datang lagi dua orang gadis berambut coklat dan hitam panjang menghampiri mereka.

"Ah, Ricchan, Mio-Chan!"

"Ah, Yui, tumben sekali kau datang pagi-pagi sekali"

"Ehehe, aku salah lihat jam tadi, kukira sudah jam 8"

Mendengar jawaban itu mereka semua tertawa, lalu mereka kembali mengobrol hingga tak lama terdengar suara bel pertanda masuk kelas.

"Sampai jumpa di ruang klub Azuyan"

"Iya, sampai nanti senpai sekalian"

Mereka mulai berjalan di lorong menuju kelas mereka masing-masing.


***


Suara bell penanda akhir pembelajaran sudah berbunyi. Semua siswi mulai membereskan alat tulis mereka dan bergegas keluar dari kelas. Diantara mereka nampak Yui dan teman-temannya tengah berjalan di atas anak tangga sambil berbincang ria menuju ruang klub mereka yang berada di lantai dua.

Sesampainya disana, mereka mulai duduk di kursi mereka masing-masing. Lalu Ritsu sebagai ketua klub memulai berbicara.

"Nah, karena kita sudah memasuki semester dua itu artinya...."

"Persiapan Festival seko..."

"Makan kuenya Mugi-chan!"

Azusa dan Yui menjawab secara bersamaa. namun, karena jawaban Yui tidak serius, Azusa langsung cemberut saat mendengarnya.

"Humph, Yui senpai, yang serius dong!"

"Ehehe.. Maaf-maaf"

Ditengah perbincangan mereka tiba-tiba....

'Pranggg!!!'

Terdengar suara cangkir pecah yang mengagetkan mereka semua. Sontak semua orang langsung menghadap ke arah sumber suara dan mendapati Mugi yang telah menjatuhkan salah satu cangkir teh yang dia pegang.

"Mugi, apa kamu baik-baik saja?" Mio langsung mendekati Mugi disusul dengan yang lainnya.

"Enggak apa-apa kok, tanganku hanya licin." Mugi tersenyum lalu membungkuk untuk membereskan pecahan cangkir yang berserakan.

"Aduh!!"

Tanpa sengaja tangan Mugi tergores serpihan cangkir yang tajam yang membuat tangannya berdarah. Mio yang melihat itu secara spontan berteriak "Kyaaaaaa!!" lalu langsung terduduk sambil menutupi matanya " Aku gak denger apapun, aku gak liat apapun." Dia terus mengulangi kata-kata itu tanpa henti.

"Biar aku yang membereskannya, Mugi senpai segeralah obati tanganmu yang terluka." Azusa segera membereskan pecahan cangkir dengan hati-hati.

"Aku akan mengambil kotak P3K yang ada di UKS." Dengan inisiatif Yui langsung bergegas pergi. Ritsu menyuruh Mugi untuk duduk beristirahat sambil menunggu Yui membawa kotak P3K.

Selang beberapa lama, Yui pun kembali membawa kotak P3K bersamaan dengan para guru yang nampak panik dan siswi yang banyak dibelakangnya. Membuat Ritsu dan yang lainnya terkejut.

"Siapa yang terluka parah sampai berdarah-darah?" salah seorang guru nampak bertanya dengan panik, membuat semua siswi yang mengikuti juga jadi ikutan panik. Namun tanpa mereka semua sadari saat itu, diantara kerumunan para siswi, ada seseorang yang tersenyum melihat kejadian itu. Dia lalu melangkahkan kakinya menjauh dari kerumunan dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya.

Melihat situasi yang tak dia mengerti, Ritsu langsung mendekati Yui dan bertanya.

"Apa yang terjadi, Yui? Kenapa banyak orang yang datang kesini?."

"Aku juga tidak tau, aku hanya meminta kotak P3K di UKS, lalu saat mereka bertanya untuk apa, aku menjawab untuk temanku yang terluka parah hingga berdarah-darah."

Mendengar jawaban Yui, Ritsu langsung paham dengan situasinya. Dia lalu mendekati para guru dan menjelaskan bahwa itu hanyalah salah paham dan meminta maaf untuk hal itu.

Setelah mendengar penjelasan Ritsu, Kerumunan itu langsung membubarkan diri dan situasi kembali menjadi tenang. Yui lalu menyerahkan kotak P3K yang dia bawa kepada Mugi agar dia segera mengobati luka di tangannya.

"Eh, Mio-chan pergi kemana?" Yui menyadari jika Mio tidak duduk bersama mereka.

"kemana dia?"

Ritsu yang juga menyadarinya langsung melihat sekeliling. Lalu dia menemukan Mio yang tengah terduduk di sudut ruangan sambil memegang telinganya dan terus bergumam "aku gak denger apapun, aku gak liat apapun."

"Lah, disitu ternyata. mau sampai kapan kau begitu terus?" Ritsu langsung menghampiri Mio dan menarik tangannya. Memaksanya berdiri dan bergabung bersama mereka.


***


Sekarang mereka berlima duduk di kursinya masing-masing, sambil menikmati teh dan kue yang telah disediakan oleh Mugi sembari berbincang-bincang ria. Namun, tidak seperti biasanya, Mugi malah terlihat lesu dan tidak bersemangat.

"Ada apa Mugi? Tidak biasanya kau murung seperti ini?." Mio bertanya pada Mugi dengan perasaan khawatir.

"Ah, tidak apa-apa kok, aku hanya sedikit lelah dan ngantuk karena kurang tidur semalam."

"Memangnya apa yang membuat Mugi senpai kurang tidur semalam?." Azusa lanjut bertanya dengan wajah penasaran.

"Sebenarnya semalam...." Semua orang memandangi Mugi dengan mata yang penasaran.

"Ada orang yang meneror rumahku."

K-ON! Alternative : Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang