BAB 1

1 2 1
                                    

Halo semua salam kenal
Kalian tau cerita ini darimana coba?

Maaf ya seumpama alur atau kata katanya masih kurang,karena ini cerita pertamaku

Selamat membaca

Matahari telah menampakkan sinarnya, cahaya matahari memasuki jendela kamar seorang gadis remaja yang masih belum terusik akan tidurnya. Dia terbangun dengan jam sudah menunjukkan pukul 06.45, itu artinya dia akan terlambat ke sekolah.

"Gawat aku kesiangan",ia langsung bergegas ke kamar mandi.

Pada saat melihat dirinya di cermin,ia tersenyum miris melihat kondisinya yang memar dan membiru akibat siksaan dari ibu tiri dan kakak tirinya semalam.
" Harus kuat,pasti bisa", sambil tersenyum menyemangati dirinya sendiri. Dia adalah Zivanya Putri Bagaskara.

Setelah selesai mandi Ziva langsung bersiap dan bergegas ke sekolah. Dia menuruni tangga dengan langkah cepat.

"Bi aku langsung berangkat sekolah dulu", sambil bersalaman dengan asisten rumah tangga yang sudah merawatnya dari kecil.

"Sarapan dulu non"ucap bi Inah.

"Ngak usah nanti di kantin aja,ini udah telat",ucap Ziva berlari sambil menuju ke depan dan mencari angkot.

Setelah sampai di depan gerbang,gerbang sudah ditutup.

"Bagaimana ini gerbang sudah ditutup", dia berjalan menghampiri pos satpam.

"Pak tolong bukain gerbangnya"ucap Ziva.

"Ngak bisa dek ini udah lewat jam 07.00 lewat,adek gimana kok bisa telat?", tanya pak satpam.

Tiba-tiba ada 5 motor besar menuju ke gerbang sekolah.
"Pak buka gerbangnya",ucap dingin salah satu dari mereka yang berada baris terdepan.

"Baik den",balas pak satpam dengan gemetar dan akhirnya membuka gerbang.

"Loh pak mereka boleh masuk, sedangkan aku tidak"gerutu Ziva dengan kesal.

"Hei kamu yang terlambat,kesini"teriak Andi kepada Ziva.

"Aku kak?"tanya Ziva bingung dengan menunjuk dirinya.

"Ya kamu siapa lagi,Ngak ada yang datang terlambat kecuali kamu, cepat sini"ucap Andi dengan nada sedikit kesal.

"Kenapa bisa terlambat?",tanya Andi.

"Maaf kak tadi bangun kesiangan"balas Ziva sambil menundukkan kepalanya.

"Sekarang keliling lapangan 10 kali", perintah Andi selaku Ketua OSIS di SMA Bina Bakti.

"Tapi kak.."ucap Ziva, belum selesai mengatakannya ucapan Ziva sudah dipotong.

"Mau ditambah lagi", memotong ucapan Ziva.

"Baik kak",balas Ziva dengan nada sedih dan dia mulai lari keliling lapangan. Tetapi saat dihitungan ke 5 badannya terasa lemas. Tanpa disadari pandangan Ziva mulai menggelap dan tak sadarkan diri.

Segini dulu ya, kalian boleh komen bagian mana yang kurang. Tapi jangan komen hate ya.

Silahkan vote dan komen🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZivanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang