***
🌱Happy Reading🌱
HAH?!
Uhuk... Uhuk...
Semua orang yang berada disana tentu saja terkejut, apalagi Hazel sendiri yang sampai tersedak karena ucapan Carlos.
"M-maksudnya apa?!" tanya Hazel sedikit menyentak, tapi lihat lah orang yang membuatnya terkejut malah senyam-senyum tidak jelas.
"Bukannya kamu itu punya agama ya? Pergunakan itu untuk masuk kedalam pesantren itu. Yang papih tau, keluarga pesantren yang bakal kamu tempati dekat sama keluarga incaran kamu itu." Carlos berbicara seperti itu dengan santai tanpa ada beban, ia pun meneguk sampanye di gelasnya.
Orang-orang yang berada disana juga seketika terdiam, "iya juga ya, Zel lo kan punya agama ya? Eh tapi percuma juga lo punya agama, lo aja ga pernah laksanain perintah Tuhan." ucapan itu keluar dari mulut lelaki yang bernama Arkian.
Hazel melirik nya sinis, jika di pikir-pikir iya juga ya. Dia punya agama tapi tidak pernah menjalankan perintah Tuhan atau ibadah apapun.
Liam yang terduduk samping Carlos juga hanya terkekeh pelan, mereka semua menunggu jawaban dari ketua Mafia Liondez.
"Ga, aku gamau. Lagi pula kita masih bisa berusaha untuk mengakses keluarga itu dari jauh, jangan sampai aku masuk ke tempat itu." Hazel bangkit dari duduknya lalu ia pergi menuju tangga dan tetap berjalan kearah kamarnya yang berada di lantai tiga.
Semua orang yang berada disana hanya menatapnya, kemudian Carlos berkata.
"Sudahlah, nanti kita bicarakan ini kembali. Kalian pergi lah dulu," ucap Carlos memerintah Liam dan Kian untuk pergi dari sana.
Keduanya menurut, dan pergi ke kamar masing-masing, terisisa Carlos dan juga Caroline-istri nya.
Carlos menarik pinggang sang istri agar lebih menempel padanya, ia pun mencium pipi sang istri dengan gemas.
"Jangan modus," sinis Caroline menatap jenggah suami nya itu. Berusaha memaklumi sifat suaminya.
"Menurutmu, apa harus aku paksa Hazel agar dia ingin pergi pesantren itu? Lagi pula selama ini yang aku ketahui hanya sebagian identitasnya," ujar Carlos menyenderkan kepalanya di pundak sang istri.
"Aku mengikuti rencana mu saja, lagi pula rencana mu membuat anak-anak kaget, bujuk Hazel saja dulu, ini juga demi kebaikan dia," jawab Caroline sembari mengusap-ngusap kepala suaminya.
"Hm, baiklah." Carlos akhirnya menggendong Caroline, mereka juga akhirnya pergi ke kamar.
Sedangkan di kamar yang lain, tepatnya di kamar Hazel. Ia sedang berendam air hangat di kamar mandi miliknya.
Sembari memikirkan rencana dari Carlos yang membuatnya selalu menghembuskan napas pasrah.
"Memang, Carlos sangat susah untuk ditebak," gumam Hazel, kemudian ia pun memijat pangkal hidungnya pening.
Karena merasa sudah terlalu lama ia berendam, akhirnya Hazel keluar dari bathup nya dan mengambil handuk guna mengeringkan tubuhnya.
Hazel akhirnya keluar dari kamar mandi dan mengambil pakaian tidurnya, ia juga mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.
Menatap dirinya di cermin, mengamati dirinya dengan seksama.
"Marga Laudrez ada dalam nama ku, namun tidak ada yang mengakui ku sebagai keluarga nya," seringai itu tiba-tiba muncul di bibir sexy milik Hazel."Kita lihat saja, sejauh apa kalian menyembunyikan Marga itu," kekehan pelan itu terdengar sinis, Hazel menatap dirinya tajam, lalu ia beranjak menuju ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia And Gus [PUBLIC ULANG]
Teen Fiction⚠️DIHARAPKAN UNTUK MEM-FOLLOW AKUN NYA TERLEBIH DAHULU!⚠️ ⚠️TIDAK UNTUK PLAGIAT CERITA!⚠️ ⚠️JANGAN JADI SILENT READERS⚠️ 𝐓𝐡𝐞 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐚𝐧𝐝 𝐆𝐮𝐬 Karya pertama akun @SaturnusVenus18 ✩*⢄⢁✧ --------- ✧⡈⡠*✩ Uh, bagaimana jadinya jika seorang ket...