14. Untuk Zian

1.5K 198 21
                                    

Cerita fiksi
Update semaunya
Typo bertebaran

"Tersenyum saja tidak cukup untuk menyembunyikan luka di hatimu"

_Farelio Alneeson_


Dua hari berlalu tanpa ada masalah ada kejadian apapun, selama itu juga Zian menginap di mansion Roxy. Saat menginap di rumah sakit, Roxy menyadari mental Zian yang mulai rentan. Ia hanya takut jiwa antagonis anak itu keluar dan menghancurkan semua rencana yang Roxy buat.

Joan hanya diam sambil memperhatikan tindakan Roxy, ia harus memastikan tuannya tidak bersikap atau mengambil tindakan yang berbahaya untuk hidupnya.

Roxy memutuskan untuk masuk sekolah esok, setelah membaca kembali novel yang Dewi Fiers berikan. Paling tidak ia harus mempersiapkan sesuatu untuk merubah jalan cerita untuk Zian kedepannya.

Hari ini tidak banyak yang Roxy dan Zian lakukan selain menonton tv, bermain PS atau aplikasi di ponsel mereka. Sementara Joan diminta untuk masuk sekolah, melihat situasi sekaligus melindungi Sandra dan kedua temannya.

Roxy tidak akan membiarkan semua antagonis novel berakhir tragis dan menyedihkan, bukan hanya Zian saja. Kalau bisa, ia akan membalikkan nasib semua karakter yang ada.

"Zian baik-baik aja kan?" tanya Roxy, Zian menekan tombol pause pada stik PS nya.

"Hmm, kenapa Roxy nanya begitu?" bukannya menjawab pertanyaan Roxy, Zian malah balik bertanya.

"Ya gak kenapa-kenapa sih, cuma takutnya ayah kamu marah aja soalnya kan dari kemarin lusa kamu gak pulang ke rumah." ujar Roxy, Zian hanya tersenyum lalu kembali melanjutkan permainannya.

Diam-diam Roxy tersenyum puas, satu sifat baru telah muncul dalam diri Zian yaitu tidak peduli dengan keluarganya. Senjata yang akan membuat keluarganya menyesal, dengan begitu Roxy bisa menghancurkan perusahaan ayahnya tanpa halangan dari Zian tentunya.

Ia terus memperhatikan Zian sambil melakukan pekerjaannya, karena ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memberi peringatan pada keluarga Trisson.

~°~°~°~

Seorang pemuda berjalan santai dibelakang 3 gadis yang mengajaknya untuk pergi ke kantin, sesekali pemuda itu melihat keadaan sekitarnya. Dia adalah Joan, walaupun dengan perasaan terpaksa ia harus melaksanakan perintah tuan mudanya.

Joan juga ingin bersantai di rumah seperti Zian, namun Roxy malah mengancam akan mencabut fasilitas ibunya. Kondisi ibu Joan juga semakin membaik, walaupun harus tetap bersembunyi untuk keselamatannya sendiri. Dan saat pulih nanti, Maria akan ikut bekerja di mansion Keluarga Aurelian.

Mereka sampai di kantin, Elin dan Viona pergi ke stand penjual makanan sedangkan Joan dan Sandra mencari tempat duduk. Sandra menarik tangan Joan menuju meja kosong di pojok kanan area kantin, pemuda itu menurut saja dan mengikuti langkah Sandra.

"Zian masih nginep di mansion kalian?" tanya Sandra.

"Hmm, luka bakar ditangannya masih perlu perawatan ditambah Roxy juga melarang Zian untuk pergi ke sekolah." jawab Joan seadanya.

Sandra mengangguk, lalu mengedarkan pandangannya pada seorang siswa yang berjalan kearah mejanya. Sandra langsung menatap malas membuat Joan membalikkan badannya untuk mengikuti arah pandang gadis dihadapannya.

"Dimana Zian, sudah 2 hari anak itu tidak pulang?" tanya Farel saat berdiri dibelakang Joan.

"Ngapain nyariin Zian, perasaan Zian gak pernah diakui adik deh sama kakak durjana kek Lo." sarkas Eline sambil meletakkan nampan berisi makanan, sementara Viona membawa minuman mereka.

PERUSAK ALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang