Magami | 001

159 27 0
                                    

🦋

Udara dingin menelusuk tubuh yang hanya terbalut kemeja tipis. Di sebuah gang terpencil nan jauh dari keramaian berdiri sepasang insan. Segelintir orang yang lewat pasti akan mengira mereka sepasang kekasih. Nyatanya tidak.

Atmosfer di sekitar mereka begitu dingin. Seorang gadis dengan potongan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai menatap jalan di depannya dengan perasaan yang sulit diartikan. Berbeda dengan sang pria yang justru memandangi perempuan di sampingnya dengan tenang.

Sudah 15 menit mereka berdiam diri di sana tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan. Sebelum sang lelaki akhirnya mengakhiri hening di sekitar mereka, "Aku tidak akan memaksamu."

Gadis itu mendelik. Ia tahu betapa berbahaya dan liciknya lelaki di sampingnya itu. Meski ia berkata demikian, tidak ada yang tahu bahwa lelaki itu bisa kapan saja melakukan hal yang gila. Otaknya terus berputar memikirkan jawaban yang sekiranya menguntungkan untuk dirinya walau sepertinya itu semua sia-sia.

"Kamu tidak perlu berpikir keras. Bagaimana pun juga akhirnya tidak akan sesuai dengan keinginanmu," laki-laki itu kembali berucap seolah memahami apa yang dipikirkan gadis tersebut.

Helaan napas kasar terdengar. "Sialan, apa pada akhirnya aku juga tidak bisa memahamimu, Gun?" ujar gadis itu dengan nanar yang diakhiri dengan tawa paksa.

Laki-laki itu menatap lekat ke dalam netra coklat terang yang tampak tenang namun bisa membunuh kapan saja. Jemarinya terulur menangkup pipi sang gadis dan mengelusnya lembut. "Ikutlah ke Korea denganku, (Name)." Suaranya pelan tapi penuh ancaman.

"Bajingan!" Secara spontan (Name) melayangkan tinju ke arah Jonggun yang mengenai wajah tampannya. Emosi yang sedari tadi ia redam kini berhasil meledak. Perasannya campur aduk. Pikirannya kacau.

Jonggun yang menerima serangan dadakan itu alhasil terdorong beberapa langkah ke belakang. Serangannya tadi bahkan tidak terlihat. Seperti bukan dirinya yang berhasil dikenai lawan dengan sekali tinju. Ia tahu (Name) kuat. Sudut bibirnya terangkat. Ia telah membangunkan monster yang selama ini tertidur dalam diri gadis itu.

"Pada akhirnya kamu memilih bertarung, ya?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Jonggun, (Name) melayangkan serangan keduanya yang kali ini mampu ditangkis oleh Jonggun. Tidak memberi lawannya kesempatan menyerang, (Name) terus melayangkan serangannya. Serangannya begitu cepat yang mampu membuat sang lawan kewalahan. Ditambah lagi dengan niat untuk menghabisi lawan.

Cukup mengejutkan bagi Jonggun ketika melihat cara bertarung (Name) yang menurutnya sangat tidak bisa ditebak. Terlihat brutal tapi juga elegan dalam waktu yang bersamaan. Siapa pun yang melihatnya pasti akan terpaku dengan caranya bertarung. Semua gerakannya mampu menciptakan serangan yang menyakitkan. Bahkan seorang Park Jonggun bisa terdesak oleh lawannya untuk pertama kalinya.

Selama ini tidak ada yang membuat Park Jonggun terkesan. Selama ini ketika bertarung, ia tahu bahwa dirinya akan menang. Akan tetapi untuk kali ini dirinya merasa terancam. Aura (Name) untuk menghabisi lawan begitu menyeruak. Juga untuk pertama kalinya Jonggun bertarung dengan (Name). Ia memang pernah mendengar tentang hebatnya putri Magami dalam bertarung. Ia tidak menyangka bahwa memang sehebat ini. (Name) sendiri juga tidak pernah menunjukkan kemampuannya.

"Apa aku kurang serius dalam bertarung?"

"Tidak," jawab (Name) yang kalimatnya terhenti sejenak, "Karena memang sudah seharusnya kamu kalah." Pertarungan diakhiri dengan tendangan kuat dari (Name) yang tepat mengenai ulu hati lawan. Jonggun terpental hingga menubruk tembok. Tembok itu pun retak.

(Name) terkulai lemas. Tatapannya menyiratkan amarah yang mendalam. Dilihatnya sang lawan yang berusaha bangkit dan berjalan dengan gontai menghampirinya. Mungkin saja bagi (Name) untuk membunuh lawannya. Tapi perasaannya menolak melakukan itu. Pikirannya berkabut.

憧れる || 𝗔𝗸𝗼𝗴𝗮𝗿𝗲𝗿𝘂 || 𝗟𝗼𝗼𝗸𝗶𝘀𝗺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang