2

443 37 4
                                        

[Tue, March 07]

***

Sowon melipat lengan di depan dada sambil menatapi wajah Jeonghan yang duduk di sebelahnya. Setelah bersih-bersih dan makan, mereka berdua duduk di sofa ruang tv untuk menunggu kedatangan member Gfriend dan SEVENTEEN yang sekarang masih dalam perjalanan.

Rencananya mereka semua akan pergi berlibur ke Gapyeong selama tiga hari dua malam. 

Nah, bagaimana dengan kissmark yang belum hilang itu? 
Tentu saja Jeonghan menutupinya dengan salep berwarna kulit.

Seharusnya mereka membahas tentang liburan ini tadi malam, tapi agenda itu berubah menjadi mini party ketika Mingyu datang dengan membawa selusin Wine yang dia beli di Toronto. Ahhh, apakah Jeonghan harus menjadikan Mingyu sebagai tersangka atas motif random yang muncul di tubuhnya? 

Jawabannya, tentu tidak. Karena kalau sampai diketahui oleh orang lain, masalah ini sudah dipastikan akan berkembang menjadi masalah-masalah lain yang jauh lebih rumit. 

Tapi apakah mulut tipis dari gadis di sampingnya ini bisa diandalkan?

"Ngomong-ngomong, kenapa tidak ada yang membawaku pulang?"
Sowon menaruh kelima jari kanannya di dahi nya yang mendadak panas.

"Siapa yang mau menunggumu keluar dari kamar mandi dari jam 12 sampai jam 2 malam? Kau juga mengunci pintu"
Jeonghan menceritakan awal mula Sowon bisa menginap di rumahnya bahkan disaat ada banyak orang yang sanggup membawa gadis itu pulang.

"Bagaimana aku bisa keluar?"
Tanya gadis itu lagi.
Salah satu kebiasaannya ketika mabuk adalah tidur di bak kamar mandi. Itulah kenapa kamar mandi di dorm dan di rumahnya dilengkapi dengan kunci pembuka khusus agar seseorang bisa 'menyelamatkannya'

Sistem ini juga bisa mencegah terjadinya aksi percobaan bunuh diri yang sering dilakukan oleh para remaja Korea.
Oleh karna itu, pintu dengan fasilitas seperti ini mulai banyak diterapkan oleh para orang tua.

"Aku tidak berniat untuk repot-repot mendobrak pintu kamar mandi"
Jawaban Jeonghan membuat Sowon mengerucutkan bibirnya. Laki-laki ini memang selalu jahat pada teman-temannya.

"Aku hanya perlu menurunkan suhu AC agar kau keluar dari sana"

Oke. Itu masuk akal.

"Apa kita langsung berciuman saat aku keluar?"

Walaupun Jeonghan sempat tersedak kuah cococrunch yang sedang ia makan, tapi setidaknya dia masih beruntung karena Sowon mengungkapkan pikirannya sekarang. 

Tapi jujur saja, selain mulutnya yang tidak ada rem, gadis itu juga minus rasa malu. 

"Kau yang memulainya"

Jeonghan berdehem. Hei, dia saja yang laki-laki masih punya malu, apa yang terjadi pada urat malu gadis di sampingnya ini?.

Jeonghan mulai merasa pembicaraan ini agak aneh dan canggung. Bayangan adegan semalam pun juga sempat terlintas di depan matanya.

Aduh. Dia harus membuang jauh-jauh ingatan itu. 

 "Ahh… ciuman pertamaku…"

Tiba-tiba Sowon merengek sambil memegangi bibirnya sendiri. Ia menatap Jeonghan dengan kedua alisnya yang menyatu dan bibir yang ikut mengerut samar. 

"Aku sama sekali tidak ingat"

Ujar Sowon yang merubah wajahnya menjadi sedih. 
Bagaimana tidak?
Disaat orang lain yang bahkan lebih muda darinya bisa berciuman dengan lebih panas, tapi apa yang dilakukannya sekarang?
Ciuman pertama saja dia tidak ingat!  

BEST FRIEND -SOWON*JEONGHAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang