"Aduh..." Mataku terbuka seketika. Dinding bercat putih terlihat berdiri kokoh dihadapanku. Kening cantikku mungkin sudah merah atau bahkan benjol sekarang.
Aku , Ara Fianera . Panggil aja aku Ara, walau nama panggilanku sebenarnya Fian . Orang-orang bilang aku nggak pantes dipanggil Ara , karena itu nama cewek . Padahal kan aku cewek ya ? Seingatku aku masih datang bulan dan aku kencing sambil duduk juga,haha. Oke ,aku udah ngelantur sekarang .
Lagi,kebiasaan tidurku yang aneh menjadi penyebab utama rasa sakit dijidat ini . Namun kegiatanku berlangsung seperti biasa dihari itu . Mulai dari mandi,sekolah,pulang,makan lalu tidur lagi . Oh,betapa monotonnya hidupku ? Biarlah.
Hingga datanglah malam itu, saat aku melihat jasadku sudah terkulai diatas benda empuk persegi panjang dalam suatu kamar disebuah Rumah Sakit dengan banyak luka. Ibuku menangis disamping jasadku, ini ada apa ?
Aku merasa tubuhku begitu ringan, bahkan aku bisa melayang sekarang . Menyenangkan sekali, aku bis amenyentuh lampu Rumah Sakit yang berkedip-kedip saat aku lewati .
Aku tak tahu dunia apa ini . Tapi segalanya berwarna putih . Dan begitu banyak makhluk melayang sepertiku dengan bermacam bentuk ,dari yang tak punya kepala hingga tubuh yang tak memiliki rupa . Ini apa sebenarnya ?
Anak kecil dengan wajah pucat menghampiriku ,gaun putih yang terbalut ditubuhnya terlihat berlumuran darah. Bau anyir darah segar menguar ketika dia semakin memdekatiku . Bola matanya terlihat hampir keluar,tangan kirinya memegang boneka bear warna coklat yang terlihat memyeramkan. Tapi anehnya,bahkan aku sama sekali tak merinding ataupun takut.
Saat jarak antara kami tinggal sejengkal gajah,dia berhenti melayang mendekatiku . Dia berkata dengan nada berbisik dan mengatakan " Kak,kamu belum waktunya tinggal disini, cepat pulanglah keduniamu . Berlarilah kepintu besar diujungsana dan jangan melihat kembali kebelakang . " Adik kecil itu mengarahkan tanganya menunjuk sebuah pintu yang terlihat besar lagi bersinar yang tak jauh dari kami .
Aku mengangguk tanda berkata iya . Tapi ketika aku menengok kembali ,adik kecil itu telah menghilang dari tempatnya berdiri sebelumnya . Tak peduli akan bagaimana ia pergi, aku berlalu dan berlari kepintu yang dia tunjuk tadi dan membuka dengan sisa tenaga yang kupunya .
Lalu tiba-tiba , hawa disekitarku yang tadinya begitu dingin berubah menghangat . Aku merasakan pipiku ditepuk-tepuk oleh seseorang , belum lagi suara isak tangis banyak orang tersaut gendang telingaku , perlahan kubuka kelopak mataku . Kukedip-kedipkan beberapa kali untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk retina mataku dan ....
Yang terlihat sekarang adalah semua keluarga besarku yang hampir 7 turunan berkumpul disekelilingku. Kurasakam rongga mulutku yang terasa kering ,lalu tanpa kuminta ,ibuku menyodorkan segelas air putih yang langsung kutenggak hingga habis .
Melihat mataku yang menyiratkan sebuah keingintahuan yang besar tentang apa yang terjadi padaku . Ibuku menjelaskan bahwa kemarin malam aku tertabrak sebuah truk yang melintas didepan rumah, karena dalam keadaan tidur aku tidak sadar bahwa aku sedang berdiri tepat ditengah jalan saat itu . Hingga disinilah aku terbaring sekarang . Kamar ICU dengan berbagai peralatan medis menancap ditubuhku. Dengan susah payah aku berusaha berbicara hingga satu kalimat akhirnya lolos terucap dari lisanku . "Aku belum mati kan ?"
Mereka bersama-sama menggeleng dan tesenyum lebar cap 2 jari dengan deretan gigi yang terlihat tersusun sempurna ,salah satu dari mereka yang tak lain adalah ibuku berkata " belum nak, kamu masih disini bersama kami dialam yang sama." Beliau mengatakan dengan mantap seolah beliau tau akan pengalaman yang aku hirup selama dokter memyatakan aku 'koma'. Oh tidak ,lupakah aku ? Ibuku indigo men !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan yang Separuh
General Fictionkumpulan dari karya-karya yang kubuang karena tidak dihargai orang mulai dari puisi,cerpen,syair dan lain lain ada disini... NO COPAS !!!