Jean (3) End

2.6K 217 10
                                    

"Kamu siapa?"

"S-sayang, ini aku jean" jawab lelaki itu menatap lekat rea yang nampak kebingungan.

Rea mengernyitkan dahinya bingung "jean? Oh iya----"

Jean mulai tersenyum saat rea mengingatnya

"Jean temennya jovan kan?" Lanjut rea membuat pundak jean merosot kebawah.

"Hai jean, makasih ya udah jenguk aku" imbuh rea dengan tersenyum manis.

Jean menggeleng lalu memegang kedua pundak rea "rea! Jangan bercanda! Ini aku jean! Pacar kamu!" Sentaknya emosi.

Rea kembali mengernyit bingung, jisya, dan jovan meringsut maju menahan jean agar tak berbuat nekad. "Je tenang je, rea baru sadar" kata jovan mencoba melepaskan tangan jean dari pundak rea.

"Tenang gimana jov! Rea lupa sama gue!" Jawab jean semakin emosi.

"Sayang, ini aku jean, masak kamu lupa sih? Ayo inget2 sayang!" Kata jean yang tak mau menyerah mencoba mengingatka sang kekasih tentang dirinya.

Rea tiba2 memegang kepalanya dan mengaduh "akh! Awh! Sakith" rintihnya memegang kepalanya erat, jisya yang khawatir langsung menahan tangan rea agar tak semakin menekan kepalanya.

Jean yang juga khwatir langsung mendekap tubuh rea erat "maaf sayang, Mana yang sakit?" tanya jean lembut.

"Pusing" lirih rea yang kini memejamkan matanya.

"Jangan di inget lagi sayang, maafin aku" ucap jean penuh sesal karena memaksa rea mengingat dirinya. Ia masih belum bisa terima jika rea lupa padanya, melupakan semua kenangan mereka dulu.




Jean hanya bisa termenung menerima semua kenyataan ini, kenyataan jika rea melupakannya.

"Yang sabar ya je, gue udah denger semuanya dari jovan barusan" ucap jo yang menyusul jean duduk di depan ruang inap rea.

Jean mengusap wajahnya kasar, perasaannya sangat sedih jika mengingat rea yang lupa pada dirinya. "Gue bingung harus gimana, rea lupa sama gue" jawabnya

Jo mengangguk "tapi bukannya itu bagus je, maksud gue-- rachel kan---"

"Gue udah mutusin rachel" potong jean cepat, ia kemudian berdiri "gue cinta sama rea, cinta gue ke rachel udah ilang semenjak dia pergi, apalagi setelah rea hadir, rea ambil semua cinta gue. Gue emang salah perlakuin dia kayak kemarin, gue lakuin itu karen--- karena gue takut kalau terlalu dalam--- gue bakal sakit lagi kalau rea pergi ninggalin gue." Imbuhnya lalu menghela nafas panjang

"tapi sekarang gue sadar, gue emang gak bisa jauh dari rea, gue gak bisa lepas dari dia. Dia--- dia udah ambil semua hati gue. Dan sampai kapanpun-- gue bakal pertahanin rea apapun yang terjadi"

"Termasuk dia lupa sama lo?" Tanya jo memastikan.

Jean mengangguk "gue mulai semua dari awal, gue mau ngtreat rea sebaik mungkin, ga kayak dulu" jawabnya lalu masuk kembali ke ruangan rea.



1 minggu berlalu, rea akhirnya di perbolehkan pulang oleh dokter, tapi karena kakinya sempat terserempet mobil dan retak. Mau tak mau rea harus menggunakan kursi roda sementara waktu. Selama itu pun jean juga masih setia di samping rea, menjaganya, menemaninya tidur, meski rea tak ingat apapun tentangnya.

Sebelum check out dari rumah sakit, jean meminta izin pada kedua orang tua rea untuk menjaga rea di apartementnya. Dan sejujurnya, jean sudah melamar rea saat rea belum sadar beberapa waktu lalu. Orang tua jean juga setuju dengan keputusan sang anak yang ingin cepat2 menikahi kekasihnya.

"Kenapa gak pakek kursi roda aja je?" Tanya rea, saat jean membopongnya masuk ke lobby apartement, padahal ada kursi roda di bagasi.

Jean hanya tersenyum lalu mengecup kening sang kekasih "aku lebih seneng kayak gini" jawabnya

Its Me Rosie [M] Oneshoot   YoonrosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang