1

248 37 5
                                    

Happy Reading

•••

"Hingga hari ini hujan salju masih lebat di wilayah kota Seoul. Dari pantauan satelit, wilayah Seoul dinilai masih akan mengalami badai salju hingga dua hari kedepan. Sementara untuk mengantisipasi bahaya pemerintah kota Seoul akan menempatkan aparat di beberapa lokasi yang cukup rawan. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati, saya Kim Yohan mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa."

Seorang pria dengan beanie hitam sedang duduk di cafe menatap lebatnya salju turun malam ini, jalanan mulai sepi karena orang-orang memilih pulang dan berlindung di rumah masing-masing. Meski begitu dia terlihat masih setia duduk dan menyesap kopinya dalam diam, seperti menunggu seseorang.

Drrt drrt

Sang pemilik melirik ponselnya, disana tertera nama Park Jimin. Pasti pria itu mengkhawatirkannya seperti biasanya.

"Yeoboseyo"

"Kau dimana Jungkook? Aku di apartmenmu dan kau tidak ada" Jimin menaruh ranselnya di meja pantry. Karena kedekatan mereka Jimin bahkan tau password tempat tinggal Jungkook begitu juga sebaliknya.

"Kau tidak pulang? Kenapa kau ke apart ku?"

"Kau tidak lihat perkiraan cuaca? Akan ada badai salju dan aku tidak mau mati dalam keadaan jomblo" Jawab Jimin terkekeh diakhir, apartment-nya masih cukup jauh jadi dia lebih memilih tidur di tempat Jungkook dulu untuk malam ini.

Jungkook ikut terkekeh, "aku akan segera pulang" Jawabnya sambil memainkan jari di pinggiran gelas kopinya.

"Kau dimana sih? Jangan bilang kau menunggu Taehyung?"

Jungkook tersenyum mendengarnya. Benar yang dikatakan temannya itu dan dia tidak mengelak.

"Kau tidak sadar juga ya Jungkook?" Jungkook bisa mendengar helaan napas Jimin, "kau harus berhenti Jungkook, berhenti berharap pada Taehyung" Senyum Jungkook memudar, tanpa dibilang pun Jungkook paham kalau dia berharap pada sesuatu yang tak pasti.

"Baiklah aku akan pulang" Jungkook beranjak dari duduknya dan memutus panggilan.

.

Jungkook mengendarai mobilnya dengan pelan, badai salju membuatnya harus berhati-hati jika ingin pulang dalam keadaan selamat.

Lalu memilih memutar lagu Spring Day di mobil.

Bogo sipda ~
Bogo sipda ~

kepingan salju yang berjatuhan
semakin menjauh
aku merindukanmu
aku merindukanmu

berapa lama lagi aku harus menunggu?
berapa banyak malam lagi aku harus tetap terjaga?
sampai aku bisa melihatmu ?
sampai aku bisa bertemu denganmu?

Matanya memerah, mendengar lirik lagu yang sangat menggambarkan bagaimana suasana hatinya saat ini. Tanpa bisa dicegah air mata itu berjatuhan.

Jungkook menyeka air matanya, pandangannya memburam karena air mata terus memenuhi pelupuk matanya.

Hiks

Jungkook berusaha, dia berusaha menghentikan tangisnya. Namun tidak bisa, perasaan yang menyesakan dada membuat air matanya terus berjatuhan hingga penglihatannya memburam, dia tidak fokus mengendarai mobilnya dan-

Ckittt

Jungkook memilih menepikan mobilnya, berbahaya jika dia melanjutkan perjalanannya sekarang. Dia memilih menyandarkan kepalanya pada setir mobil sejenak dan menangis sepuasnya.

•••

Sesuai dengan perkiraan cuaca, pagi ini hujan salju masih setia menemani kota Seoul. Jungkook sedang menyajikan pancake di pantry tak lama Jimin datang dengan penampilan yang sudah segar.

"Kau ke kantor?"

"Tentu saja, aku bukan sepertimu yang bisa bebas bekerja di mana saja" Jawab Jimin cuek dan mulai mengunyah sarapannya.

Jungkook mengambil teko dari mesin pembuat kopi dan menuangkannya di gelas untuk Jimin dan untuk dirinya sendiri.

"Kau tidak lihat cuacanya, cukup berbahaya"

"Ya aku tau, mau bagaimana lagi" Jimin menghendikan bahunya, dan memilih menghabiskan sarapannya.

Setelah sahabatnya pergi meninggalkan apartment, Jungkook beres-beres. Mengumpulkan pakaian kotor dan memasukannya ke mesin cuci, selagi mesin bekerja Jungkook mencuci piring. Setelah selesai Jungkook memindahkan pakaian bersih untuk dikeringkan dan ditaruh di keranjang pakaian bersih. Terakhir menyedot debu di seluruh lantai rumah.

Selesai.

Jungkook akhirnya menjatuhkan tubuhnya di sofa, dilihatnya sekarang masih pukul 10 pagi.

Jungkook melihat sekeliling rumah, semua pekerjaan sudah dikerjakannya. Tidak tau harus melakukan apalagi, rasanya membosankan.

Seoul, 14 Maret 2020

"Ah rasanya menyebalkan sekali" Jungkook menghempaskan tubuhnya di ranjang.

Dia baru saja mendapat komentar jahat tentang chapter webtoon yang baru saja diunggahnya. Para pembaca kesal karena Jungkook baru mengunggah chapter selanjutnya setelah sekian minggu.

Ya dia cukup sadar diri kalau dia mengunggah sesuai kehendaknya tanpa jadwal, namun tetap saja mendapat komentar jahat dan kasar membuat moodnya memburuk.

Drrt drrt

"Selamat pagi sayang"

Sapaan manis di seberang telepon tidak merubah raut wajah Jungkook, dia tetap measang wajah kesal yang ditekuk.

"Kenapa?" Jawabnya malas-malasan.

"Kenapa dengan suaramu? Sedang bosan? atau sedang kesal?"

Merasa kekasihnya mengetahui bagaimana suasana hatinya saat ini, "Aku baru saja mendapat komentar buruk" Adu Jungkook cemberut.

"Beraninya mereka melakukan hal itu pada kekasihku!" Pernyataan marah kekasihnya yang ditujukan pada pemberi komentar membuat Jungkook tersenyum, moodnya sedikit membaik. "Kau mau aku pergi ke tempatmu?"

"Call" Jawab Jungkook setuju.

Tak lama kemudian bel apartmentnya berbunyi, Jungkook kaget saat dia membuka pintu Taehyung sudah ada di depannya dengan membawa dua kantong kresek yang terisi penuh.

"Cepat sekali?" Ucapnya menggeser tubuh ke samping, agar kekasihnya dapat masuk ke dalam.

"Aku memang berniat ke sini" Ujarnya menaruh barang bawaanya diatas meja pantry, "lihat aku bawa cake untukmu" pria tampan itu membuka bungkus cake yang dia bawa.

"Woah" Jungkook antusias dan duduk di kursi pantry untuk mencicipi rasa cake yang dibawa kekasihnya.

"Kau menyukainya?"

"Yaa aku menyukainya, ini sangat enak" Jungkook menggoyang-goyangkan garpu ditangannya.

Taehyung tersenyum gemas melihat perilaku kekasihnya, dia mengelus rambut Jungkook lembut sedangkan yang dielus sibuk menikmati kudapannya.

•••

Desember 2022

Jungkook menggelengkan kepalanya, menyadarkan diri dari ingatan masa lalu. Wajahnya memaksakan senyuman lalu beranjak dari sofa dan memasuki ruang kerjanya.



Tbc

The Last Snow [kth•jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang