1. Kasus Pembunuhan

13 3 0
                                    

"tuan, saatnya bangun. aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, menu hari ini adalah pancake sesuai dengan keinginanmu kemarin"

cahaya mentari yang masuk melalui jendela sangat menggangu mata yang tengah terpejam dengan damai itu, bak malaikat yang tengah tertidur. Taeyong membuka matanya perlahan karena silau dari matahari membuat matanya sakit.

"jam berapa ini, Jaehyun?" suara khas bangun tidurnya yang lucu dan mata yang masih setengah terpejam membuat Jaehyun yang melihatnya sedikit terkekeh.

"jam delapan, tuan. tamu akan datang hari ini pukul satu siang. jadi bersiaplah" jawab Jaehyun sembari memberi nampan berisi makanan pada Taeyong untuk dimakan.

Taeyong hanya mengangguk sebagai jawaban, mulutnya penuh dengan pancake kesukaannya.

"siapkan air hangat, aku akan mandi setelah ini" titah Taeyong masih dengan mulut yang penuh dengan pancake.

"baik tuan" Jaehyun membungkuk lalu pergi untuk menjalankan perintah dari sang tuan.

setelah perginya Jaehyun, Taeyong menatap pergelangan tangannya. terdapat gambar bintang sebagai simbol perjanjiannya dengan Jaehyun, Taeyong tertawa miris. kenapa hidupnya menjadi semiris ini hingga ia menjual jiwanya sendiri kepada iblis demi membalaskan dendamnya kepada orang-orang keji itu.

"ayah, ibu. apa kalian baik-baik saja disana?"

"tuan, apa kau sudah selesai?" tiba-tiba saja Jaehyun muncul yang membuatnya terkejut, ia melirik tajam kearahnya.

"jangan mengejutkanku!" Jaehyun hanya membungkukkan badannya.

"air hangatnya sudah siap, tuan" tanpa menjawab, Taeyong langsung menyingkirkan nampan itu dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

ia mulai melucuti pakaiannya didepan cermin, ia melihat pantulan dirinya dicermin. ada beberapa bekas luka yang mengering ditubuhnya, bekas luka cambuk yang mereka torehkan pada tubuh rampingnya.

perasaan benci dan murka itu kembali mencuat kepermukaan saat mengingat bagaimana ia diperlakukan dulu. ditindas, dihina dan diperlakukan layaknya binatang.

Taeyong hanya mendengus kasar untuk meredakan emosinya, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika suatu hari, ia akan membalaskan seluruh dendamnya. jadi ia tak perlu khawatir, ia juga mempunyai Jaehyun yang akan menjaganya sekarang.

ia mencelupkan dirinya kedalam bathtub yang telah diisi air hangat itu, ia ingin menenangkan pikirannya barang sejenak dengan berendam.

"tuan, apa kau ingin aku menggosok punggungmu?" lagi-lagi suara Jaehyun mengejutkan Taeyong yang sedang memejamkan mata menikmati hangatnya air yang menyelimuti tubuhnya.

"ya, kemari lah!" jawab Taeyong sedikit meninggikan suaranya agar terdengar hingga keluar, Taeyong mendudukkan dirinya ditepi bathtub agar memudahkan Jaehyun menggosok punggungnya.

tak lama Jaehyun masuk kedalam kamar mandi, ia menggulung lengan kemejanya sebatas siku agar tidak basah saat menggosok punggung Taeyong.

Jaehyun mulai membasahi tangannya dengan air dan menuangkan sabun diatas telapak tangannya, dengan lembut ia menggosok punggung rapuh itu.

Taeyong memejamkan matanya menikmati gosokan tangan Jaehyun pada punggungnya.

"apakah ada kiriman surat dari ratu?" Taeyong membuka suara setelah sekian lama hening tak ada perbincangan diantara mereka.

"tidak ada, tuan. sepertinya istana sedang baik-baik saja sehingga ratu tak mengirimkan surat apapun" jawab Jaehyun menjelaskan dan Taeyong hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The AbyssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang